16 November 2007

MILAGRO!

Tulisan ini diambil dari buku "DOA SYAFAAT" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 59-60, dengan perubahan seperlunya.




Dalam kunjungan yang sama ke Guatemala, saya beserta istri, bersama-sama pasangan suami istri yang lain, diminta untuk berdoa bagi seorang wanita yang terbaring di rumah sakit karena TBC.
Kami menemukan wanita itu di sebuah bangsal yang dihuni oleh kira-kira 40 wanita, dengan jarak 1 meter dari tempat tidur yang satu ke tempat tidur yang lainnya. Tempat itu adalah suatu tempat tersendiri di rumah sakit itu, tempat untuk pasien-pasien yang sangat miskin. Bahkan tidak ada sekat yang memisahkan pasien-pasien tersebut. Dan memang, wanita yang kami doakan ini terbatuk-batuk terus karena penyakit TBC yang dideritanya.

Ketika kami berbincang-bincang dan berdoa dengannya, kami memperhatikan seorang wanita yang lain di ranjang sebelah sedang memperhatikan kami dengan seksama. Ketika kami selesai dengan pelayanan kami untuk wanita yang mengidap TBC itu, wanita di sebelah ini meminta kami untuk berdoa baginya juga. Tentu saja kami merasa senang dan bertanya apa kebutuhannya.
Ia mengeluarkan kedua tangannya dari balik selimut dan menunjukkan kepada kami kedua tangannya, yang tertekuk ke arah tubuhnya, dan seolah membeku dalam posisi itu. Kedua tangannya itu benar-benar tidak berfungsi. Kedua kakinya juga dalam kondisi yang sama.

Beberapa waktu yang lalu, ketika ia menjalani operasi punggung, secara tidak sengaja dokter memotong urat syaraf tulang belakangnya, sehingga meyebabkan ia menderita seperti ini. Dan para dokter tidak dapat berbuat apa-apa untuk memperbaiki keadaannya.

Rasa belas kasihan memenuhi hati kami saat kami meminta kepada Allah untuk menjawab kebutuhan wanita ini. Tidak ada sesuatu yang luar biasa terjadi, tetapi kami terus mendorong wanita ini untuk percaya kepada Tuhan.
Kemudian kami pergi menyusuri ruang perawatan ini untuk melihat apakah kami dapat bersaksi tentang Yesus kepada orang-orang lain. Tidak ada pegawai rumah sakit pada waktu itu, sehingga kami memiliki keleluasaan untuk melakukan pelayanan kami.

Pada waktu kami mulai mengunjungi wanita lain di seberang ruangan bangsal, tiba-tiba kami mendengar keributan, dan seseorang berseru:
"Milagro! Milagro! Milagro!"
Kami menoleh untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Kami melihat wanita yang baru kami doakan di bangsal tadi mengibas-ngibaskan tangannya, membuka dan menutupnya, menggerak-gerakkan jari-jarinya, menendang-nendang dengan kakinya yang tertutup selimut, dan menyerukan kata "mukjizat" dalam bahasa Spanyol.

Saya tidak tahu siapa yang lebih terkejut - wanita yang disembuhkan ini, wanita-wanita lain di bangsal itu, atau saya sendiri. Saya mengharapkan mukjizat, tetapi saya rasa saya saya tidak beriman untuk mukjizat terjadi. Saya ingat, waktu itu saya berpikir, bahwa mukjizat-mukjizat seperti ini hanya terjadi pada zaman Alkitab.

Selanjutnya, setiap wanita yang ada di bangsal itu memohon kepada kami untuk kami layani. Kami berjalan dari satu tempat tidur ke tempat tidur yang lain ( seakan-akan tahu apa yang kami lakukan), membimbing banyak orang datang kepada Kristus, dan berdoa untuk kesembuhan mereka.
Waktu itu saya berpikir : Ini gila. Ini kenyataan atau hanya mimpi? Kami mengalami kebangunan rohani secara luar biasa di bangsal sebuah rumah sakit!
Beberapa orang diselamatkan, wanita yang menderita TBC juga disembuhkan, dan wanita lain yang dijadwalkan untuk menjalani operasi pagi berikutnya malah akhirnya dipulangkan dalam keadaan sehat walafiat.

Kami menikmati saat-saat yang indah! Kami bahkan menyanyikan satu dua pujian. Ah, mungkin seharusnya kami tidak melakukannya, karena pegawai rumah sakit yang mendengar nyanyian kami, datang ke bangsal beberapa saat kemudian, dan meminta kami angkat kaki dari rumah sakit itu.
Setelah berkata demikian, pegawai rumah sakit itu pergi meninggalkan bangsal, namun kami tidak!
Masih ada terlalu banyak wanita yang memohon untuk didoakan.



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan

Tidak ada komentar: