04 Desember 2007

MENANGKAP TUHAN

Tulisan ini diambil dari buku "PEMBURU TUHAN" karangan Tommy Tenney, penerbit Immanuel, halaman 5, dengan perubahan seperlunya.




Menangkap Tuhan!
Bukankah itu suatu ungkapan yang menarik? Menangkap-Nya!
Sebenarnya itu merupakan ungkapan yang mustahil. Menangkap Tuhan jauh lebih sukar daripada timur menangkap barat; jarak mereka terlalu jauh untuk dipindahkan satu dengan yang lainnya.

Hal itu sama dengan ketika saya bermain kejar-kejaran dengan anak perempuan saya. Seringkali ketika ia pulang sekolah, sepanjang hari kami bermain permainan kecil ini, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian besar bapak dan anaknya di seluruh dunia.
Pada saat anak saya mengejar dan berusaha menangkap saya, sekalipun dengan gerakan yang diperlambat, saya benar-benar tidak perlu lari untuk menghindar. Saya hanya perlu mengelak dengan trampil, dan ia bahkan tidak dapat menyentuh saya, karena anak berumur 6 tahun belum bisa menangkap orang tua.
Namun sebenarnya itu bukanlah tujuan dari permaianan ini, sebab beberapa menit kemudian, ia tertawa sambil berkata, " Ah, ayah," dan pada saat itulah ia menangkap hati saya. Ia telah menangkap hati saya, dan bukan tubuh saya. Kemudian saya akan berbalik mengejarnya, menangkapnya, dan kami berguling-guling di rumput. Si pengejar menjadi yang dikejar.

Oleh karena itu, dapatkah kita menangkap Tuhan?
Sebenarnya tidak dapat. Tetapi kita dapat menangkap hati-Nya. Raja Daud telah melakukannya!
Dan jika kita berhasil menangkap hati-Nya, maka Ia berbalik dan mengejar kita. Itulah keindahan seorang pemburu Tuhan. Kita sedang mengejar sesuatu yang mustahil, tetapi kita tahu bahwa hal itu tidak mustahil.

Sang pengejar menjadi yang dikejar.....



Thanks Lord for You've done for me,
iwan

03 Desember 2007

SENYUM

Beberapa hari ini aku agak jengkel dengan anak pertamaku, Atika. Penyebabnya karena kelihatannya dia kalau disuruh ini itu koq kelihatan lamban sekali dan bersungut-sungut, tidak semangat. Mungkin itu karena dia saat ini terlalu banyak belajar dalam rangka menjalani test tengah semesternya yang berturut-turut selama 2 minggu.

Puncaknya tadi siang, aku agak marah karena sungut-sungut dan lambannya. Capai kerja dan merasa tidak ada rasa simpati, maka melayanglah sebuah tendangan. Aku tendang dia. Tapi itu tendangan yang nggak menyakitkan lho, cuma tendangan pura-pura di pantat. Tapi lalu aku lihat ada air mata di sudut matanya. Aku jadi menyesal...

Apa nilai rohaninya? Kelihatannya tidak rohani sama sekali.
Ada! Karena setelah itu ada suara dalam hati nuraniku. Pelan tapi terdengar jelas.
"Apakah Aku juga tidak berhak atas senyummu? Bukankah Aku juga telah berbuat yang terbaik bagimu? Mengapa sungut-sungut dan lamban tidak bergairah yang seringkali Aku dapatkan?"
Nah...
Aku jadi ingat kalau aku seringkali bersungut-sungut juga dalam menjalani hidup ini. Seringkali masalah kecil saja telah mengambil pergi senyumku. Seringkali aku mengeluh tentang ini itu. Seringkali aku ngomel....

Padahal penggalan doaku tadi pagi masih aku ingat dengan jelas, "Bapa, biarlah aku dapat melihat situasiku seperti Engkau melihatnya. Biarlah aku dapat melihat grand design-Mu dalam hidupku ini. Dalam pandanganku saat-saat ini mungkin adalah saat yang paling tidak mengenakkan. Tapi aku tahu bahwa kalau Kau ijinkan aku berada dalam keadaan ini, maka Kau punya rencana yang baik bagiku."

Dan malam ini, ketika aku menulis blog ini, suara yang sama terdengar lagi....
"Berbahagialah orang yang tidak melihat tapi percaya. Hiduplah bukan karena melihat, bukan karena merasakan, tapi karena iman kepada-Ku. Percayalah, rancangan-Ku adalah rancangan yang terbaik bagimu."

Aku juga masih ingat pagi tadi aku juga menggemakan lagi mazmur Daud:
"Engkau adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Engkau membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Engkau menyegarkan jiwaku. Engkau menuntunku di jalan yang benar.
Engkau menyediakan makananku di hadapan lawanku. Sekalipun aku berjalan lewat jalan yang kelam, aku tidak takut bahaya, karena tongkat-Mu dan gada-Mu itulah yang memimpin aku."


Bapa, terima kasih Engkau telah memberi pelajaran lewat anakku. Ampuni aku untuk sungut-sungut dan lamban tak bergairahku. Aku akan berusaha untuk lebih banyak tersenyum dalam hidupku. Aku percaya Kau akan memberi kekuatan yang baru bagiku dan juga kesegaran yang baru bagi tubuh, jiwa, dan rohku.
Bapa, Engkau layak, bahkan amat sangat layak menerima banyak senyumku!




Terima kasih Bapa, Kau telah buat segala sesuatu jadi baru bagiku,
iwan

30 November 2007

LIMA ROTI DAN DUA IKAN

Tulisan ini diambil dari buku "KEHIDUPAN YANG BERHASIL" karangan Paul Yonggi Cho, penerbit Gandum Mas, halaman 183-184, dengan perubahan seperlunya.




Saya mengajak saudara agar jangan hidup dalam alam matematika, tetapi hiduplah oleh iman.
Ketika Yesus berkothbah di padang gurun, lima ribu orang pria beserta banyak perempuan dan anak-anak mendengarkan Dia sepanjang hari. Karena menyadari orang banyak itu lapar, Kristus memanggil murid-murid-Nya dan memberi perintah: "Berilah mereka makan!".
Itulah Firman ciptaan ( Firman yang menciptakan sesuatu).

Filipus yang cenderung terlalu matematika segera mengadakan peninjauan, dan akhirnya datang kepada Yesus dengan laporan yang sangat terinci secara matematika:
"Yesus, Engkau menyuruh kami memberi makan orang banyak ini. Sekarang hari telah malam dan kami tidak bisa membeli makanan. Dan seandainya ada makanan untuk dibeli, kami membutuhkan paling tidak 200 Dinar, dan kami tidak mempunyai uang sebanyak itu."
Laporan Filipus ini lengkap, tepat dalam setiap hal, dan terinci dengan perhitungan matematika yang semestinya.

Tetapi Andreas keluar dengan iman dan menemukan lima roti dan dua ekor ikan kecil, membawanya kepada Yesus dengan iman dan penglihatan, serta berkata:
"Yesus, saya menemukan lima roti dan dua ikan ini. Makanan ini sedikit saja, tetapi bila Tuhan memberkatinya, kami tahu kami akan dapat memberi makan orang banyak ini."
Dan akhirnya, orang banyak itu mendapat makanan.


THINK BIG, START SMALL, ACT NOW!
(Apa yang aku usahakan cuma kecil-kecilan, tapi bila Kau memberkatinya, aku tahu ini akan menjadi saluran berkat yang besar bagiku)


Thank's Lord, Kau buat segala sesuatu baru bagiku!
iwan

29 November 2007

KITA TIDAK PERNAH MERASA LAPAR

Tulisan ini diambil dari buku "PEMBURU TUHAN" karangan Tommy Tenney, penerbit Immanuel, halaman 18-19, dengan perubahan seperlunya.




Masalah kita adalah kita tidak benar-benar merasa lapar akan Tuhan. Kita telah membiarkan hal-hal dalam alam nyata ini untuk memuaskan hidup kita dan untuk mengenyangkan rasa lapar kita.
Kita telah menghampiri Tuhan dari minggu ke minggu, dan dari tahun ke tahun, hanya untuk meminta Dia memenuhi ruang kosong yang sempit dalam kehidupan kita. Tuhan telah bosan menduduki "tempat kedua" di bawah hal-hal lainnya dalam kehidupan kita. Ia bahkan bosan menjadi yang kedua di bawah program-program gereja lokal dan di bawah kehidupan gereja!

Segala sesuatu yang baik, termasuk hal-hal yang dilakukan gereja lokal, dari memberi makan orang miskin, mengajar di sekolah minggu, dan lain-lain, harus mengalir dari hadirat Tuhan. Motifasi utama dari melakukan hal-hal yang baik itu seharusnya: "Kita melakukannya karena Tuhan, dan karena itu adalah hatinya."
Tetapi, jika kita tidak berhati-hati, kita dapat begitu terjebak dengan mengerjakan "hal-hal bagi Dia" sampai-sampai kita melupakan Dia.

Kita dapat terjebak dalam sikap yang "agamawi" sehingga kita tidak pernah jadi rohani, tidak peduli betapa banyaknya kita berdoa. (Maafkan saya telah mengatakan hal ini, tetapi kita dapat tersesat, bahkan tidak mengenal Allah, namun kita tetap memiliki kehidupan doa!)

Tidak peduli berapa banyak kita mengetahui Alkitab,
Tidak peduli apa yang kita ketahui tentang Allah,
Yang terpenting adalah: apakah kita mengenal-Nya?




Trim's Bapa, Engkau telah membuat segala sesuatu baru bagiku!
iwan

28 November 2007

DITUNTUN OLEH MATA TUHAN

Tulisan ini diambil dari buku "PEMBURU TUHAN" karangan Tommy Tenney, penerbit Immanuel, halaman 44-45, dengan perubahan seperlunya.



Terlalu sering umat Tuhan hanya dipimpin oleh Firman yang tertulis atau perkataan perbuatan. Alkitab berkata bahwa Tuhan ingin agar kita bergerak melampaui hal itu ke suatu tempat yang ditandai oleh sikap kelembutan hati terhadap Dia dan suatu kedewasaan yang mengijinkan Dia "menuntun kita dengan matanya" (Mazmur 32:8-9).

Dalam rumah seperti itulah saya dibesarkan. Ayah atau ibu saya hanya cukup memandang saya, dan itu sudah cukup ampuh. Jika saya mulai menyimpang ke jalan kebodohan bagi seorang anak kecil, ayah ibu saya tidak perlu menegur saya secara lisan. Hanya dengan sorot matanya saja sudah cukup untuk memberikan tuntunan yang saya perlukan.

Apakah kita masih perlu mendengar suara Tuhan yang seperti halilintar? Atau, apakah kita masih perlu suatu perkataan nubuatan yang jelas untuk meluruskan perbuatan kita?
Atau mampukah kita membaca isi hati Allah yang terpancar dari wajah-Nya?
Apakah kita cukup lembut sehingga mata-Nya dapat menuntun dan menempelak hati kita yang berdosa?
Ketika Dia melihat jalan kita, apakah kita dengan cepat mengatakan, "Oh, seharusnya saya tidak melakukan hal itu. Atau, seharusnya saya tidak pergi ke sana. Atau, seharusnya saya tidak mengatakannya. Karena itu akan mendukakan Bapaku"?
Pandangan mata Yesus menempelak Petrus, dan melalui kokokan ayam dia menangisi jalan-jalannya.

Tuhan ada di mana-mana, tetapi Dia tidak memalingkan wajah-Nya dan rahmat-Nya ke segala tempat. Itu sebabnya kenapa Dia mengatakan kepada kita untuk mencari wajah-Nya.
Benar, Tuhan hadir dalam ibadah-ibadah kita, tapi sudah berapa lama rasa lapar kita menyebabkan kita merangkak ke pangkuan-Nya dan seperti anak kecil, menjangkau wajah-Nya dan memalingkannya kepada kita?
Tuhan menginginkan hubungan yang intim. Wajah-Nya harus menjadi pusat perhatian kita.

Bangsa Israel merujuk pada manifestasi hadirat Tuhan dengan apa yang disebut Shekinah kemuliaan Tuhan.
Ketika Daud ingin memindahkan Tabut Perjanjian kembali ke Yerusalem, dia tidak tertarik dengan kotak penutup emas dan barang-barang yang ada di dalamnya. Daud tertarik pada nyala api biru yang berkobar di antara sayap kerubim di atas tabut itu, karena ada sesuatu mengenai nyala api itu, yang menegaskan bahwa Tuhan hadir.
Dan kemanapun kemuliaan atau pernyataan hadirat Tuhan berada, maka akan ada kemenangan, dan kuasa, dan berkat.
Keintiman dengan Tuhan akan membawa "berkat", tetapi mengejar "berkat" tidak selalu membawa kita kepada keintiman.


thanks God, Engkau membuat segala sesuatu jadi baru,
iwan

26 November 2007

DATANGLAH DAN MINUMLAH!

Tulisan ini diambil dari buku "SUNGAI ALLAH" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 63-65, dengan perubahan seperlunya.



Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
Yohanes 7:37-38


Dalam bahasa aslinya, kata "datang"dan "minum" adalah kata kerja dalam bentuk perintah masa kini. Ini berarti bahwa kedua kata itu menunjukkan perintah - bukan undangan - dan melibatkan tindakan yang terus menerus dan berulang. Kristus sedang memberi perintah: "Datanglah terus dan minumlah terus!"

Begitu seringnya kita mencoba untuk hidup dari manna (pewahyuan) masa lalu. Namun seperti bangsa Israel di padang gurun, kita juga harus memiliki "manna sehari-hari" dan kita harus meminum "minuman sehari-hari".

Inilah juga yang dimaksud oleh Efesus 5:18, "Hendaklah kamu penuh dengan Roh."
Sekali lagi, bentuk kalimatnya adalah kalimat perintah masa kini. Allah sedang memerintahkan kita untuk secara terus-menerus dipenuhi oleh Roh Kudus.

Ketika ditanya mengapa ia harus terus dipenuhi dan dipenuhi kembali dengan Roh Kudus, Dwight Moody berkata: "Itu sangat sederhana, saya bocor!"
Kita semua juga bocor....
Itulah sebabnya mengapa kita harus minum terus-menerus agar kita tetap terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus.

Allah ingin kita terus menerus datang, terus menerus minum, dan terus menerus dipenuhi, supaya dalam hati kita terus menerus mengalir aliran-aliran air hidup itu.

Dalam kehidupan kita, kita membutuhkan aliran yang terus-menerus.
Dalam rumah tangga kita, kita membutuhkan aliran yang terus menerus.
Di gereja-gereja kita, kita juga harus memiliki aliran yang terus-menerus.
Jangan biarkan aliran itu mengering dalam diri anda. Datanglah terus, minumlah terus, dipenuhilah terus, supaya aliran itu terus mengalir!



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan

25 November 2007

WHAT THE GOD SAID TO ME THIS MORNING





DIAMLAH DAN LIHATLAH!
AKU MEMBUAT SEGALA SESUATU BARU BAGIMU!




Halleluyah!
iwan

23 November 2007

SUMBER IBADAH

Tulisan ini diambil dari buku "MEMASUKI HADIRATNYA" karangan Charles Stanley, penerbit Gospel Press, halaman 159, dengan perubahan seperlunya.



Joni Eareckson Tada, penulis berbakat dan pelukis yang lumpuh akibat kecelakaan pada waktu dia masih remaja, pernah ditanya tentang ayat favoritnya. Dia menjawab:
"Ayat Alkitab favorit saya adalah pertanyaan Yesus kepada Petrus: Apakah engkau mengasihi Aku?"

Di dalam ayat tersebut terkandung inti dari kehidupan yang taat, kasih dan penyembahan kapada Allah.
Ketaatan kepada Kristus tidak dilakukan sebagai suatu kewajiban. Walaupun mungkin pada mulanya kita mentaati Tuhan karena takut dan karena kewajiban, Allah menginginkan ketaatan yang berasal dari sukacita di dalam Dia.

Daud menyerukan: "Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."
Dapatkah kita bergabung dengan Raja Daud?
Ataukah ketaatan kita kepada Allah karena kita takut akan pembalasan-Nya?
Ataukah kita taat supaya tidak merasa bersalah?

Sumber dari kekristenan dan ibadah yang sejati adalah keinginan untuk menyenangkan Sang Juruselamat yang telah menebus kita yang sekarang hidup di dalam kita.
Rasa takut tidak akan banyak berguna, tapi kasih kepada Allah akan mengantar kita melewati segala hal.
Ketaatan mungkin kadang sulit, namun tidak akan lagi menjadi beban, karena kita ingin menyenangkan Allah.

Apakah kita mengasihi Allah?
Jika ya, maka ketaatan kepada-Nya adalah bersifat spontan.


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan.

21 November 2007

PRIORITAS

Tulisan ini diambil dari buku "DOA SYAFAAT" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 235, dengan perubahan seperlunya.



San Pedro, Guatemala, 1976.
Gempa bumi baru saja meluluh-lantakkan kota itu.
Seorang ibu beserta 3 anaknya menggali-gali tanah.
Harta yang mereka miliki tinggal pakaian yang sedang mereka pakai saja.
Rumah mereka yang sempit lebih menyerupai gundukan tanah yang kotor daripada sebuah rumah.

Ketika kami bertanya kepadanya apa yang dia cari dengan menggali tanah, dia menjawab:
"Sekantung buncis dan jam tangan suamiku. Ia terbaring di sini ketika ia mati," katanya sambil menggali sebidang tanah seluas 3 meter persegi.
"Jam tangan itu sangat berarti bagi saya jika saya dapat menemukannya."

Maka kami pun mulai menggali bersama-sama dengan mereka.
Meskipun pekerjaan ini seperti mencari jarum di tumpukan jerami, tapi kami berdoa kepada Allah dan terus menggali sampai sedalam 1 meter.
Akhirnya kami menemukan jam tangan itu 1 - 2 jam kemudian.

"Muchas gracias (terima kasih banyak)," katanya berulang-ulang sambil menangis. Ia menggenggam jam tangan itu erat-erat di dadanya.

Harta karun adalah istilah yang relatif, pikir saya sambil menyeka air mata.
Alangkah indahnya bila dunia bisa melihat peristiwa ini.
Dengan menyaksikan peristiwa ini, mungkin beberapa prioritas hidup dapat berubah....




hanya karena kasih setia-Nya,
iwan

19 November 2007

BERBAGI HUKUMAN

Tulisan ini diambil dari buku "DOA SYAFAAT" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 70-72, dengan perubahan seperlunya.




Steven, 14 tahun, telah membolos sekolah selama 3 hari berturut-turut. Kenakalan ini terungkap setelah pihak sekolah menelpon ke rumah untuk menanyakan keadaannya.
Orang tua Steven lebih marah terhadap kebohongan Steven daripada kenakalan membolos sekolah.
Setelah berdoa bersama Steven, orang tuanya memutuskan hukuman untuk kebohongannya tersebut.
"Steven, tahukah kamu betapa pentingnya kita untuk saling mempercayai satu sama lain?"
"Ya, ayah"
"Bagaimana kita bisa saling mempercayai kalau kita tidak mengatakan hal yang sebenarnya? Itulah sebabnya berbohong adalah suatu perbuatan yang sangat buruk. Bukan hanya berbohong itu dosa, tetapi berbohong juga menghancurkan kemampuan kita untuk saling mempercayai. Kamu mengerti?"
"Ya, ayah."
"Ibu dan ayahmu harus membuat kamu mengerti betapa seriusnya masalah ini. Bukan hanya karena kamu membolos dari sekolah, tetapi karena kebohonganmu terhadap kami. Hukuman disiplinmu akan berlangsung selama tiga hari. Untuk menebus dosamu, kamu harus tidur di loteng setiap hari dan tinggal di sana sendirian."

Demikianlah, Steven kecil naik ke loteng dan tempat tidurnya disiapkan di sana.
Malam itu adalah malam yang paling panjang bagi Steven; dan mungkin malam yang lebih panjang lagi bagi kedua orang tuanya. Ayah Steven merusaha membaca koran, namun kata-kata yang tertulis di koran tersebut seakan-akan kabur. Ibunya mencoba menjahit, tetapi ia tidak dapat memasukkan benang ke lobang jarum.

Akhirnya, tibalah saatnya untuk tidur.
Sekitar tengah malam, ketika sang ayah berbaring di tempat tidurnya sambil memikirkan betapa kesepian dan ketakutannya Steven di loteng, akhirnya ia berkata kepada istrinya:
"Apakah kamu masih terjaga?"
"Ya, aku tidak dapat tidur karena memikirkan Steven."

Satu jam kemudian, ia bertanya lagi:
"Apa kamu sudah tidur?"
"Belum," jawab sang istri, "Aku tidak dapat tidur karena memikirkan Steven yang tidur sendirian di loteng itu."
"Begitu juga dengan aku."

Satu jam lagi berlalu. Sekarang pukul 2 pagi.
"Aku sudah tidak tahan!" seru sang ayah. Kemudian ia bangun dari tempat tidurnya sambil membawa bantal dan selimutnya, "Aku akan tidur di loteng."

Di loteng, ia menemukan Steven dalam keadaan yang diperkirakannya: masih terjaga dengan berurai air mata.
"Steven," kata ayahnya, "aku tidak dapat membatalkan hukuman atas kebohonganmu karena kamu harus tahu betapa seriusnya kesalahan yang telah kau perbuat. Kamu harus mengetahui bahwa dosa, khususnya kebohongan, memiliki akibat-akibat yang sangat buruk. Akan tetapi, ayah dan ibumu tidak tahan menanggung beban pikiran tentang kamu yang tidur sendirian di loteng ini, sehingga ayah datang ke loteng untuk berbagi hukuman dengan kamu."

Setelah selesai mengatakan hal itu, ayah Steven berbaring di samping anak laki-lakinya itu, dan mereka saling berangkulan. Air mata yang mengalir di pipi mereka bercampur menjadi satu saat mereka saling berbagi bantal dan hukuman ..... selama tiga malam."


Dua ribu tahun yang lalu, Allah turun dari tempat tidur-Nya sambil membawa bantal dan selimut-Nya, yang sebenarnya adalah tiga paku besar dan sebuah salib. Ia dipakukan di salib untuk menanggung dosa-dosa kita.
Seharusnya, kitalah yang di paku di salib itu.....



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan

16 November 2007

MILAGRO!

Tulisan ini diambil dari buku "DOA SYAFAAT" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 59-60, dengan perubahan seperlunya.




Dalam kunjungan yang sama ke Guatemala, saya beserta istri, bersama-sama pasangan suami istri yang lain, diminta untuk berdoa bagi seorang wanita yang terbaring di rumah sakit karena TBC.
Kami menemukan wanita itu di sebuah bangsal yang dihuni oleh kira-kira 40 wanita, dengan jarak 1 meter dari tempat tidur yang satu ke tempat tidur yang lainnya. Tempat itu adalah suatu tempat tersendiri di rumah sakit itu, tempat untuk pasien-pasien yang sangat miskin. Bahkan tidak ada sekat yang memisahkan pasien-pasien tersebut. Dan memang, wanita yang kami doakan ini terbatuk-batuk terus karena penyakit TBC yang dideritanya.

Ketika kami berbincang-bincang dan berdoa dengannya, kami memperhatikan seorang wanita yang lain di ranjang sebelah sedang memperhatikan kami dengan seksama. Ketika kami selesai dengan pelayanan kami untuk wanita yang mengidap TBC itu, wanita di sebelah ini meminta kami untuk berdoa baginya juga. Tentu saja kami merasa senang dan bertanya apa kebutuhannya.
Ia mengeluarkan kedua tangannya dari balik selimut dan menunjukkan kepada kami kedua tangannya, yang tertekuk ke arah tubuhnya, dan seolah membeku dalam posisi itu. Kedua tangannya itu benar-benar tidak berfungsi. Kedua kakinya juga dalam kondisi yang sama.

Beberapa waktu yang lalu, ketika ia menjalani operasi punggung, secara tidak sengaja dokter memotong urat syaraf tulang belakangnya, sehingga meyebabkan ia menderita seperti ini. Dan para dokter tidak dapat berbuat apa-apa untuk memperbaiki keadaannya.

Rasa belas kasihan memenuhi hati kami saat kami meminta kepada Allah untuk menjawab kebutuhan wanita ini. Tidak ada sesuatu yang luar biasa terjadi, tetapi kami terus mendorong wanita ini untuk percaya kepada Tuhan.
Kemudian kami pergi menyusuri ruang perawatan ini untuk melihat apakah kami dapat bersaksi tentang Yesus kepada orang-orang lain. Tidak ada pegawai rumah sakit pada waktu itu, sehingga kami memiliki keleluasaan untuk melakukan pelayanan kami.

Pada waktu kami mulai mengunjungi wanita lain di seberang ruangan bangsal, tiba-tiba kami mendengar keributan, dan seseorang berseru:
"Milagro! Milagro! Milagro!"
Kami menoleh untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Kami melihat wanita yang baru kami doakan di bangsal tadi mengibas-ngibaskan tangannya, membuka dan menutupnya, menggerak-gerakkan jari-jarinya, menendang-nendang dengan kakinya yang tertutup selimut, dan menyerukan kata "mukjizat" dalam bahasa Spanyol.

Saya tidak tahu siapa yang lebih terkejut - wanita yang disembuhkan ini, wanita-wanita lain di bangsal itu, atau saya sendiri. Saya mengharapkan mukjizat, tetapi saya rasa saya saya tidak beriman untuk mukjizat terjadi. Saya ingat, waktu itu saya berpikir, bahwa mukjizat-mukjizat seperti ini hanya terjadi pada zaman Alkitab.

Selanjutnya, setiap wanita yang ada di bangsal itu memohon kepada kami untuk kami layani. Kami berjalan dari satu tempat tidur ke tempat tidur yang lain ( seakan-akan tahu apa yang kami lakukan), membimbing banyak orang datang kepada Kristus, dan berdoa untuk kesembuhan mereka.
Waktu itu saya berpikir : Ini gila. Ini kenyataan atau hanya mimpi? Kami mengalami kebangunan rohani secara luar biasa di bangsal sebuah rumah sakit!
Beberapa orang diselamatkan, wanita yang menderita TBC juga disembuhkan, dan wanita lain yang dijadwalkan untuk menjalani operasi pagi berikutnya malah akhirnya dipulangkan dalam keadaan sehat walafiat.

Kami menikmati saat-saat yang indah! Kami bahkan menyanyikan satu dua pujian. Ah, mungkin seharusnya kami tidak melakukannya, karena pegawai rumah sakit yang mendengar nyanyian kami, datang ke bangsal beberapa saat kemudian, dan meminta kami angkat kaki dari rumah sakit itu.
Setelah berkata demikian, pegawai rumah sakit itu pergi meninggalkan bangsal, namun kami tidak!
Masih ada terlalu banyak wanita yang memohon untuk didoakan.



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan

15 November 2007

TEMBOK PERLINDUNGAN

Tulisan ini diambil dari buku "DOA SYAFAAT" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 91-92, dengan perubahan seperlunya.




Ketika kami berkendaraan pulang di tengah-tengah cuaca yang buruk, suamiku, Gene, menyalakan radio unruk mendengarkan berita lokal. Awan-awan berbentuk corong memenuhi langit. Setibanya di rumah , segalanya hening mencekam.

Tidak berapa lama kemudian, angin mulai bertiup dengan keras. Pohon-pohon tumbang dan tembok rumah kami mulai bergetar. Jendela-jendela berderik-derik, dan terdengar hujan es jatuh di atas garasi.

"Cepat masuk ke ruang tengah dan tutup pintu," seru suamiku. "Ambil bantal, selimut, dan senter."
"Nenek, aku takut," jerit William, cucu kami yang baru berusia lima tahun.
"Yesus akan melindungi kita. Jangan takut," kataku.

Tiba-tiba sirine tanda bahaya berbunyi keras di kota kecil kami. Tembok-tembok bergerak-gerak seakan-akan tidak ada yang menyangga mereka.
"Jika kita tidak sedang mengalami tornado, pasti kita mengalaminya sebentar lagi," seru Gene sambil berlari ke ruang tengah.
"Mari kita bergandengan tangan dan duduk di lantai," kataku.
"Aku mencintai kalian," kata Gene sambil menyelimuti kami dengan selimut dan bantal, dan melindungi kami dengan tubuhnya. Ia melingkarkan tangannya merangkul kami.

Sekonyong-konyong angin yang amat dahsyat menghempaskan kami dan menarik kami semua menjadi seperti sebuah bola.
"Doa! Tetap berdoa!" seru Gene.
"Allah yang Maha Kuasa, tolong kami!" teriak kami.

Duarr! terjadi ledakan.
Jendela-jendela hancur, kaca-kaca melayang-layang di mana-mana.
Duarr! Terjadi ledakan lain.
Tembok kami berlubang. Puing-puing terbang ke segala arah seperti anak panah.

"Yesus tolong kami! Kaulah Juruselamat kami! Kaulah Raja Kami!" teriakku.
Ketika aku melihat ke atas, atap rumah mulai berjatuhan menimpa kami. Bahkan sebuah tangga jatuh menghantam punggung suamiku.

"Sekarang mulai memuji Dia," seru Gene ditengah-tengah deru angin.
Ledakan berikutnya adalah yang paling buruk. Kami tidak mampu melakukan apa-apa. Hanya Tuhan yang sanggup menolong kami.
Segalanya di luar kontrol, tapi kami mengenal kadaulatan Allah.
Kami menyadari bahwa maut dapat menerkam setiap saat. Akan tetapi kami berseru, "Terima kasih Yesus! Terima kasih Tuhan!"

Tiba-tiba kedamaian memenuhi hatiku seperti air bah. Suara yang manis memenuhi hatiku,"Aku telah mendengar seruan minta tolongmu. Aku telah menjinakkan langit untukmu. Apapaun yang terjadi di sekelilingmu, Aku ada di sini untuk melindungi kalian."
Air mata membanjiri wajahku karena aku tahu bahwa Ia akan menolong kami. Seakan-akan lengan-Nya yang kuat merangkul kami. Kami tahu bahwa kami akan selamat.

Akhirnya, tornado reda. Hujan yang amat deras membasahi kami. Kami selamat.
"Aku sangat bersyukur kita selamat," kata Wendy, putri kami. " Yesus melindungi kita, bukan?"
Meskipun terkubur di bawah puing-puing kecil yang banyak sekali, rambut kami penuh dengan pecahan kaca, kami selamat dan hanya mengalami luka-luka kecil.

Beberapa orang tewas dan banyak yang terluka parah karena musibah tornado yang mengerikan itu. Akan tetapi tangan Allah yang kuat itu melindungi keluarga kami. Kami memiliki hak istimewa untuk menceritakan kembali kisahnya di The Dallas Morning.



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan

14 November 2007

CARA PANDANG YANG SALAH

Tulisan ini diambil dari buku "DOA SYAFAAT" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 163-164, dengan perubahan seperlunya.



Pada suatu sore, seorang wanita baru pulang dari kantornya dengan mengendarai mobil sendirian. Tiba-tiba dari kaca spionnya dia melihat seorang pria sedang membuntutinya dengan truknya.
Merasa dibuntuti, wanita ini menjadi sangat panik dan takut. Maka ia mulai ngebut, berusaha melepaskan diri dari truk yang membututinya, tapi semua usahanya sia-sia. Kemudian ia membelok dan masuk ke jalan tol, tapi truk itu masih terus mengikutinya, sampai-sampai si wanita ini harus melanggar peraturan lalu-lintas.

Dalam kepanikannya, wanita ini berhenti di sebuah pompa bensin, dan ia lari masuk ke dalam kantor pompa bensin itu sambil berteriak-teriak. Pria pengemudi truk juga berhenti di pompa bensin itu, lalu ia berlari menuju ke mobil wanita itu, membuka pintu belakangnya, dan menarik keluar seorang pria yang sedang bersembunyi di jok belakang.

Wanita itu melarikan diri dari orang yang salah. Ia melarikan diri dari penolongnya! Si pengemudi truk, yang duduk di tempat yang lebih tinggi dapat melihat dengan jelas bahwa di jok belakang mobil wanita itu ada seseorang yang sedang bersembunyi, yang kemungkinan besar adalah seorang penjahat. Karena itu ia mengejar wanita itu untuk menyelamatkannya, walaupun ia juga harus mengambil resiko dalam pengejaran itu.

Sama seperti cerita di atas, cara pandang orang yang tidak percaya telah disimpangkan. Banyak orang lari dari Allah yang berniat menolong mereka dari kehancuran. Bagi kita yang mengenal-Nya, kita mengasihi Allah karena Ia telah terlebih dahulu mengasihi kita. Akan tetapi ketika orang-orang yang belum percaya mendengar bahwa ada Allah yang penuh kasih yang ingin menyelamatkan mereka dan bersedia mati bagi mereka, mereka hanya melihat hal-hal yang harus mereka serahkan dan rasa tidak puas karena kehilangan kesenangan itu.


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan

13 November 2007

MENUNDA

Tulisan ini diambil dari buku "SUNGAI ALLAH" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 117, dengan perubahan seperlunya.



Beberapa tahun yang lalu keluarga kami mengunjungi air terjun Niagara. Pada waktu itu musim semi, dan es sedang mengalir di sepanjang sungai.
Ketika saya melihat sebongkah es sedang mengalir mengikuti arus sungai mendekati air terjun, saya bisa melihat ada ikan mati di dalam bongkahan es itu.
Burung-burung camar yang hidup di darat sering mengikuti arus sungai untuk mencari ikan. Dan ketika mereka tiba di tepi air terjun, sayap mereka mengembang, dan mereka terbang menjauh dari air terjun.

Saya melihat seekor burung camar yang berusaha untuk menangkap ikan yang ada di dalam bongkahan es itu. Ia mencengkeram bongkahan es yang di dalamnya ada ikan matinya, dan berusaha untuk mengambil ikannya. Tapi, ia tampaknya menunda untuk segera pergi, dan dalam hati saya bertanya-tanya, kapan ia akan pergi meninggalkan tepi air terjun itu, supaya ia tidak jatuh ke dalam air terjun.
Burung itu terpikat oleh ikan di dalam bongkahan es itu, dan ketika ia tiba di tepi air terjun, dikepakkannya sayapnya dengan kuat. Burung itu mengepak dan mengepakkan sayapnya, bahkan ia mengangkat bongkahan esnya keluar dari air sungai. Saya pikir ia akan segera terbang.
Namum ia telah menunda terlalu lama, sehingga cakar-cakarnya membeku di dalam es tersebut. Esnya terlalu berat baginya, dan burung camar itu jatuh ke dalam jurang yang dalam.
Oh, bahayanya menunda.......



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan

12 November 2007

DAYA TAHAN

Tulisan ini diambil dari buku "PERINTAHKAN JANTUNG ANDA BERDETAK LAGI" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 64-66, dengan perubahan seperlunya.



William Carey, "Bapak Misi Modern", ingin menerjemahkan Alkitab ke dalam sebanyak mungkin bahasa Indian.
Pada permulaan tahun 1832, rekannya menemukan nyala api yang sedang membakar ruang percetakan mereka. Para pekerja mencoba melawan api itu, tapi tidak berhasil. Segala sesuatu hancur.

Hari berikutnya, seseorang memberitahu Carey, "Saya sukar untuk memberitahukan kabar ini. Tempat percetakan telah terbakar."
Carey sangat terkejut. Perpustakaannya lenyap. Termasuk kamus-kamus, buku-buku tata bahasa, Alkitab-Alkitab, dan master-master Alkitab untuk 14 bahasa.
"Pekerjaan bertahun-tahun hilang dalam sekejap," ia berbisik.

Carey hanya mengambil sedikit waktu untuk bersedih.
"Kerugian memang besar," tulisnya, "tetapi kami tidak putus asa, pekerjaan dapat dimulai lagi dalam setiap bahasa. Kami ditekan, tapi tidak putus asa."

Berita kebakaran itu melambungkan nama Carey secara cepat di Inggris. Sumbangan dikumpulkan dan para sukarelawan menawarkan bantuan.
Pada akhir tahun itu juga (1832), Alkitab telah diterbitkan dalam 40 bahasa dan dialek.

Rahasia keberhasilan Carey adalah daya tahannya.
"Ada banyak kesukaran di setiap sisi," ia pernah menulis, "dan lebih banyak kesukaran lagi yang mengancam di masa yang akan datang. Karena itu kami harus maju."

William Carey membuat pilihan yang tepat. Ia langsung menatap musuh dan keadaan kekurangan. Kita dapat melakukan hal yang sama. Jangan menunda lagi. Lakukan sekarang juga!

hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID:
Gangguan-gangguan yang membandel, ketidakadilan, penundaan yang menyakitkan, dan bahkan trauma-trauma masa kecil, semuanya dapat diubahkan oleh Allah untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.
Paul G. Caram: "MENGUBAH KUTUK MENJADI BERKAT", hal. vii





GOD (STILL) SAYING:
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
Roma 12:12

10 November 2007

PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN

Artikel ini diambil dari "ALKITAB PENUNTUN HIDUP BERKELIMPAHAN" penerbit Gandum Mas, halaman 1486, dengan perubahan seperlunya.




Kata Ibrani untuk persepuluhan adalah "ma'ser" secara harafiah berarti sepersepuluh bagian.

Di dalam hukum Allah, bangsa Israel diwajibkan untuk memberikan sepersepuluh dari ternak dan hasil tanah mereka, dan juga sepersepuluh dari penghasilan mereka, sebagai pengakuan bahwa Allah telah memberkati mereka.

Persepuluhan dimaksudkan terutama untuk biaya-biaya ibadah dan sokongan bagi para imam. Allah menganggap umat-Nya bertanggung-jawab untuk mengatur sumber-sumber penghasilan yang telah diberikan-Nya kepada mereka di tanah perjanjian itu.

Inti persembahan persepuluhan adalah bahwa Allah memiliki segala sesuatu. Manusia diciptakan-Nya, sehingga manusia berhutang untuk setiap tarikan nafasnya. Tidak ada seorangpun yang memiliki sesuatu tanpa terlebih dahulu menerima dari Allah.
Di dalam hukum-hukum mengenai persepuluhan, Allah hanya memerintahkan mereka untuk mengembalikan kepada-Nya apa yang pertama-tama telah diberikan-Nya kepada mereka.

Selain persepuluhan, bangsa Israel juga dituntut untuk memberikan banyak persembahan yang lain kepada Tuhan, terutama dalam bentuk sebagai korban.
Kitab Imamat menjelaskan berbagai bentuk korban: Korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan, korban penghapus dosa, dan korban penghapus salah.

Di samping persembahan-persembahan yang telah ditentukan, bangsa Israel dapat memberikan persembahan sukarela kepada Tuhan. Misalnya, persembahan untuk pembangunan Kemah Suci di Gunung Sinai, persembahan untuk perbaikan Bait Suci dan untuk keperluan para imam.

Banyak kali juga dalam Perjanjian Lama, umat Allah menahan untuk tidak mengembalikan persembahan persepuluhan dan tidak memberikan persembahan yang telah ditentukan. Akibatnya banyak orang mengalami kemunduran dalam keuangan mereka.
Hal yang sama terjadi dalam zaman nabi Maleakhi, dan sekali lagi Allah menghukum umat-Nya karena menolak untuk memberikan persepuluhan.


Contoh-contoh dalam PL tentang persepuluhan dan persembahan mengandung banyak prinsip penting mengenai penatalayanan keuangan yang berlaku bagi kita:

  1. Kita harus ingat bahwa segala milik kita adalah milik Tuhan, sehingga apa yang ada pada kita bukan milik kita sendiri, melainkan telah dipercayakan Tuhan kepada kita, kita tidak punya hak milik atas apa yang ada pada kita.
  2. Kita harus memutuskan dalam hati untuk melayani Allah saja, dan bukan melayani uang.
  3. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa semua bentuk keserakahan adalah penyembahan berhala.
  4. Persembahan kita haruslah untuk memperluas Kerajaan Allah, khususnya pekerjaan gereja lokal dan penyebaran Injil ke seluruh dunia, untuk membantu mereka yang kekurangan, untuk mengumpulkan harta di surga, dan untuk belajar takut akan Tuhan.
  5. Pemsembahan kita haruslah sesuai dengan penghasilan kita.
  6. Dalam PL persepuluhan jumlahnya sepersepuluh. Kurang dari itu artinya tidak taat kepada Allah, dan sebenarnya mencuri dari Allah.
  7. Persembahan kita haruslah dengan kemurahan hati dan dengan sukarela. Jangan ragu-ragu untuk memberi lebih dari kemampuan kita, karena itulah sikap Yesus waktu menyerahkan diri karena kita.
  8. Yang penting bagi Allah bukan nilai keuangan persembahan kita tetapi taraf pengorbanannya.
  9. Persembahan kita harus dengan sukacita.
  10. Allah berjanji untuk memberikan berkat bagi kita sesuai dengan bagaimana kita memberikan persembahan kepada-Nya.

hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID:
Kita bukan memberikan persepuluhan, tetapi mengembalikan persepuluhan. Karena persepuluhan adalah milik Tuhan.
Bahkan milik Tuhan bukan hanya yang 10% saja, tetapi 100% yang ada pada kita.
Pdt. Timotius Arifin





GOD (STILL) SAYING:
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Maleakhi 3:10

09 November 2007

KEINGINAN KITA

Seringkali pengetahuan kita tentang jalan-jalan Tuhan dalam kehidupan ini amat sangat terbatas, sehingga bukannya mengalir dengan apa yang sedang Allah katakan dan yang sedang Allah lakukan, tapi justru kita menonjolkan apa yang kita inginkan untuk dikatakan dan dilakukan-Nya!

Berikut ada sebuah kisah nyata yang tepat menggambarkan hal itu.
Cerita ini diambil dari buku "SUNGAI ALLAH" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 95, dengan perubahan seperlunya.



Dalam buku "A View from the Zoo", Gary Richmond, seorang mantan penjaga kebun binatang, mengisahkan hal ini:

Racoon ( sejenis kucing hutan), akan mengalami perubahan hormon pada usia sekitar 2 tahun. Pada saat-saat terjadinya perubahan hormon itu, seringkali ia tanpa sebab yang jelas akan menjadi begitu agresif, sampai-sampai seringkali menyerang pemiliknya sendiri.

Seorang teman saya, Julie, mempunyai seekor racoon dengan umur yang mendekati 2 tahunan.
Karena saya tahu bahwa seekor racoon seberat 15 Kg akan setara dengan seekor anjing seberat 50Kg dalam sebuah perkelahian, maka saya rasa saya perlu untuk memberitahukan kepada sahabat saya ini mengenai masa-masa perubahan hormon pada seekor racoon dan akibat-akibat yang mungkin akan ditimbulkannya.

Julie mendengarkan dengan sopan ketika saya menjelaskan hal tersebut, tetapi saya tidak akan pernah melupakan jawaban yang dilontarkannya:
"Akan berbeda bagiku...."
Dan ia tersenyum ketika ia menambahkannya, "Racoonku, si Bandit, tidak akan menyerangku. Ia benar-benar tidak akan menyerangku."

Tiga bulan kemudian sahabat saya Julie harus menjalani sebuah pembedahan karena wajahnya terkoyak ketika racoonnya menyerangnya dengan alasan yang tidak jelas.
Akhirnya si Bandit dilepaskan ke hutan....


Julie menilai racoonnya berdasarkan apa yang diinginkannya.
Kita pun juga sering melakukan hal ini terhadap Allah dan jalan-Nya.
Akibatnya? Sudah dapat diduga........


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan





PEOPLE SAID:
Setiap pintu yang ditutup Tuhan adalah pintu penjara bagi kita.
Seringkali dengan amat sangat kita memohon kepada Tuhan untuk dibukakan pintu yang telah ditutup-Nya. Dan setelah masuk, kembali dengan lebih amat sangat lagi kita memohon untuk dapat keluar dari padanya.
Saya pernah membacanya (tapi lupa di mana)




GOD (STILL) SAYING:
Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Yesaya 55:9

08 November 2007

KETEKUNAN

Tulisan ini diambil dari buku "SUNGAI ALLAH" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 219-220, dengan perubahan seperlunya.




Setelah mengalami luka bakar yang hebat di kakinya pada umur 5 tahun, Glenn Cunningham divonis oleh para dokter bahwa ia akan lumpuh dan harus menghabiskan sisa hidupnya di atas kursi roda.
"Ia tidak akan bisa berjalan lagi," dokter berkata. "Tidak ada harapan."

Para dokter memeriksa kakinya, namun mereka tidak bisa melihat hati Glenn Cunningham. Ia tidak mendengarkan para dokter tersebut dan berniat untuk berjalan kembali.
Sambil berbaring di tempat tidurnya, dengan kaki yang merah dan kurus tertutup jaringan bekas luka, Glenn bernazar, "Minggu depan saya akan turun dari tempat tidur ini. Saya akan berjalan."
Dan ia melakukan seperti yang dikatakannya!

Ibunya menceritakan bagaimana ia biasa menyingkapkan korden dan melihat ke luar melalui jendela untuk melihat Glenn berusaha untuk menjangkau dan berpegangan pada sebuah traktor tua di halaman. Dengan sebuah tangan pada masing-masing pegangan traktor itu, Glenn mulai memfungsikan kaki-kakinya yang bengkok dan tidak sempurna.

Dan dengan rasa sakit dalam setiap langkahnya, ia semakin mendekati kemampuan untuk berjalan. Setelah itu dengan segera ia mulai berlari-lari kecil, jauh sebelum ia bisa berlari sungguhan. Ketika ia mulai berlari, ia menjadi semakin tekun berlatih.
"Saya selalu yakin bahwa saya bisa berjalan, dan saya berjalan. Sekarang saya akan berlari lebih cepat daripada setiap orang yang bisa berlari."

Dan dia berhasil!
Ia menjadi seorang pelari satu mil yang hebat, yang pada tahun 1934 mencatat rekor dunia dengan catatan waktu 4:06.
Ia dihargai sebagai atlet berprestasi abad ini....


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID:
Jika saya mengharapkan kehidupan saya menjadi sempurna, itu akan menyenangkan, namun saya harus menolaknya karena kehidupan yang sempurna itu tidak lagi akan mengajarkan sesuatu kepada saya.
Allyson Jones, seperti yang ditulis pada "Sungai Allah" hal. 220




GOD (STILL) SAYING:
Keleh pahari barakaharap dengan Tuhan tuntang hanjak, keleh sabar huang kasusah, tuntang baketep huang lakudoa
Roma 12:12 - Perjanjian Baru bahasa Ngaju

06 November 2007

EMAS

Tulisan ini saya ambil dari buku "HATI YANG BERKOBAR" karangan John Bevere, penerbit Immanuel, halaman 121-126, dengan perubahan seperlunya.




Karena Allah membandingkan pemurnian tubuh Kristus dengan pemurnian emas dan perak, maka perlu bagi kita untuk mengetahui bagaimana sifat-sifat emas murni dan bagaimana seorang ahli emas pemurnian emas.

Sifat-sifat emas murni adalah:
  • Lunak, lentur, mudah dibentuk
  • Tahan karat
  • Bening
Dalam bentuknya yang paling murni (24 karat / logam mulia), emas mempunyai sifat lunak, lentur, dan mudah dibentuk. Bila emas dicampur dengan logam-logam lain (bukan lagi 24 karat), maka emas tersebut menjadi lebih keras, dan kurang lentur.
Semakin tinggi prosentase campurannya, semakin keras pula emas itu, dan semakin sukar untuk dibentuk.

Demikian pula dengan kita. Suatu hati yang murni di hadapan Allah adalah hati yang lunak, lembut, dan mudah dibentuk. Dosa, yang adalah ketidak-taatan kepada cara-cara atau otoritas Allah, adalah zat tambahan yang akan mengubah hati kita menjadi keras dan sukar dibentuk. Semakin bertumpuk dosa, semakin keras pula hati kita.
Kekerasan hati ini akan menghalangi kemampuan kita untuk mendengar Allah, sehingga kita akan menjadi orang yang suam-suam, yang selalu menyenangkan diri dengan dunia sambil berharap untuk menerima surga juga. Jika demikian halnya, maka kita tertipu (Allah akan memuntahkan semua yang suam-suam, Wahyu 3:16).

Sifat lain dari emas adalah ketahanannya terhadap karat. Walaupun logam lain memudar karena perubahan di alam sekitarnya, tetapi perubahan itu tidak akan memudarkan emas murni.
Zat-zat campuran akan melemahkan sifat tahan karat ini. Semakin tinggi kadar campurannya, semakin rentan emas itu terhadap karat dan perubahan.
Saat ini gereja juga telah tercampur dengan sistim dunia, yang menyebabkan gereja memudar. Kita selalu mengejar nafsu jasmaniah (yang kita sebut sebagai berkat Allah), sehingga kita menjadi tidak peka akan suara Allah, dan kita semakin tidak menyadari kebutuhan akan kekudusan.

Lalu, bagaimana cara tukang emas memurnikan emas?
Dalam proses pemurnian, emas akan dicampur dengan suatu zat yang dinamakan "flux", kemudian dipanaskan di atas api sampai mencair. Zat-zat campuran dan kotoran-kotoran akan ditarik oleh flux tersebut, dan akan muncul ke permukaan, sedangkan emas murni akan berada di bagian bawah ( karena emas lebih berat dari zat-zat campurannya). Zat-zat campuran dan kotoran-kotoran ini lalu dipisahkan dari emas murninya.

Kita dimurnikan juga dengan cara dipanaskan, bukan dengan api fisik, tetapi dengan api Allah, yaitu pencobaan dan penderitaan. Ketika Allah mengijinkan pencobaan dan penderitaan menimpa kita, maka akan muncullah hal-hal yang tersembunyi dalam hati kita, yang bahkan kadang-kadang kita sendiri tidak mengetahui bahwa itu ada dalam hati kita! Ingat tulisan beberapa waktu yang lalu tentang spon yang jenuh dengan air lalu ditekan?

Namun demikian, apakah proses pemurnian diri kita akan berhasil atau tidak, itu sepenuhnya tergantung dari tanggapan yang kita berikan pada waktu pencobaan dan penderitaan itu kita alami. Bila setelah dosa dan kesalahan kita dinyatakan oleh Tuhan dan lalu kita menanggapinya dengan ketaatan dan kerendahan hati, maka proses pemurnian itu akan berhasil. Tetapi sebaliknya, bila kita tidak mau membuang dosa-dosa dan kesalahan yang telah dinyatakan itu (karena kita masih menginginkannya), maka proses pemurnian itu tidak berhasil, dan mungkin akan diulang dan diulang dan diulang lagi. (Apakah karena hal ini maka ada orang-orang yang terus-menerus masuk dalam pencobaan dan penderitaan yang sama dalam waktu yang lama?).

Setelah dimurnikan, maka emas itu akan menjadi bening seperti kaca. Tukang emas akan tahu bahwa semua kotoran dan campuran telah dipisahkan ketika ia dapat bercermin pada emas itu.
Demikian pula dengan kita. Setelah dimurnikan maka kita juga akan menjadi bening seperti kaca, sehingga orang-orang di sekeliling kita dapat melihat "isi" kita, yaitu Tuhan yang diam di dalam kita.


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan





PEOPLE SAID:
Sebuah botol yang bening tidak memuliakan dirinya sendiri, melainkan memuliakan isinya.
Semakin murni kita, semakin jelas dunia bisa melihat Yesus di dalam kita.
John Bevere: "HATI YANG BERKOBAR" halaman 126





GOD (STILL) SAYING:
Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.
2 Timotius 2:19b

05 November 2007

BERPIKIR POSITIF

Tulisan in diambil dari Surat Gembala di sebuah majalah gereja, tanpa seijin penulisnya, Ibu Fifi Sarah Yasaputra.




Syallom...

Di dalam hidup ini ada saatnya ketika kita diperhadapkan dengan berbagai masalah hidup yang kadangkala membuat kita "down".

Apakah yang ada dalam pikiran kita?
Jika pikiran kita dibawa kepada hal-hal yang negatif, pastilah itu akan mempengaruhi sikap hidup kita ke arah negatif juga. Dan saat itulah yang ditunggu-tunggu oleh Iblis yang selalu menginginkan kehancuran hidup kita.

Sebagai putra-putri Kerajaan Allah, jangan sampai kita meragukan kedahsyatan Tuhan dan Raja kita. Putar haluan ke arah yang positif dengan memandang masalah-masalah itu justru sebagai batu loncatan menuju keberhasilan dan kemenangan.

Dalam Kitab Kejadian, Tuhan menamai kegelapan itu sebagai "malam". Kegelapan itu sepertinya bersifat kekal. Tetapi Tuhan menyebut "malam" yang artinya "hanya sesaat, 12 jam saja, dan akan datang pagi".

Mazmur 30:6b berkata: "Sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai."

Namailah "persoalanmu" itu dengan "berkat", dan "kesukaranmu" sebagai "pembentukan karakter".
Ketahuilah bahwa rencana Tuhan atas hidup kita adalah keberhasilan dan kemenangan, seperti Kristus sendiri yang telah menang, terhadap maut sekalipun.

Yesaya 12:2-3: "Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar, sebab Tuhan Allah itu kekuatanku dan mazmurku. Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan."

Jangan terlena dengan ketidakberdayaan. Sudah waktunya bangkit! Milikilah pikiran seperti pikiran Kristus!

Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Jadi Akhirnya saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan yang patut dipuji, pikirkanlah semua itu!

Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar, dan apa yang telah kamu lihat pada-Ku, lakukanlah semua itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu. Amin




hanya karena kasih setia-Nya,
iwan





PEOPLE SAID:
Ubahlah dulu cara berpikir Anda, maka akan berubah juga keadaan Anda.
Hanya satu hal saja yang tidak mengalami perubahan, yaitu kematian.
Jadi jika kita tidak bersedia berubah itu artinya kita memilih kelumpuhan yang membawa kematian sebelum ajal menjemput....
Pdt. Mikhael Sudarmanto



GOD (STILL) SAYING:
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Filipi 4:8

02 November 2007

PERCAYA

Tulisan ini diambil dari buku "HATI YANG BERKOBAR" karangan John Bevere, halaman 104-105, dengan perubahan seperlunya.




Pada masa sekarang ini makna kata "percaya" telah berkurang dari yang seharusnya. Hal ini disebabkan salah satunya karena pengajaran yang kurang tepat tentang kata itu.

Karena banyaknya kothbah-kothbah yang kurang menyerukan perlunya pertobatan, maka banyak orang yang walaupun mengaku percaya akan adanya Yesus, tetapi belum berpaling dari gaya hidup mereka, yaitu gaya hidup mencari apa yang dicari oleh dunia. Mereka terus hidup untuk diri mereka sendiri, sambil mempercayai suatu keselamatan intelektual dan emosional yang tidak nyata (mereka tertipu!, mereka berpikir bahwa mereka selamat, padahal tidak!).

Dalam Alkitab, kata "percaya" tidak hanya berarti mengakui keberadaan Yesus, namun juga mentaati kehendak-Nya dan mentaati Firman-Nya. Percaya adalah taat.

Bukti dari kepercayaan Abraham ada dalam ketaatan yang sesuai dengan kepercayaannya. Memperhatikan panggilan untuk pengudusan, ia meninggalkan keluarga, sahabat, dan negaranya. Di kemudian hari ia mempersembahkan apa yang paling berharga baginya: anaknya. Tidak ada sesuatu-pun, bahkan anaknya, yang lebih berarti baginya daripada mentaati Allah. Itulah iman yang sejati. Itulah sebabnya ia diberi penghargaan sebagai "bapak segala bangsa".

Apakah sekarang ini kita melihat iman seperti iman Abraham?
Bagaimana kita telah begitu tertipu?

Hanya berkata bahwa kita mempunyai iman tidak membuktikan keselamatan kita. Bagaimana iman bisa nyata tanpa tindakan ketaatan yang sepadan, yang menghasilkan kekudusan sejati?

Dengarlah lagi kata-kata Yakobus: "Jadi kamu lihat bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, dan bukan hanya karena iman."


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID
Yesus tidak sedang melihat maksud, harapan, atau pengetahuan kita tentang apa yang benar. Ia sedang melihat pekerjaan kita!
John Bevere: "HATI YANG BERKOBAR" halaman 104.



GOD (STILL) SAYING
Bukan setiap orang yang berseru kapada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Matius 7:21

31 Oktober 2007

MENDENGARKAN

Tulisan ini diambil dari buku "DOA PENJAGA" karangan Dutch Sheets, halaman 43-44, dengan sedikit perubahan.




Seorang Indian Amerika sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan bersama sahabatnya yang tinggal di New York City.
Tiba-tiba ia berkata: "Aku mendengar suara seekor jangkrik."
"Ah, kamu gila," sahut sahabatnya.
"Tidak, aku mendengar seekor jangkrik. Benar! Aku yakin aku mendengarnya."
"Ini tengah hari. Orang-orang sedang sibuk kian kemari, ada suara klakson mobil, lalu lintas sedang ramai. Aku yakin engkau tidak mendengarnya."
"Tapi aku yakin aku mendengarnya!"

Orang Indian Amerika ini mendengarkan dengan penuh perhatian, dan kemudian ia berjalan ke sudut, menyeberang jalan, dan menoleh di sekelilingnya.
Akhirnya di sudut itu dia menemukan tanaman dalam sebuah pot besar. Dia menyibak daunnya dan menemukan seekor jangkrik di bawahnya.
Sahabatnya tertegun melihatnya.
Tapi orang dari suku Cherokee itu berkata:
"Telingaku tidak berbeda dengan telingamu. Masalahnya hanya tergantung dari apa yang sedang engkau dengarkan. Mari kutunjukkan sesuatu kepadamu."
Dia mengambil segenggam uang logam dari sakunya lalu menjatuhkannya di lantai. Seketika itu pula setiap orang di sekitar itu berpaling.
"Kamu lihat apa yang aku maksudkan?" katanya sambil mengumpulkan kembali uang logamnya, "Semuanya tergantung pada apa yang sedang engkau dengarkan."


Demikian pula dengan Allah. Bukan Allah jarang berbicara. Kita tidak mendengar-Nya karena kita jarang mendengarkan dan kita tidak melatih diri kita untuk mendengar suara-Nya....

Apa yang sedang kau dengarkan???


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan





PEOPLE SAID
Seringkali kita sedemikian sibuk berbicara sendiri sehingga kita tidak mungkin mendengarkan Dia.
Beth Alves: "BECOMING A PRAYER WARRIOR"
Ditulis dalam buku "DOA PENJAGA" karangan Dutch Sheets, hal. 44



GOD (STILL) SAYING
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-KU dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku
Yohanes 10:27

30 Oktober 2007

MASA TRANSISI

Tulisan ini diinspirasikan oleh sebuah warta jemaat yang pernah saya baca dan oleh sebuah kothbah yang pernah saya dengar.



Masa transisi (peralihan) seringkali menakutkan, masa yang sulit, dan tidak jarang membuat kita stress. Berhenti dari pekerjaan, masa persiapan pensiun, mengalami sakit penyakit, bahkan persiapan pernikahan, atau bahkan persiapan kelahiran anak, perubahan-perubahan ini bisa membuat kita stress. Itulah sebabnya, manusia seringkali menolak perubahan. Jangan lagi perubahan ke arah yang lebih jelek, perubahan ke arah yang lebih baik pun seringkali kita tolak. Mengapa? Ya supaya tidak takut dan tidak stress.

Apa benar ada manusia yang menolak perubahan ke arah yang lebih baik? Ada! Sebagai contoh, saya pernah dengar cerita tentang seorang pematung di Bali. Beliau sangat terkenal. Hasil pahatan beliau bernilai tinggi dan dikoleksi oleh orang-orang kaya.
Suatu kali ada seorang kaya yang ingin mengundang sang pematung ini untuk melihat bagian rumah yang rencananya akan diisi dengan hasil karyanya. Si orang kaya mengirim mobil mercy-nya untuk menjemput sang pematung. Tetapi ternyata sang pematung tidak mau pergi naik mobil mercy itu. Ia hanya minta alamat dari rumah yang akan dikunjungi dan meminta sopir mercy untuk pulang, dengan janji ia akan menyusul.
Setelah sang sopir pergi, bapak pematung juga segera bersiap-siap untuk berangkat. setelah mandi dan ganti baju, beliau lalu berdiri di tepi jalan untuk menunggu mikrolet. Mungkin dengan naik mikrolet beliau merasa lebih bebas. Nah.....

Cerita yang lain. Dalam menanti kelahiran anaknya, ada keluarga yang berpikir, bagaimana nanti caranya membagi waktu antara mengasuh anak dan bekerja. Bagaimana kalau si anak malamnya tidak mau tidur, sehingga harus begadang, dan paginya ngantuk di kantor. Bagaimana kalau sang bayi tidak mau minum asi dan tidak ada budget untuk beli susu bayi. Bagaimana kalau bayinya cacat. Bagaimana kalau...., bagaimana kalau..... Ada banyak ketakutan.

Kembali ke masa transisi.
Kitab suci mempunyai tuntunan apabila kita sedang mengalami masa transisi ini. Tentunya kita yakin bahwa dengan tuntunan Tuhan maka kita tidak perlu takut, tidak perlu stress, dan hasil akhirnya dijamin oke.

Tuntunan kitab suci itu kita dapatkan di 2 Raja-Raja pasal 2. Perikopnya mengenai Nabi Elia diangkat ke sorga. Yang mengalami masa transisi adalah Nabi Elisa.
Nabi Elisa adalah anak rohani dari Nabi Elia. Nabi Elisa tahu bahwa sebentar lagi Nabi Elia akan diangkat ke sorga. Nabi Elisa tahu bahwa pasti akan ada perubahan nantinya setelah Nabi Elia diangkat ke sorga. Dan ini mungkin membuat ia takut. Tapi, mari kita lihat apa yang dilakukannya dalam menghadapi masa transisi ini.

NABI ELISA MEMPUNYAI TUJUAN YANG PASTI
Tujuannya adalah meminta / memohon dua bagian roh Elia.
(Nabi Elisa memohon kadar roh kenabian yang lebih besar kepada ayah rohaninya untuk dapat meneruskan pelayanan kenabian nabi Elia).

SETIA / KONSISTEN DALAM PERBUATAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN
Beberapa kali Nabi Elia menguji Nabi Elisa dengan memintanya untuk berhenti mengikutinya, tapi Nabi Elisa terus menolak permintaan itu. Nabi Elisa tahu, bahwa kalau dia berhenti mengikuti Nabi Elia, maka dia tidak akan pernah mendapatkan keinginannya.

TIDAK TERPENGARUH TINDAKAN ORANG LAIN
Banyak teman-temannya yang juga tahu bahwa Nabi Elia akan diangkat ke sorga, tetapi mereka hanya berdiri memandang dari jauh. Nabi Elisa terus berjalan mengikuti Nabi Elia.

TEKUN DAN MEMUSATKAN PERHATIAN
Setelah Nabi Elia berkata bahwa dia akan mendapatkan apa yang dia minta kalau dia melihat nabi Elia terangkat ke sorga, pasti pandangan Nabi Elisa tidak pernah lepas dari Nabi Elia. Dan benar dia melihat kereta berapi dan kuda berapi mengangkat Nabi Elia.

MELUPAKAN APA YANG TELAH LALU
Nabi Elisa mengoyakkan pakaiannya sebagai lambang tindakan melupakan apa yang telah lalu. Dia tidak mau menengok ke masa lalu. Dia mulai memakai jubah Nabi Elia.

BERTINDAK DENGAN IMAN
Dengan penuh iman, Nabi Elisa memukulkan jubah Nabi Elia ke air sungai Yordan, dan air itu terbelah.
Dengan kejadian itu Nabi Elisa juga memperoleh pengakuan dari nabi-nabi yang lain bahwa ia adalah penerus pelayanan Nabi Elia.



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID
Saya berhasil seperti sekarang ini karena kerja keras, berusaha sekuat tenaga, dan karena berkat Tuhan. Dari ketiga faktor di atas, berkat Tuhanlah yang paling menentukan.
Seorang pengusaha sukses tingkat dunia (maaf, saya lupa namanya)



GOD (STILL) SAYING
Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari
Amsal 4:18

29 Oktober 2007

HUKUM DOSA

Tulisan ini terinspirasi dari kothbah Pdt. Thomas Tanudarma - Singaraja, Bali.




"Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut"
Roma 8:2


Karena kita tidak memahami apa itu hukum dosa, seringkali kita melanggar hukum itu dan kita sampai pada keadaan yang benar-benar menyedihkan, yang mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Hukum dosa (dan hukum maut) adalah kuasa dosa yang mengikat sehingga memperbudak manusia.
Sifat dari hukum dosa ini seperti bola salju yang menggelinding dari puncak gunung. Bola salju itu makin lama makin besar karena ketika ia menggelinding, ia juga menarik salju yang lain sehingga menempel dan memperbesar bentuknya.
Demikian juga hukum dosa, apabila ada dosa yang tidak cepat diselesaikan, maka ia akan memperbudak kita untuk melakukan dosa-dosa yang lain.

Salah satu contoh dalam Alkitab adalah mengenai raja Daud, dalam 2 Samuel pasal 11.
Ketika Daud melihat Batsyeba sedang mandi (ini juga dosa lho!), dan dia tidak cepat sadar, maka dalam pikirannya mulai berkecamuk pikiran-pikiran dosa yang lain. Ia mulai mencari-tahu tentang Batsyeba, lalu memperintahkan orang untuk mengambil perempuan itu (dosa makin besar), lalu tidur dengannya (makin besar lagi), lalu merencanakan pembunuhan kepada Uria, suami Batsyeba (lagi-lagi makin besar).
Dosa-dosa itu mengantarkan Daud pada keadaan yang menyedihkan. Bahkan bukan hanya bagi dia saja, melainkan bagi anak cucunya!

Itu contoh dari Kitab Suci. Mau contoh dari kehidupan sehari-hari?
Ingat ketika kita mulai berbohong mengenai suatu hal? Bukankah seringkali kita harus membuat kebohongan lain untuk menutupi kebohongan pertama? Bahkan mungkin untuk selanjutnya kita harus membuat kebohongan-kebohongan lain hanya untuk menutupi kebohongan yang sebelumnya. Dan seringkali kebohongan yang terakhir lebih berat kadarnya dari kebohongan yang sebelumnya....

Contoh yang lain lagi.
Karena hubungan yang kebablasan seseorang bisa menjadi pembunuh calon manusia. Bahkan mungkin bukan hanya satu orang saja yang jadi pembunuh, tapi mungkin dua orang, atau mungkin satu keluarga besar bisa jadi pembunuh, karena seluruh keluarga besar itu ikut urun rembuk dalam perencanaan pembunuhan itu. Anda pasti tahu maksud saya.....

Setelah kita mengerti sifat dari hukum dosa ini yang seperti bola salju, mari kita tidak lagi meremehkan pelanggaran-pelanggaran yang menurut kita "kan hanya dosa kecil, jadi tidak apa-apa untuk dilakukan".
Ingat, dosa yang menurut kita "kecil" itu mampu memanggil teman-temannya untuk bergabung, sehingga tanpa sadar kita telah diperbudak olehnya, dan kita sampai pada keadaan yang benar-benar menyedihkan.

Sudah terlanjur termakan kuasa dosa, walaupun "sekecil" apapun? Bertobatlah!!!
(Saya ingat pernah menulis artikel mengenai PERTOBATAN di blog ini, coba cari, siapa tahu bisa jadi berkat).



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID
Kita suka sekali berayun-ayun di beranda Iblis. Suatu kali ketika jangkauan tangan Iblis (yang sedang dirantai) memanjang, tanpa ampun kita akan ditangkapnya.
Tommy Tenney, (tapi saya lupa judul bukunya, maaf ya)




GOD (STILL) SAYING
Sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Yesus Kristus, Tuhan kita
Roma 6:23

26 Oktober 2007

UJIAN

Tulisan ini diambil dari buku "SUNGAI ALLAH" karangan Dutch Sheets, halaman 73, dengan sedikit perubahan.




Banyak orang merasakan bahwa berdiri di sungai Allah adalah sesuatu yang terlalu sulit, bahkan di mana airnya hanya setinggi pergelangan kaki mereka. Kaki mereka terpukul oleh berkat-berkat dan karunia-karunia yang dilepaskan pada kedalaman ini.

Tanpa cukup karakter dan hikmat untuk membuat mereka bertahan, mereka akan jatuh pada ekstrim-ekstrim tertentu, kesombongan, kebanggaan, atau dosa-dosa yang lain. Seperti nabi Bileam ( baca Bilangan 22:5 dst. ), yang membiarkan dirinya dicobai oleh uang, kita juga memiliki resiko yang sama. Beberapa mukjizat terjadi, atau mungkin ada banyak orang diselamatkan, dan sering kali kita memikirkan suatu cara untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang menguntungkan.

Pada setiap tingkat, Allah menguji kita untuk melihat apakah kita dapat mempertanggung-jawabkan apa yang telah diberikan-Nya kepada kita sebelum Ia mempercayakan tingkat yang lain kepada kita.

Pikirkan sejenak tentang spon yang jenuh dengan air.
Jika kita menekannya dengan jari kita, walaupun hanya dengan sedikit tenaga, maka air akan keluar ke atas meja. Dengan segera kita akan tahu apa yang memenuhi rongga-rongga spon itu.
Hal yang sama juga berlaku bagi kita. Kita dapat segera menunjukkan apa yang memenuhi diri kita melalui apa yang keluar dari dalam diri kita jika kita berada di bawah tekanan.

Dan seringkali tekanan itu berupa sebuah kesuksesan kecil....



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID
Kita dapat segera menunjukkan apa yang memenuhi diri kita melalui apa yang keluar dari dalam diri kita jika kita berada di bawah tekanan.
Dutch Sheets, "SUNGAI ALLAH", hal. 73




GOD SAYING
Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah ( atas orang-orang durhaka ).
Kolose 3:5-6

SALIB PENUNJUK ARAH

Tulisan ini diambil dari buku "SUNGAI ALLAH" karangan Dutch Sheets, halaman 41, dengan sedikit perubahan.




Salah satu penunjuk mata angin di London adalah Charing Cross. Penunjuk mata angin ini terletak di pusat kota dan berfungsi sebagai penunjuk arah bagi mereka yang dibingungkan oleh jalan-jalan kota.

Seorang gadis kecil tersesat di kota tersebut. Seorang polisi menemukannya. Sambil menangis, sang gadis yang tersesat ini menjelaskan bahwa ia tidak tahu jalan pulang.

Polisi bertanya apakah ia tahu alamat rumahnya.
Gadis kecil itu tidak tahu.
Polisi menanyakan nomor telepon rumahnya.
Gadis kecil itu juga tidak tahu.

Ketika polisi menanyakan apa yang diketahuinya, tiba-tiba wajahnya bersinar:
"Aku tahu Salib itu," katanya, "tunjukkan padaku Salib itu dan dari sana aku dapat menemukan jalan pulang ke rumah."


Kayu Salib telah menuntun kita pulang selama 2.000 tahun....


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID
Kekristenan lebih dari sekedar sebuah cara yang lebih baik dalam menjalani hidup, atau sebuah pengajaran yang lebih akurat tentang Allah.
Kekristenan yang sejati berarti suatu hubungan dengan Allah; yaitu menjadi bait Roh Kudus.
Dutch Sheets, "SUNGAI ALLAH", penerbit Immanuel, hal. 20



GOD SAYING
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.
Matius 11:28-30

24 Oktober 2007

KEKUATAN SUDUT PANDANG

Tulisan ini diambil dari buku GOD'S EYE VIEW karangan Tommy Tenney, halaman 101 - 105, dengan sedikit perubahan.




Putri bungsu saya berumur sekitar 4 tahunan ketika ia pertama kali menemukan prinsip sudut pandang. Ketika itu ia sedang duduk si kursi dekat jendela dalam sebuah pesawat terbang. Penemuannya itu juga menghasilkan pernyataan yang sama pentingnya dalam diri saya.

Saya tidak akan pernah melupakan wajah kecilnya saat pesawat mulai meluncur di landasan. Ia mengintip keluar jendela di sebelahnya saat pesawat lepas landas, dan sesuatu terjadi saat pesawat telah meninggalkan landasan.

Pandangannya beralih dari jendela pesawat ke dalam ruang penumpang yang saat itu penuh sesak, dan kemudian balik memandang keluar jendela lagi. Tingkah lakunya menunjukkan keheranan yang sangat besar.

Ia memandang saya dengan keheranan dan berkata :
"Lihat, ayah, lihat!"
"Ada apa, sayang?"
Ia memandang saya dengan mata terbelalak dan menunjuk dengan bersemangat ke arah jendela pesawat sambil berkata:
"Orang-orang kecil, mobil-mobil kecil, rumah-rumah kecil!"

Dari sudut pandang kedewasaan dan kebijaksanaan saya yang lebih dewasa, saya menjelaskan kepadanya:
"Oh, bukan sayang, itu bukan orang-orang kecil. Ukuran mereka normal. Itu juga bukan mobil-mobil kecil, besarnya juga normal. Kita sedang berada di tempat yang begitu tinggi, sehingga apa saja yang ada di bawah kita kelihatan kecil."
"Tidak, ayah," katanya, "Aku melihatnya. Orang-orang kecil, mobil-mobil kecil, rumah-rumah yang sangat kecil."

Saya berusaha menjelaskan konsep sudut pandang kepadanya, tetapi ia menolak untuk menerimanya. Ia masih terlalu muda untuk mengerti kekuatan sudut pandang, dan ia terus bersikeras bahwa benda-benda yang dilihatnya di luar jendela memang berukuran kecil. Saya kira dari pandangan jendela pesawat memang demikian. Ketika kita terbang tinggi, apapun yang ada di bawah kita kelihatan lebih kecil, dan apapun yang kita dekati kelihatan lebih besar.

Hal tersebut juga berlaku dalam kehidupan rohani. Penyembahan adalah persamaan rohani dari kuasa pembesaran. Penyembahan seperti angin yang menerbangkan sayap-sayap kita dan mengangkat kita mengatasi alam duniawi. Pada saat itu kita menyembahTuhan, kita berada "di dalam Dia", kita duduk bersama-Nya di tempat yang tinggi, dan melihat ke bawah pada masalah-masalah yang sekarang kelihatan kecil.

Jika kita menyembah Tuhan, sudut pandang kita berubah. Mungkin kita pernah masuk dalam ibadah penyembahan dengan dibebani oleh banyak masalah dan kekhawatiran. Apa yang terjadi ketika dalam ibadah itu kita benar-benar merasakan bahwa kita berjumpa dengan Allah? Saat kita berjalan keluar setelah ibadah, masalah-masalah yang sama masih ada, tetapi semuanya tidak terlalu membebani lagi. Mengapa? Karena penyembahan mengangkat kita dan mengubah sudut pandang kita.

Penyembahan mengangkat kita lebih tinggi dari pada masalah-masalah yang ada, sehingga kita bisa melihat ke bawah pada masalah-masalah itu dan berkata kepada Tuhan:
"Lihat, Bapa, lihat! Masalah-masalah kecil, setan-setan kecil, situasi-situasi kecil.... "


hanya karena kasih-Nya,
iwan




PEOPLE SAID
Mungkin masalah-masalah kita kelihatan begitu besar karena ketinggian kita yang terlalu rendah.
Tommy Tenney, GOD'S EYE VIEW, penerbit Immanuel, hal. 105



GOD SAYING
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Yesaya 40:31

31 Agustus 2007

BEGITU BANYAK PERTANYAAN (TENTANG DOA)

Tulisan ini diambil dari buku "DOA SYAFAAT" karangan Dutch Sheets, halaman 21-22, dengan sedikit perubahan.





Dari sekian banyak perjalanan doa, dari kegagalan maupun kemenangan, dan dari ratusan jam belajar, saya telah membuahkan beberapa pemikiran yang dapat saya bagikan kepada Anda:

Apakah doa memang sungguh-sungguh diperlukan? Jika ya, mengapa? Bukankah Allah itu berdaulat? Bukankah itu berarti Ia melaksanakan apa yang menjadi kehendak-Nya, kapanpun Ia menginginkannya? Jika demikian halnya, mengapa kita harus berdoa?

Apakah kehendak Allah bagi anak-anak-Nya terjamin secara otomatis atau kehendak-Nya yang tergantung pada doa dan hal-hal lainnya?

Mengapa seringkali diperlukan waktu yang cukup lama sampai doa kita terjawab? Mengapa diperlukan ketekunan? Yakub bergumul dengan Allah. Apakah itu yang harus kita lakukan saat berdoa?

Bagaimana tentang doa-doa bagi orang yang terhilang? Dapatkah saya menjadi lebih efektif? Perlukah saya memohon keselamatan bagi orang-orang terus-menerus, atau hanya cukup memita satu kali dan kemudian kita bersyukur kepada-Nya dengan iman?

Bagaimana dengan peperangan rohani? Jika iblis telah dikalahkan dan Kristus memegang otoritas, mengapa kita tidak melupakan saja keberadaan iblis? Siapakah yang membelenggu iblis, Allah atau kita?

Apakah sesungguhnya yang disebut doa syafaat?

Bagaimana tentang perlindungan? Apakah segala sesuatu yang terjadi kepada kita atau keluarga kita diijinkan oleh Allah? Atau, adakah sesuatu yang perlu kita lakukan untuk memperoleh perlindungan itu?

Bagaimana kita saling bertolong-tolongan dalam menanggung beban?

Apakah ada waktu yang tepat untuk mendapatkan jawaban-jawaban doa, atau apakah waktunya tergantung kepada kita sendiri?


Mungkin kita merasa lelah dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Banyak orang berhenti menanyakan hal-hal tersebut sejak lama, dan mungkin telah berhenti berdoa juga.
Tolong jangan berhenti berdoa. Tetaplah berdoa!



hanya karena kasih-Nya,
iwan






PEOPLE SAID
Allah tidak melakukan apapun di dunia kecuali memberikan jawaban atas doa-doa yang penuh iman.
John Wesley.
"DOA SYAFAAT" karangan Dutch Sheets, halaman 27
Penerbit Immanuel, cetakan ketiga, 2001



GOD SAYING
Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan
Lukas 22:40b

30 Agustus 2007

PENAMPILAN TIDAK LAGI MENJADI MASALAH

Tulisan ini disadur dari buku "PENANGKAP TUHAN" karangan Tommy Tenney, halaman 105-105.





Ada banyak bangunan gereja yang tinggi di Amerika, tetapi tidak peduli seberapa bagus bagian depan bangunan-bangunan tersebut, tampaknya Tuhan tidak begitu diterima dalam tempat-tempat seperti itu. Mengapa? Karena program-program mereka, martabat mereka, dan kehormatan mereka di hadapan manusia lebih penting daripada hadirat Tuhan.
Namun demikian Tuhan mulai menurunkan hujan anugerah dan karunia-Nya, dan sedikit demi sedikit, umat-Nya yang lapar mulai berubah. Mereka tidak lagi mempedulikan penampilan luar dari suatu bangunan atau penampilan yang profesional dari suatu program manusiawi, tetapi mereka sedang membuu Tuhan. Mereka menginginkan tabut Tuhan kembali lagi ke gereja.

Barangkali Anda berada di tempat yang sama dengan saya saat ini. Saya telah mengunjungi terlalu banyak kebaktian gereja yang tidak bertabut. Saya telah menyaksikan terlalu banyak lagu-lagu paduan suara yang tanpa kuasa. Saya bahkan menjadi bosan dengan pelayanan saya sendiri! Saya telah banyak berkhotbah, mungkin dalam pengurapan, tetapi tidak menghantarkan masuk ke dalam hadirat Tuhan yang kita rindukan. Mungkin saya telah melakukan yang terbaik yang dapat saya lakukan, tetapi semua yang telah saya lakukan hanya mengumpulkan gambaran kabur tentang Dia, hanya sekedar petunjuk tentang sesuatu yang sebenarnya jauh lebih baik dan berkuasa.

Semua yang dapat saya lakukan di bawah pengurapan adalah membuat asap pada sisi yang salah dari tabir itu, sementara apa yang sebenarnya ingin kita lakukan adalah masuk ke dalamnya dan memandang kemulian-Nya di balik tabir itu.
Saya bersyukur untuk urapan-Nya, tapi sekarang saya tahu bahwa Dia memiliki hal-hal yang lebih besar lagi- diri-Nya. Saya telah bergumul dan bekerja dalam pelayanan selama beberapa dekade, tetapi sekarang saya telah menemukan bahwa ketika hadirat Tuhan yang dahsyat datang, segala sesuatu yang saya telah kerjakan menjadi tidak berarti dibanding dengan hadirat-Nya.
Ketika Tuhan datang dalam manifestasi hadirat-Nya, segala sesuatu - orang-orang berdosa dan orang-orang kudus, kaya dan miskin, bijaksana dan bodoh, muda dan tua, - semuanya jatuh dalam kekaguman akan kemuliaan-Nya. Kita harus beralih dari memohon urapan kepada hal mengejar manifestasi hadirat-Nya, yaitu kemuliaan-Nya.
Pengurapan memperlengkapi daging, Anda berkhotbah atau menyanyi dengan lebih baik. Kemuliaan meratakan daging! Carilah kemuliaan-Nya!


hanya karena kasih-Nya,
iwan






PEOPLE SAID
Apakah Anda denga tenang menundukkan kepala dalam penghormatan ketika Anda memasuki gereja yang biasa-biasa saja? Saya akan terkejut jika jawaban Anda adalah, ya.
A.W. Tozer, "PENANGKAP TUHAN" karangan Tommy Tenney, halaman 99.
Penerbit Immanuel, cetakan keempat, 2000






GOD SAYING

23 Agustus 2007

BENIH FIRMAN ALLAH

Tulisan ini disadur dari buku "SUNGAI ALLAH" karangan Dutch Sheets, halaman 222-223.




Pada tahun 1965 selama suatu reuni keluarga di Florida, nenek saya membangunkan setiap orang pada pukul 02.00 pagi dan memberikan perintah untuk mengumpulkan botol Coca Cola kosong, penyumbat botol, dan kertas.
"Saya telah menerima sebuah pesan dari Allah," dia berkata. "Manusia harus mendengarkan Firman-Nya."
Ia menulis ayat-ayat di kertas, sementara cucu-cucunya memasukkannya ke dalam botol dan menutup botol tersebut. Lalu setiap orang melemparkan lebih dari 200 botol ke dalam ombak besar di Cocoa Beach.

Orang-orang menghubungi dan berterima-kasih kepada nenek saya untuk ayat-ayat Alkitab dalam botol yang ditemukan mereka selama bertahun-tahun. Nenek saya meninggal pada bulan Nopember 1974. Bulan berikutnya surat yang terakhir tiba:

Ny. Gause yang terhormat,
Saya sedang menulis surat ini di bawah cahaya lilin. Kami tidak mempunyai listrik lagi di peternakan. Suami saya meninggal pada musim gugur ketika traktornya terguling. Ia meninggalkan saya beserta 11 orang anak yang masih kecil-kecil. Bank melakukuan penyitaan, hanya ada sepotong roti yang masih tertinggal, ada salju di atas tanah, dan dua minggu lagi hari Natal tiba.
Saya berdoa minta ampun sebelum saya menenggelamkan diri saya sendiri. Sungai tersebut telah membeku selama berminggu-minggu, jadi saya pikir tidak akan membutuhkan waktu yang lama. Ketika saya memecahkan lapisan es, sebuah botol Coca Cola mengapung. Saya membukanya, dan dengan air mata dan tangan yang menggigil, saya membaca tentang pengharapan. Pengkhotbah 9:4, "Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan....." Ibrani 7:19; 6:18; Yohanes 3:3 juga diberikan sebagai acuan.
Saya pulang ke rumah, membaca Alkitab saya, dan bersyukur kepada Allah. Tolong berdoalah bagi kami, supaya kami akan berhasil keluar dari masalah ini sekarang. Semoga Allah memberkati Anda dan keluarga Anda.
-Dari sebuah peternakan di Ohio-


Bagaimana botol itu berpindah dari Cocoa Beach, Florida, ke sebuah sungai di Ohio? Patroli botol malaikat Allah! Saya berpikir berapa banyak botol berisi benih Firman Allah yang telah dihanyutkan dalam benak orang-orang oleh mereka yang mengajarkan dan mengkhotbahkan Firman Allah.
Kita tidak pernah tahu kapan benih-benih yang kita tanam akan tumbuh, membawa musim semi untuk menggantikan musin dingin orang lain.


hanya karena kasih-Nya,
iwan





PEOPLE SAID
Kita tidak pernah tahu kapan benih-benih yang kita tanam akan tumbuh, membawa musim semi untuk menggantikan musim dingin orang lain.
Dutch Sheets: "SUNGAI ALLAH", halaman 223
Penerbit Immanuel, cetakan pertama,2000




GOD SAYING
Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.
Pengkhotbah 11:6

22 Agustus 2007

KESEMPURNAAN

Tulisan ini disadur dari buku "RUMAH KESUKAAN TUHAN" karangan Tommy Tenney, halaman 129.




Ketika gereja mengalihkan semua perhatian dan tenaganya pada penyempurnaan tehnik serta keprofesionalan musik yang dilatih dengan baik, khotbah-khotbah yang ditata dengan keahlian, dan ibadah-ibadah yang terikat ketat pada naskah, tanpa kita ketahui kita mungkin telah memulai persaingan di gelanggang yang salah. Kita seharusnya tetap di gelanggang di mana tak seorangpun bisa bersaing dengan kita, yaitu di gelanggang seni dan kemampuan untuk menghadirkan manifestasi hadirat Tuhan yang nyata.
Penyempurnaan tehnis mungkin akan menghasilkan pujian manusia, tetapi hanya urapan serta kemuliaan Tuhan yang dapat melumerkan hati yang keras.

Pada titik tertentu kita harus menurunkan volume suara manusia dan menaikkan volume suara Tuhan. Perjumpaan di jalan menuju Damsyik telah mengubah seorang pembunuh bernama Saulus menjadi seorang martir bernama Paulus dalam waktu kurang dari 30 detik.
Musik yang disempurnakan tidak akan dapat melakukan hal itu, tetapi pujian yang disempurnakan akan menarik Dia, dan hadirat-Nya juga!



hanya karena kasih-Nya,
iwan






PEOPLE SAID
Tuhan tidak tertarik dengan kualitas penyembahan kita atau kemampuan musik kita. Ia tertarik karena hubungan-Nya dengan para penyembah. Kita adalah anak-anak-Nya!
Tommy Tenney: "RUMAH KESUKAAN TUHAN" halaman 132
Penerbit Immanuel, cetakan pertama, 2000




GOD SAYING
Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar, belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah sediakan puji-pujian?"
Matius 21:16b

16 Agustus 2007

MINYAK URAPAN

Tulisan ini disadur dari buku "MORE POWER TO YOU" karangan T.F. Tenney, halaman 44, dengan penambahan.




Dalam Keluaran 30:22-33, Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat minyak urapan, yang memerlukan 5 bahan:

MUR
Berfungsi sebagai penghilang rasa sakit / pain killer, yang menyembuhkan kita dari semua luka dalam hati.

KAYU MANIS (CINAMON)
Sifatnya mudah terbakar

TEBU (SWEET)
Adalah gambaran Yesus dan Roh Kudus ( yang manis )

KAYU TEJA (CASSIA)
Adalah gambaran sifatnya yang anti infeksi

MINYAK ZAITUN (OLIVE OIL)
Adalah gambaran kesembuhan


Tuhan memberitahukan Musa bagaimana menggiling rempah-rempah itu, bagaimana meracik wewangian, dan bagaimana menambahkan minyak.
Kemudian Tuhan memberikan pedoman yang sangat terinci seperti di mana minyak urapan itu harus digunakan: pada kandil, mezbah pembakaran ukupan, mezbah korban bakaran, bejana pembasuhan.
Semua itu harus diurapi, kecuali diri sendiri. Minyak tersebut tidak boleh digunakan pada tubuh. Sebenarnya perintah Tuhan mencakup peringatan: "Jika kamu menggunakannya pada tubuh, kamu akan dilenyapkan" (lihat Keluaran 30:32-33). Minyak itu untuk kemuliaan Tuhan, bukan untuk memberi kesan sensual.

Kumandangkanlah semua yang ingin kita nyanyikan, tetapi mari kita lakukan hal itu untuk kemuliaan Tuhan.
Menarilah apa yang ingin kita tarikan, tetapi mari kita lakukan hal itu untuk kemuliaan Tuhan.
Teriakkanlah apa yang ingin kita teriakkan, tetapi bukan untuk menyentuh perasaan, bukan sekedar memamerkan kekudusan, tetapi mari kita lakukan itu untuk kemuliaan Tuhan.
Jika kita tidak melakukan semua itu hanya untuk kemuliaan Tuhan, maka janji Tuhan adalah: " Aku akan melenyapkanmu."

Penggunaan minyak urapan dan urapan Roh Kudus adalah untuk kemuliaan Tuhan dan hanya bagi-Nya. "Barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam Roh dan kebenaran" (Yohanes 4:24b). Penyembahan yang hanya untuk menyentuh perasaan adalah hal yang menakutkan.

Kita harus menyanyi untuk kemuliaan Tuhan. Kita harus mengkhotbahkan kemuliaan Tuhan. Kita harus menyembah Dia dan hanya Dia.
Penghormatan dapat diberikan kepada manusia, tetapi kemuliaan adalah milik Tuhan sendiri...


hanya karena kasih-Nya,
iwan







PEOPLE SAID
Penghormatan dapat diberikan kepada manusia, tetapi kemuliaan adalah milik Allah sendiri.
T.F. Tenney: "MORE POWER TO YOU" halaman 44
Penerbit Immanuel, cetakan pertama, 2003






GOD SAYING
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Kolose 3:23

15 Agustus 2007

YEHOVAH-JIREH

Tulisan ini disadur dari buku "MORE POWER TO YOU" karangan T.F. Tenney, halaman 75-76.



Dalam Kejadian 22:14, kita menemukan referensi tentang Yehovah-Jireh. Ini kisah tentang Abraham dan Ishak dan seekor domba jantan yang tersangkut di semak belukar.

Kata "Jireh" berarti "melihat, muncul, memperhatikan, pasti." Nama Yehovah-Jireh ini juga telah ditafsirkan sebagai "Tuhan yang menyediakan".
Yang menjadi pertanyaannya adalah apa hubungan antara "melihat" dan "menyediakan".
Kata "menyediakan" berasal dari kata Romawi kuno "provide". "Pro" berarti "pertama, sebelum", dan "vide" berarti "melihat". Jadi "provide" berarti "melihat sebelumnya".

Yehovah-Jireh adalah Tuhan yang melihat segala sesuatu terlebih dahulu dan mempersiapkan segala sesuatunya. Dia melihat Abraham dan Ishak mendaki gunung, dan Dia melihat domba jantan muncul dari sisi gunung yang lain untuk bertemu Abraham yang berhadapan dengan dilemanya. Jadi, Dia menempatkan domba jantan di semak belukar dan menyediakan untuk korban bakaran. Dia adalah Yehovah-Jireh!

Pada puncaknya, ketika Abraham tidak sanggup lagi mendaki lebih tinggi dan berjalan lebih jauh, dia menemukan Yehovah-Jireh. Itu bukanlah yang pertama Abraham menyebut Tuhan dengan nama itu. Siapa saja dapat berbicara mengenai Yehovah-Jireh ketika mereka mencari sebuah korban. Tetapi dalam perjalanannya mendaki gunung, meskipun sementara perintah Tuhan tetap merupakan misteri baginya, dia menjawab pertanyaan Ishak, "Tuhan yang akan menyediakan."

Ada saat-saat dimana kita harus membuka dompet yang tidak berisi atau melihat ke lemari yang kosong dan hanya meneriakkan "Yehovah-Jireh"! Kita memang belum melihat, tapi Tuhan telah melangkah lebih dahulu.


Kadang kala kita terlalu tergesa-gesa menilai orang lain. Kita tidak memberikan cukup waktu untuk melihat apa yang dapat mereka sendiri kerjakan, atau apa yang dapat dilakukan oleh situasi mereka. Ketika Yesus memanggil Simon sebagai "Batu Karang", mungkin beberapa murid yang lain melihat sekeliling dan beranggapan, "Tentu saja Simon tidak seperti itu!". Tetapi Yesus mengetahui, seiring dengan berjalannya waktu, bagaimana jadinya pribadi Petrus kelak. Dia adalah Yehovah-Jireh bagi Simon, karena Dia melihat sebelumnya apa yang akan terjadi.


Dia adalah Tuhan yang melihat apa yang akan terjadi kemudian, dan kita seharusnya mempercayai-Nya.



hanya karena kasih-Nya,
iwan





PEOPLE SAID
Nama Tuhan bukan suatu perdebatan; tetapi suatu sumber kuasa.
T.F. Tenney: "MORE POWER TO YOU" halaman 70
Penerbit Immanuel, cetakan pertama, 2003





GOD SAYING
Nama Tuhan adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.
Amsal 18:10