29 November 2007

KITA TIDAK PERNAH MERASA LAPAR

Tulisan ini diambil dari buku "PEMBURU TUHAN" karangan Tommy Tenney, penerbit Immanuel, halaman 18-19, dengan perubahan seperlunya.




Masalah kita adalah kita tidak benar-benar merasa lapar akan Tuhan. Kita telah membiarkan hal-hal dalam alam nyata ini untuk memuaskan hidup kita dan untuk mengenyangkan rasa lapar kita.
Kita telah menghampiri Tuhan dari minggu ke minggu, dan dari tahun ke tahun, hanya untuk meminta Dia memenuhi ruang kosong yang sempit dalam kehidupan kita. Tuhan telah bosan menduduki "tempat kedua" di bawah hal-hal lainnya dalam kehidupan kita. Ia bahkan bosan menjadi yang kedua di bawah program-program gereja lokal dan di bawah kehidupan gereja!

Segala sesuatu yang baik, termasuk hal-hal yang dilakukan gereja lokal, dari memberi makan orang miskin, mengajar di sekolah minggu, dan lain-lain, harus mengalir dari hadirat Tuhan. Motifasi utama dari melakukan hal-hal yang baik itu seharusnya: "Kita melakukannya karena Tuhan, dan karena itu adalah hatinya."
Tetapi, jika kita tidak berhati-hati, kita dapat begitu terjebak dengan mengerjakan "hal-hal bagi Dia" sampai-sampai kita melupakan Dia.

Kita dapat terjebak dalam sikap yang "agamawi" sehingga kita tidak pernah jadi rohani, tidak peduli betapa banyaknya kita berdoa. (Maafkan saya telah mengatakan hal ini, tetapi kita dapat tersesat, bahkan tidak mengenal Allah, namun kita tetap memiliki kehidupan doa!)

Tidak peduli berapa banyak kita mengetahui Alkitab,
Tidak peduli apa yang kita ketahui tentang Allah,
Yang terpenting adalah: apakah kita mengenal-Nya?




Trim's Bapa, Engkau telah membuat segala sesuatu baru bagiku!
iwan

Tidak ada komentar: