10 November 2007

PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN

Artikel ini diambil dari "ALKITAB PENUNTUN HIDUP BERKELIMPAHAN" penerbit Gandum Mas, halaman 1486, dengan perubahan seperlunya.




Kata Ibrani untuk persepuluhan adalah "ma'ser" secara harafiah berarti sepersepuluh bagian.

Di dalam hukum Allah, bangsa Israel diwajibkan untuk memberikan sepersepuluh dari ternak dan hasil tanah mereka, dan juga sepersepuluh dari penghasilan mereka, sebagai pengakuan bahwa Allah telah memberkati mereka.

Persepuluhan dimaksudkan terutama untuk biaya-biaya ibadah dan sokongan bagi para imam. Allah menganggap umat-Nya bertanggung-jawab untuk mengatur sumber-sumber penghasilan yang telah diberikan-Nya kepada mereka di tanah perjanjian itu.

Inti persembahan persepuluhan adalah bahwa Allah memiliki segala sesuatu. Manusia diciptakan-Nya, sehingga manusia berhutang untuk setiap tarikan nafasnya. Tidak ada seorangpun yang memiliki sesuatu tanpa terlebih dahulu menerima dari Allah.
Di dalam hukum-hukum mengenai persepuluhan, Allah hanya memerintahkan mereka untuk mengembalikan kepada-Nya apa yang pertama-tama telah diberikan-Nya kepada mereka.

Selain persepuluhan, bangsa Israel juga dituntut untuk memberikan banyak persembahan yang lain kepada Tuhan, terutama dalam bentuk sebagai korban.
Kitab Imamat menjelaskan berbagai bentuk korban: Korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan, korban penghapus dosa, dan korban penghapus salah.

Di samping persembahan-persembahan yang telah ditentukan, bangsa Israel dapat memberikan persembahan sukarela kepada Tuhan. Misalnya, persembahan untuk pembangunan Kemah Suci di Gunung Sinai, persembahan untuk perbaikan Bait Suci dan untuk keperluan para imam.

Banyak kali juga dalam Perjanjian Lama, umat Allah menahan untuk tidak mengembalikan persembahan persepuluhan dan tidak memberikan persembahan yang telah ditentukan. Akibatnya banyak orang mengalami kemunduran dalam keuangan mereka.
Hal yang sama terjadi dalam zaman nabi Maleakhi, dan sekali lagi Allah menghukum umat-Nya karena menolak untuk memberikan persepuluhan.


Contoh-contoh dalam PL tentang persepuluhan dan persembahan mengandung banyak prinsip penting mengenai penatalayanan keuangan yang berlaku bagi kita:

  1. Kita harus ingat bahwa segala milik kita adalah milik Tuhan, sehingga apa yang ada pada kita bukan milik kita sendiri, melainkan telah dipercayakan Tuhan kepada kita, kita tidak punya hak milik atas apa yang ada pada kita.
  2. Kita harus memutuskan dalam hati untuk melayani Allah saja, dan bukan melayani uang.
  3. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa semua bentuk keserakahan adalah penyembahan berhala.
  4. Persembahan kita haruslah untuk memperluas Kerajaan Allah, khususnya pekerjaan gereja lokal dan penyebaran Injil ke seluruh dunia, untuk membantu mereka yang kekurangan, untuk mengumpulkan harta di surga, dan untuk belajar takut akan Tuhan.
  5. Pemsembahan kita haruslah sesuai dengan penghasilan kita.
  6. Dalam PL persepuluhan jumlahnya sepersepuluh. Kurang dari itu artinya tidak taat kepada Allah, dan sebenarnya mencuri dari Allah.
  7. Persembahan kita haruslah dengan kemurahan hati dan dengan sukarela. Jangan ragu-ragu untuk memberi lebih dari kemampuan kita, karena itulah sikap Yesus waktu menyerahkan diri karena kita.
  8. Yang penting bagi Allah bukan nilai keuangan persembahan kita tetapi taraf pengorbanannya.
  9. Persembahan kita harus dengan sukacita.
  10. Allah berjanji untuk memberikan berkat bagi kita sesuai dengan bagaimana kita memberikan persembahan kepada-Nya.

hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID:
Kita bukan memberikan persepuluhan, tetapi mengembalikan persepuluhan. Karena persepuluhan adalah milik Tuhan.
Bahkan milik Tuhan bukan hanya yang 10% saja, tetapi 100% yang ada pada kita.
Pdt. Timotius Arifin





GOD (STILL) SAYING:
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Maleakhi 3:10

Tidak ada komentar: