31 Oktober 2007

MENDENGARKAN

Tulisan ini diambil dari buku "DOA PENJAGA" karangan Dutch Sheets, halaman 43-44, dengan sedikit perubahan.




Seorang Indian Amerika sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan bersama sahabatnya yang tinggal di New York City.
Tiba-tiba ia berkata: "Aku mendengar suara seekor jangkrik."
"Ah, kamu gila," sahut sahabatnya.
"Tidak, aku mendengar seekor jangkrik. Benar! Aku yakin aku mendengarnya."
"Ini tengah hari. Orang-orang sedang sibuk kian kemari, ada suara klakson mobil, lalu lintas sedang ramai. Aku yakin engkau tidak mendengarnya."
"Tapi aku yakin aku mendengarnya!"

Orang Indian Amerika ini mendengarkan dengan penuh perhatian, dan kemudian ia berjalan ke sudut, menyeberang jalan, dan menoleh di sekelilingnya.
Akhirnya di sudut itu dia menemukan tanaman dalam sebuah pot besar. Dia menyibak daunnya dan menemukan seekor jangkrik di bawahnya.
Sahabatnya tertegun melihatnya.
Tapi orang dari suku Cherokee itu berkata:
"Telingaku tidak berbeda dengan telingamu. Masalahnya hanya tergantung dari apa yang sedang engkau dengarkan. Mari kutunjukkan sesuatu kepadamu."
Dia mengambil segenggam uang logam dari sakunya lalu menjatuhkannya di lantai. Seketika itu pula setiap orang di sekitar itu berpaling.
"Kamu lihat apa yang aku maksudkan?" katanya sambil mengumpulkan kembali uang logamnya, "Semuanya tergantung pada apa yang sedang engkau dengarkan."


Demikian pula dengan Allah. Bukan Allah jarang berbicara. Kita tidak mendengar-Nya karena kita jarang mendengarkan dan kita tidak melatih diri kita untuk mendengar suara-Nya....

Apa yang sedang kau dengarkan???


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan





PEOPLE SAID
Seringkali kita sedemikian sibuk berbicara sendiri sehingga kita tidak mungkin mendengarkan Dia.
Beth Alves: "BECOMING A PRAYER WARRIOR"
Ditulis dalam buku "DOA PENJAGA" karangan Dutch Sheets, hal. 44



GOD (STILL) SAYING
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-KU dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku
Yohanes 10:27

30 Oktober 2007

MASA TRANSISI

Tulisan ini diinspirasikan oleh sebuah warta jemaat yang pernah saya baca dan oleh sebuah kothbah yang pernah saya dengar.



Masa transisi (peralihan) seringkali menakutkan, masa yang sulit, dan tidak jarang membuat kita stress. Berhenti dari pekerjaan, masa persiapan pensiun, mengalami sakit penyakit, bahkan persiapan pernikahan, atau bahkan persiapan kelahiran anak, perubahan-perubahan ini bisa membuat kita stress. Itulah sebabnya, manusia seringkali menolak perubahan. Jangan lagi perubahan ke arah yang lebih jelek, perubahan ke arah yang lebih baik pun seringkali kita tolak. Mengapa? Ya supaya tidak takut dan tidak stress.

Apa benar ada manusia yang menolak perubahan ke arah yang lebih baik? Ada! Sebagai contoh, saya pernah dengar cerita tentang seorang pematung di Bali. Beliau sangat terkenal. Hasil pahatan beliau bernilai tinggi dan dikoleksi oleh orang-orang kaya.
Suatu kali ada seorang kaya yang ingin mengundang sang pematung ini untuk melihat bagian rumah yang rencananya akan diisi dengan hasil karyanya. Si orang kaya mengirim mobil mercy-nya untuk menjemput sang pematung. Tetapi ternyata sang pematung tidak mau pergi naik mobil mercy itu. Ia hanya minta alamat dari rumah yang akan dikunjungi dan meminta sopir mercy untuk pulang, dengan janji ia akan menyusul.
Setelah sang sopir pergi, bapak pematung juga segera bersiap-siap untuk berangkat. setelah mandi dan ganti baju, beliau lalu berdiri di tepi jalan untuk menunggu mikrolet. Mungkin dengan naik mikrolet beliau merasa lebih bebas. Nah.....

Cerita yang lain. Dalam menanti kelahiran anaknya, ada keluarga yang berpikir, bagaimana nanti caranya membagi waktu antara mengasuh anak dan bekerja. Bagaimana kalau si anak malamnya tidak mau tidur, sehingga harus begadang, dan paginya ngantuk di kantor. Bagaimana kalau sang bayi tidak mau minum asi dan tidak ada budget untuk beli susu bayi. Bagaimana kalau bayinya cacat. Bagaimana kalau...., bagaimana kalau..... Ada banyak ketakutan.

Kembali ke masa transisi.
Kitab suci mempunyai tuntunan apabila kita sedang mengalami masa transisi ini. Tentunya kita yakin bahwa dengan tuntunan Tuhan maka kita tidak perlu takut, tidak perlu stress, dan hasil akhirnya dijamin oke.

Tuntunan kitab suci itu kita dapatkan di 2 Raja-Raja pasal 2. Perikopnya mengenai Nabi Elia diangkat ke sorga. Yang mengalami masa transisi adalah Nabi Elisa.
Nabi Elisa adalah anak rohani dari Nabi Elia. Nabi Elisa tahu bahwa sebentar lagi Nabi Elia akan diangkat ke sorga. Nabi Elisa tahu bahwa pasti akan ada perubahan nantinya setelah Nabi Elia diangkat ke sorga. Dan ini mungkin membuat ia takut. Tapi, mari kita lihat apa yang dilakukannya dalam menghadapi masa transisi ini.

NABI ELISA MEMPUNYAI TUJUAN YANG PASTI
Tujuannya adalah meminta / memohon dua bagian roh Elia.
(Nabi Elisa memohon kadar roh kenabian yang lebih besar kepada ayah rohaninya untuk dapat meneruskan pelayanan kenabian nabi Elia).

SETIA / KONSISTEN DALAM PERBUATAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN
Beberapa kali Nabi Elia menguji Nabi Elisa dengan memintanya untuk berhenti mengikutinya, tapi Nabi Elisa terus menolak permintaan itu. Nabi Elisa tahu, bahwa kalau dia berhenti mengikuti Nabi Elia, maka dia tidak akan pernah mendapatkan keinginannya.

TIDAK TERPENGARUH TINDAKAN ORANG LAIN
Banyak teman-temannya yang juga tahu bahwa Nabi Elia akan diangkat ke sorga, tetapi mereka hanya berdiri memandang dari jauh. Nabi Elisa terus berjalan mengikuti Nabi Elia.

TEKUN DAN MEMUSATKAN PERHATIAN
Setelah Nabi Elia berkata bahwa dia akan mendapatkan apa yang dia minta kalau dia melihat nabi Elia terangkat ke sorga, pasti pandangan Nabi Elisa tidak pernah lepas dari Nabi Elia. Dan benar dia melihat kereta berapi dan kuda berapi mengangkat Nabi Elia.

MELUPAKAN APA YANG TELAH LALU
Nabi Elisa mengoyakkan pakaiannya sebagai lambang tindakan melupakan apa yang telah lalu. Dia tidak mau menengok ke masa lalu. Dia mulai memakai jubah Nabi Elia.

BERTINDAK DENGAN IMAN
Dengan penuh iman, Nabi Elisa memukulkan jubah Nabi Elia ke air sungai Yordan, dan air itu terbelah.
Dengan kejadian itu Nabi Elisa juga memperoleh pengakuan dari nabi-nabi yang lain bahwa ia adalah penerus pelayanan Nabi Elia.



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID
Saya berhasil seperti sekarang ini karena kerja keras, berusaha sekuat tenaga, dan karena berkat Tuhan. Dari ketiga faktor di atas, berkat Tuhanlah yang paling menentukan.
Seorang pengusaha sukses tingkat dunia (maaf, saya lupa namanya)



GOD (STILL) SAYING
Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari
Amsal 4:18

29 Oktober 2007

HUKUM DOSA

Tulisan ini terinspirasi dari kothbah Pdt. Thomas Tanudarma - Singaraja, Bali.




"Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut"
Roma 8:2


Karena kita tidak memahami apa itu hukum dosa, seringkali kita melanggar hukum itu dan kita sampai pada keadaan yang benar-benar menyedihkan, yang mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Hukum dosa (dan hukum maut) adalah kuasa dosa yang mengikat sehingga memperbudak manusia.
Sifat dari hukum dosa ini seperti bola salju yang menggelinding dari puncak gunung. Bola salju itu makin lama makin besar karena ketika ia menggelinding, ia juga menarik salju yang lain sehingga menempel dan memperbesar bentuknya.
Demikian juga hukum dosa, apabila ada dosa yang tidak cepat diselesaikan, maka ia akan memperbudak kita untuk melakukan dosa-dosa yang lain.

Salah satu contoh dalam Alkitab adalah mengenai raja Daud, dalam 2 Samuel pasal 11.
Ketika Daud melihat Batsyeba sedang mandi (ini juga dosa lho!), dan dia tidak cepat sadar, maka dalam pikirannya mulai berkecamuk pikiran-pikiran dosa yang lain. Ia mulai mencari-tahu tentang Batsyeba, lalu memperintahkan orang untuk mengambil perempuan itu (dosa makin besar), lalu tidur dengannya (makin besar lagi), lalu merencanakan pembunuhan kepada Uria, suami Batsyeba (lagi-lagi makin besar).
Dosa-dosa itu mengantarkan Daud pada keadaan yang menyedihkan. Bahkan bukan hanya bagi dia saja, melainkan bagi anak cucunya!

Itu contoh dari Kitab Suci. Mau contoh dari kehidupan sehari-hari?
Ingat ketika kita mulai berbohong mengenai suatu hal? Bukankah seringkali kita harus membuat kebohongan lain untuk menutupi kebohongan pertama? Bahkan mungkin untuk selanjutnya kita harus membuat kebohongan-kebohongan lain hanya untuk menutupi kebohongan yang sebelumnya. Dan seringkali kebohongan yang terakhir lebih berat kadarnya dari kebohongan yang sebelumnya....

Contoh yang lain lagi.
Karena hubungan yang kebablasan seseorang bisa menjadi pembunuh calon manusia. Bahkan mungkin bukan hanya satu orang saja yang jadi pembunuh, tapi mungkin dua orang, atau mungkin satu keluarga besar bisa jadi pembunuh, karena seluruh keluarga besar itu ikut urun rembuk dalam perencanaan pembunuhan itu. Anda pasti tahu maksud saya.....

Setelah kita mengerti sifat dari hukum dosa ini yang seperti bola salju, mari kita tidak lagi meremehkan pelanggaran-pelanggaran yang menurut kita "kan hanya dosa kecil, jadi tidak apa-apa untuk dilakukan".
Ingat, dosa yang menurut kita "kecil" itu mampu memanggil teman-temannya untuk bergabung, sehingga tanpa sadar kita telah diperbudak olehnya, dan kita sampai pada keadaan yang benar-benar menyedihkan.

Sudah terlanjur termakan kuasa dosa, walaupun "sekecil" apapun? Bertobatlah!!!
(Saya ingat pernah menulis artikel mengenai PERTOBATAN di blog ini, coba cari, siapa tahu bisa jadi berkat).



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID
Kita suka sekali berayun-ayun di beranda Iblis. Suatu kali ketika jangkauan tangan Iblis (yang sedang dirantai) memanjang, tanpa ampun kita akan ditangkapnya.
Tommy Tenney, (tapi saya lupa judul bukunya, maaf ya)




GOD (STILL) SAYING
Sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Yesus Kristus, Tuhan kita
Roma 6:23

26 Oktober 2007

UJIAN

Tulisan ini diambil dari buku "SUNGAI ALLAH" karangan Dutch Sheets, halaman 73, dengan sedikit perubahan.




Banyak orang merasakan bahwa berdiri di sungai Allah adalah sesuatu yang terlalu sulit, bahkan di mana airnya hanya setinggi pergelangan kaki mereka. Kaki mereka terpukul oleh berkat-berkat dan karunia-karunia yang dilepaskan pada kedalaman ini.

Tanpa cukup karakter dan hikmat untuk membuat mereka bertahan, mereka akan jatuh pada ekstrim-ekstrim tertentu, kesombongan, kebanggaan, atau dosa-dosa yang lain. Seperti nabi Bileam ( baca Bilangan 22:5 dst. ), yang membiarkan dirinya dicobai oleh uang, kita juga memiliki resiko yang sama. Beberapa mukjizat terjadi, atau mungkin ada banyak orang diselamatkan, dan sering kali kita memikirkan suatu cara untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang menguntungkan.

Pada setiap tingkat, Allah menguji kita untuk melihat apakah kita dapat mempertanggung-jawabkan apa yang telah diberikan-Nya kepada kita sebelum Ia mempercayakan tingkat yang lain kepada kita.

Pikirkan sejenak tentang spon yang jenuh dengan air.
Jika kita menekannya dengan jari kita, walaupun hanya dengan sedikit tenaga, maka air akan keluar ke atas meja. Dengan segera kita akan tahu apa yang memenuhi rongga-rongga spon itu.
Hal yang sama juga berlaku bagi kita. Kita dapat segera menunjukkan apa yang memenuhi diri kita melalui apa yang keluar dari dalam diri kita jika kita berada di bawah tekanan.

Dan seringkali tekanan itu berupa sebuah kesuksesan kecil....



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID
Kita dapat segera menunjukkan apa yang memenuhi diri kita melalui apa yang keluar dari dalam diri kita jika kita berada di bawah tekanan.
Dutch Sheets, "SUNGAI ALLAH", hal. 73




GOD SAYING
Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah ( atas orang-orang durhaka ).
Kolose 3:5-6

SALIB PENUNJUK ARAH

Tulisan ini diambil dari buku "SUNGAI ALLAH" karangan Dutch Sheets, halaman 41, dengan sedikit perubahan.




Salah satu penunjuk mata angin di London adalah Charing Cross. Penunjuk mata angin ini terletak di pusat kota dan berfungsi sebagai penunjuk arah bagi mereka yang dibingungkan oleh jalan-jalan kota.

Seorang gadis kecil tersesat di kota tersebut. Seorang polisi menemukannya. Sambil menangis, sang gadis yang tersesat ini menjelaskan bahwa ia tidak tahu jalan pulang.

Polisi bertanya apakah ia tahu alamat rumahnya.
Gadis kecil itu tidak tahu.
Polisi menanyakan nomor telepon rumahnya.
Gadis kecil itu juga tidak tahu.

Ketika polisi menanyakan apa yang diketahuinya, tiba-tiba wajahnya bersinar:
"Aku tahu Salib itu," katanya, "tunjukkan padaku Salib itu dan dari sana aku dapat menemukan jalan pulang ke rumah."


Kayu Salib telah menuntun kita pulang selama 2.000 tahun....


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID
Kekristenan lebih dari sekedar sebuah cara yang lebih baik dalam menjalani hidup, atau sebuah pengajaran yang lebih akurat tentang Allah.
Kekristenan yang sejati berarti suatu hubungan dengan Allah; yaitu menjadi bait Roh Kudus.
Dutch Sheets, "SUNGAI ALLAH", penerbit Immanuel, hal. 20



GOD SAYING
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.
Matius 11:28-30

24 Oktober 2007

KEKUATAN SUDUT PANDANG

Tulisan ini diambil dari buku GOD'S EYE VIEW karangan Tommy Tenney, halaman 101 - 105, dengan sedikit perubahan.




Putri bungsu saya berumur sekitar 4 tahunan ketika ia pertama kali menemukan prinsip sudut pandang. Ketika itu ia sedang duduk si kursi dekat jendela dalam sebuah pesawat terbang. Penemuannya itu juga menghasilkan pernyataan yang sama pentingnya dalam diri saya.

Saya tidak akan pernah melupakan wajah kecilnya saat pesawat mulai meluncur di landasan. Ia mengintip keluar jendela di sebelahnya saat pesawat lepas landas, dan sesuatu terjadi saat pesawat telah meninggalkan landasan.

Pandangannya beralih dari jendela pesawat ke dalam ruang penumpang yang saat itu penuh sesak, dan kemudian balik memandang keluar jendela lagi. Tingkah lakunya menunjukkan keheranan yang sangat besar.

Ia memandang saya dengan keheranan dan berkata :
"Lihat, ayah, lihat!"
"Ada apa, sayang?"
Ia memandang saya dengan mata terbelalak dan menunjuk dengan bersemangat ke arah jendela pesawat sambil berkata:
"Orang-orang kecil, mobil-mobil kecil, rumah-rumah kecil!"

Dari sudut pandang kedewasaan dan kebijaksanaan saya yang lebih dewasa, saya menjelaskan kepadanya:
"Oh, bukan sayang, itu bukan orang-orang kecil. Ukuran mereka normal. Itu juga bukan mobil-mobil kecil, besarnya juga normal. Kita sedang berada di tempat yang begitu tinggi, sehingga apa saja yang ada di bawah kita kelihatan kecil."
"Tidak, ayah," katanya, "Aku melihatnya. Orang-orang kecil, mobil-mobil kecil, rumah-rumah yang sangat kecil."

Saya berusaha menjelaskan konsep sudut pandang kepadanya, tetapi ia menolak untuk menerimanya. Ia masih terlalu muda untuk mengerti kekuatan sudut pandang, dan ia terus bersikeras bahwa benda-benda yang dilihatnya di luar jendela memang berukuran kecil. Saya kira dari pandangan jendela pesawat memang demikian. Ketika kita terbang tinggi, apapun yang ada di bawah kita kelihatan lebih kecil, dan apapun yang kita dekati kelihatan lebih besar.

Hal tersebut juga berlaku dalam kehidupan rohani. Penyembahan adalah persamaan rohani dari kuasa pembesaran. Penyembahan seperti angin yang menerbangkan sayap-sayap kita dan mengangkat kita mengatasi alam duniawi. Pada saat itu kita menyembahTuhan, kita berada "di dalam Dia", kita duduk bersama-Nya di tempat yang tinggi, dan melihat ke bawah pada masalah-masalah yang sekarang kelihatan kecil.

Jika kita menyembah Tuhan, sudut pandang kita berubah. Mungkin kita pernah masuk dalam ibadah penyembahan dengan dibebani oleh banyak masalah dan kekhawatiran. Apa yang terjadi ketika dalam ibadah itu kita benar-benar merasakan bahwa kita berjumpa dengan Allah? Saat kita berjalan keluar setelah ibadah, masalah-masalah yang sama masih ada, tetapi semuanya tidak terlalu membebani lagi. Mengapa? Karena penyembahan mengangkat kita dan mengubah sudut pandang kita.

Penyembahan mengangkat kita lebih tinggi dari pada masalah-masalah yang ada, sehingga kita bisa melihat ke bawah pada masalah-masalah itu dan berkata kepada Tuhan:
"Lihat, Bapa, lihat! Masalah-masalah kecil, setan-setan kecil, situasi-situasi kecil.... "


hanya karena kasih-Nya,
iwan




PEOPLE SAID
Mungkin masalah-masalah kita kelihatan begitu besar karena ketinggian kita yang terlalu rendah.
Tommy Tenney, GOD'S EYE VIEW, penerbit Immanuel, hal. 105



GOD SAYING
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Yesaya 40:31