06 November 2007

EMAS

Tulisan ini saya ambil dari buku "HATI YANG BERKOBAR" karangan John Bevere, penerbit Immanuel, halaman 121-126, dengan perubahan seperlunya.




Karena Allah membandingkan pemurnian tubuh Kristus dengan pemurnian emas dan perak, maka perlu bagi kita untuk mengetahui bagaimana sifat-sifat emas murni dan bagaimana seorang ahli emas pemurnian emas.

Sifat-sifat emas murni adalah:
  • Lunak, lentur, mudah dibentuk
  • Tahan karat
  • Bening
Dalam bentuknya yang paling murni (24 karat / logam mulia), emas mempunyai sifat lunak, lentur, dan mudah dibentuk. Bila emas dicampur dengan logam-logam lain (bukan lagi 24 karat), maka emas tersebut menjadi lebih keras, dan kurang lentur.
Semakin tinggi prosentase campurannya, semakin keras pula emas itu, dan semakin sukar untuk dibentuk.

Demikian pula dengan kita. Suatu hati yang murni di hadapan Allah adalah hati yang lunak, lembut, dan mudah dibentuk. Dosa, yang adalah ketidak-taatan kepada cara-cara atau otoritas Allah, adalah zat tambahan yang akan mengubah hati kita menjadi keras dan sukar dibentuk. Semakin bertumpuk dosa, semakin keras pula hati kita.
Kekerasan hati ini akan menghalangi kemampuan kita untuk mendengar Allah, sehingga kita akan menjadi orang yang suam-suam, yang selalu menyenangkan diri dengan dunia sambil berharap untuk menerima surga juga. Jika demikian halnya, maka kita tertipu (Allah akan memuntahkan semua yang suam-suam, Wahyu 3:16).

Sifat lain dari emas adalah ketahanannya terhadap karat. Walaupun logam lain memudar karena perubahan di alam sekitarnya, tetapi perubahan itu tidak akan memudarkan emas murni.
Zat-zat campuran akan melemahkan sifat tahan karat ini. Semakin tinggi kadar campurannya, semakin rentan emas itu terhadap karat dan perubahan.
Saat ini gereja juga telah tercampur dengan sistim dunia, yang menyebabkan gereja memudar. Kita selalu mengejar nafsu jasmaniah (yang kita sebut sebagai berkat Allah), sehingga kita menjadi tidak peka akan suara Allah, dan kita semakin tidak menyadari kebutuhan akan kekudusan.

Lalu, bagaimana cara tukang emas memurnikan emas?
Dalam proses pemurnian, emas akan dicampur dengan suatu zat yang dinamakan "flux", kemudian dipanaskan di atas api sampai mencair. Zat-zat campuran dan kotoran-kotoran akan ditarik oleh flux tersebut, dan akan muncul ke permukaan, sedangkan emas murni akan berada di bagian bawah ( karena emas lebih berat dari zat-zat campurannya). Zat-zat campuran dan kotoran-kotoran ini lalu dipisahkan dari emas murninya.

Kita dimurnikan juga dengan cara dipanaskan, bukan dengan api fisik, tetapi dengan api Allah, yaitu pencobaan dan penderitaan. Ketika Allah mengijinkan pencobaan dan penderitaan menimpa kita, maka akan muncullah hal-hal yang tersembunyi dalam hati kita, yang bahkan kadang-kadang kita sendiri tidak mengetahui bahwa itu ada dalam hati kita! Ingat tulisan beberapa waktu yang lalu tentang spon yang jenuh dengan air lalu ditekan?

Namun demikian, apakah proses pemurnian diri kita akan berhasil atau tidak, itu sepenuhnya tergantung dari tanggapan yang kita berikan pada waktu pencobaan dan penderitaan itu kita alami. Bila setelah dosa dan kesalahan kita dinyatakan oleh Tuhan dan lalu kita menanggapinya dengan ketaatan dan kerendahan hati, maka proses pemurnian itu akan berhasil. Tetapi sebaliknya, bila kita tidak mau membuang dosa-dosa dan kesalahan yang telah dinyatakan itu (karena kita masih menginginkannya), maka proses pemurnian itu tidak berhasil, dan mungkin akan diulang dan diulang dan diulang lagi. (Apakah karena hal ini maka ada orang-orang yang terus-menerus masuk dalam pencobaan dan penderitaan yang sama dalam waktu yang lama?).

Setelah dimurnikan, maka emas itu akan menjadi bening seperti kaca. Tukang emas akan tahu bahwa semua kotoran dan campuran telah dipisahkan ketika ia dapat bercermin pada emas itu.
Demikian pula dengan kita. Setelah dimurnikan maka kita juga akan menjadi bening seperti kaca, sehingga orang-orang di sekeliling kita dapat melihat "isi" kita, yaitu Tuhan yang diam di dalam kita.


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan





PEOPLE SAID:
Sebuah botol yang bening tidak memuliakan dirinya sendiri, melainkan memuliakan isinya.
Semakin murni kita, semakin jelas dunia bisa melihat Yesus di dalam kita.
John Bevere: "HATI YANG BERKOBAR" halaman 126





GOD (STILL) SAYING:
Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.
2 Timotius 2:19b

Tidak ada komentar: