30 Oktober 2007

MASA TRANSISI

Tulisan ini diinspirasikan oleh sebuah warta jemaat yang pernah saya baca dan oleh sebuah kothbah yang pernah saya dengar.



Masa transisi (peralihan) seringkali menakutkan, masa yang sulit, dan tidak jarang membuat kita stress. Berhenti dari pekerjaan, masa persiapan pensiun, mengalami sakit penyakit, bahkan persiapan pernikahan, atau bahkan persiapan kelahiran anak, perubahan-perubahan ini bisa membuat kita stress. Itulah sebabnya, manusia seringkali menolak perubahan. Jangan lagi perubahan ke arah yang lebih jelek, perubahan ke arah yang lebih baik pun seringkali kita tolak. Mengapa? Ya supaya tidak takut dan tidak stress.

Apa benar ada manusia yang menolak perubahan ke arah yang lebih baik? Ada! Sebagai contoh, saya pernah dengar cerita tentang seorang pematung di Bali. Beliau sangat terkenal. Hasil pahatan beliau bernilai tinggi dan dikoleksi oleh orang-orang kaya.
Suatu kali ada seorang kaya yang ingin mengundang sang pematung ini untuk melihat bagian rumah yang rencananya akan diisi dengan hasil karyanya. Si orang kaya mengirim mobil mercy-nya untuk menjemput sang pematung. Tetapi ternyata sang pematung tidak mau pergi naik mobil mercy itu. Ia hanya minta alamat dari rumah yang akan dikunjungi dan meminta sopir mercy untuk pulang, dengan janji ia akan menyusul.
Setelah sang sopir pergi, bapak pematung juga segera bersiap-siap untuk berangkat. setelah mandi dan ganti baju, beliau lalu berdiri di tepi jalan untuk menunggu mikrolet. Mungkin dengan naik mikrolet beliau merasa lebih bebas. Nah.....

Cerita yang lain. Dalam menanti kelahiran anaknya, ada keluarga yang berpikir, bagaimana nanti caranya membagi waktu antara mengasuh anak dan bekerja. Bagaimana kalau si anak malamnya tidak mau tidur, sehingga harus begadang, dan paginya ngantuk di kantor. Bagaimana kalau sang bayi tidak mau minum asi dan tidak ada budget untuk beli susu bayi. Bagaimana kalau bayinya cacat. Bagaimana kalau...., bagaimana kalau..... Ada banyak ketakutan.

Kembali ke masa transisi.
Kitab suci mempunyai tuntunan apabila kita sedang mengalami masa transisi ini. Tentunya kita yakin bahwa dengan tuntunan Tuhan maka kita tidak perlu takut, tidak perlu stress, dan hasil akhirnya dijamin oke.

Tuntunan kitab suci itu kita dapatkan di 2 Raja-Raja pasal 2. Perikopnya mengenai Nabi Elia diangkat ke sorga. Yang mengalami masa transisi adalah Nabi Elisa.
Nabi Elisa adalah anak rohani dari Nabi Elia. Nabi Elisa tahu bahwa sebentar lagi Nabi Elia akan diangkat ke sorga. Nabi Elisa tahu bahwa pasti akan ada perubahan nantinya setelah Nabi Elia diangkat ke sorga. Dan ini mungkin membuat ia takut. Tapi, mari kita lihat apa yang dilakukannya dalam menghadapi masa transisi ini.

NABI ELISA MEMPUNYAI TUJUAN YANG PASTI
Tujuannya adalah meminta / memohon dua bagian roh Elia.
(Nabi Elisa memohon kadar roh kenabian yang lebih besar kepada ayah rohaninya untuk dapat meneruskan pelayanan kenabian nabi Elia).

SETIA / KONSISTEN DALAM PERBUATAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN
Beberapa kali Nabi Elia menguji Nabi Elisa dengan memintanya untuk berhenti mengikutinya, tapi Nabi Elisa terus menolak permintaan itu. Nabi Elisa tahu, bahwa kalau dia berhenti mengikuti Nabi Elia, maka dia tidak akan pernah mendapatkan keinginannya.

TIDAK TERPENGARUH TINDAKAN ORANG LAIN
Banyak teman-temannya yang juga tahu bahwa Nabi Elia akan diangkat ke sorga, tetapi mereka hanya berdiri memandang dari jauh. Nabi Elisa terus berjalan mengikuti Nabi Elia.

TEKUN DAN MEMUSATKAN PERHATIAN
Setelah Nabi Elia berkata bahwa dia akan mendapatkan apa yang dia minta kalau dia melihat nabi Elia terangkat ke sorga, pasti pandangan Nabi Elisa tidak pernah lepas dari Nabi Elia. Dan benar dia melihat kereta berapi dan kuda berapi mengangkat Nabi Elia.

MELUPAKAN APA YANG TELAH LALU
Nabi Elisa mengoyakkan pakaiannya sebagai lambang tindakan melupakan apa yang telah lalu. Dia tidak mau menengok ke masa lalu. Dia mulai memakai jubah Nabi Elia.

BERTINDAK DENGAN IMAN
Dengan penuh iman, Nabi Elisa memukulkan jubah Nabi Elia ke air sungai Yordan, dan air itu terbelah.
Dengan kejadian itu Nabi Elisa juga memperoleh pengakuan dari nabi-nabi yang lain bahwa ia adalah penerus pelayanan Nabi Elia.



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID
Saya berhasil seperti sekarang ini karena kerja keras, berusaha sekuat tenaga, dan karena berkat Tuhan. Dari ketiga faktor di atas, berkat Tuhanlah yang paling menentukan.
Seorang pengusaha sukses tingkat dunia (maaf, saya lupa namanya)



GOD (STILL) SAYING
Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari
Amsal 4:18

Tidak ada komentar: