01 Agustus 2007

MANUSIA SATU TALENTA

Tulisan ini diambil dari buku "GOD'S EYE VIEW" karangan Tommy Tenney, halaman 25-27, dengan sedikit perubahan, kalau ada.
Konteks tulisan ini adalah Perumpamaan tentang talenta, Matius 25:14-30



Siapakah yang menerima perhatian paling banyak dalam kisah tersebut - orang yang menerima 5 talenta, yang menerima 2 talenta, atau si "manusia kosong" yang menerima 1 talenta?

Sejauh yang dapat saya katakan, orang dengan satu talenta menerima paling banyak perhatian dalam pengajaran Yesus, bahkan walaupun perhatian tersebut bukan seperti yang diinginkannya.

Apakah orang ini bersalah karena ia adalah "manusia kosong", ataukah karena ia tidak membiarkan Allah bekerja melalui kekurangannya untuk menghasilkan kelimpahan?
Bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai "kelimpahan" dalam kisah ini di ayat 29 adalah "perisseuo", yang secara harafiah berarti "berjumlah sangat banyak (dalam kuantitas dan kualitas)".

Jika yang harus kita tabur dalam ladang Allah hanyalah kelemahan kita, pujian kita yang menyedihkan, atau sebutir iman kecil, "kekosongan" kita mungkin cukup untuk melahirkan suatu mukjizat dalam kehidupan kita!
Allah sedang menunggu kita untuk berlari kepada-Nya saat kita bangun di atas dasar kosong.
Salah satu kesempatan terbesar yang kita miliki untuk memuliakan Dia adalah saat kita menyadari bahwa kita tidak berdaya, tidak mempunyai pengharapan, dan tidak berharga, sampai Dia muncul.

Orang-orang yang sepintas lalu membaca perumpamaan ini tergoda untuk memikirkan apa yang menyebabkan raja atau tuan dalam perumpamaan talenta tersebut tidak berkata kepada dirinya sendiri: "Ya, bagaimanapun orang ini hanya mendapat satu talenta. Ia sudah melakukan apa yang kuharapkan darinya, sehingga akan kubiarkan lolos."
Allah tampaknya tidak berpikir seperti itu. Tapi mengapa? Mengapa Tuhan begitu kesal terhadap orang dengan satu talenta ini dibanding dengan yang lainnya? Apakah Allah sudah begitu miskinnya sehingga Ia harus menyimpan setiap talenta yang dimiliki-Nya demi perbendaharaan surgawi yang semakin menipis? Sepertinya tidak...

Mungkinkah karena kebimbangan, ketidakpercayaan, dan ketakutan orang ini mengakibatkan Allah tidak mendapat kesempatan untuk menyatakan kemuliaan-Nya kepada orang-orang lain yang mengenal orang ini dan kemustahilan keadaannya?
Saya percaya Allah ingin melakukan lebih banyak dengan memakai kekurangan orang ini dibanding yang dapat dilakukan-Nya dengan kelebihan yang diterima orang-orang lain. Mungkinkah kekurangan yang dimiliki orang ini adalah tempat yang disukai Allah?

Saat raja dalam perumpamaan Yesus ini menanyai, orang dengan satu talenta itu berkata: "Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di mana tuan tidak menabur dan memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: ini, terimalah kepunyaan tuan!"

Ketakutan orang ini merampas kesempatan Allah untuk memperlihatkan prinsip kemakmuran ilahi-Nya. Sedikit menjadi banyak jika Allah ada di dalamnya.

Ketakutan menghentikan orang dengan satu talenta ini. Orang ini tidak mengerti prinsip "lebih sedikit lebih baik, dan tidak ada adalah yang paling baik".
Ia memberi alasan, "Aku takut engkau akan menuai di mana engkau tidak menabur." Orang itu mengira bahwa ia tahu banyak tentang Allah (dilambangkan oleh raja itu) untuk mengatakan bahwa Allah terus-menerus menuai di tempat di mana Ia tidak pernah menabur, walaupun orang ini tidak melihat dari sudut pandang Allah dalam situasi tersebut.

Allah telah menabur napas kehidupan dalam diri orang tersebut. Ia menabur talenta emas dalam tempat uangnya. dan Ia menabur iman Ilahi ke dalam kedagingan manusiawi. Allah tidak pernah benar-benar menuai di tempat di mana Ia tidak menabur.
Segala keberadaan kita, seluruh milik kita, dan semua yang pernah kita harapkan dan yang kita capai bersumber dari Dia....



hanya karena kasih-Nya,
iwan






PHRASE OF THE DAY
Salah satu kesempatan terbesar yang kita miliki untuk memuliakan Dia adalah saat kita menyadari bahwa kita tidak berdaya, tidak mempunyai pengharapan, dan tidak berharga, sampai Dia muncul.
Tommy Tenney: "GOD'S EYE VIEW" halaman 26
Penerbit Immanuel, cetakan pertama, 2003






WORDS OF GOD
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
II Korintus 4:7

Tidak ada komentar: