30 November 2007

LIMA ROTI DAN DUA IKAN

Tulisan ini diambil dari buku "KEHIDUPAN YANG BERHASIL" karangan Paul Yonggi Cho, penerbit Gandum Mas, halaman 183-184, dengan perubahan seperlunya.




Saya mengajak saudara agar jangan hidup dalam alam matematika, tetapi hiduplah oleh iman.
Ketika Yesus berkothbah di padang gurun, lima ribu orang pria beserta banyak perempuan dan anak-anak mendengarkan Dia sepanjang hari. Karena menyadari orang banyak itu lapar, Kristus memanggil murid-murid-Nya dan memberi perintah: "Berilah mereka makan!".
Itulah Firman ciptaan ( Firman yang menciptakan sesuatu).

Filipus yang cenderung terlalu matematika segera mengadakan peninjauan, dan akhirnya datang kepada Yesus dengan laporan yang sangat terinci secara matematika:
"Yesus, Engkau menyuruh kami memberi makan orang banyak ini. Sekarang hari telah malam dan kami tidak bisa membeli makanan. Dan seandainya ada makanan untuk dibeli, kami membutuhkan paling tidak 200 Dinar, dan kami tidak mempunyai uang sebanyak itu."
Laporan Filipus ini lengkap, tepat dalam setiap hal, dan terinci dengan perhitungan matematika yang semestinya.

Tetapi Andreas keluar dengan iman dan menemukan lima roti dan dua ekor ikan kecil, membawanya kepada Yesus dengan iman dan penglihatan, serta berkata:
"Yesus, saya menemukan lima roti dan dua ikan ini. Makanan ini sedikit saja, tetapi bila Tuhan memberkatinya, kami tahu kami akan dapat memberi makan orang banyak ini."
Dan akhirnya, orang banyak itu mendapat makanan.


THINK BIG, START SMALL, ACT NOW!
(Apa yang aku usahakan cuma kecil-kecilan, tapi bila Kau memberkatinya, aku tahu ini akan menjadi saluran berkat yang besar bagiku)


Thank's Lord, Kau buat segala sesuatu baru bagiku!
iwan

29 November 2007

KITA TIDAK PERNAH MERASA LAPAR

Tulisan ini diambil dari buku "PEMBURU TUHAN" karangan Tommy Tenney, penerbit Immanuel, halaman 18-19, dengan perubahan seperlunya.




Masalah kita adalah kita tidak benar-benar merasa lapar akan Tuhan. Kita telah membiarkan hal-hal dalam alam nyata ini untuk memuaskan hidup kita dan untuk mengenyangkan rasa lapar kita.
Kita telah menghampiri Tuhan dari minggu ke minggu, dan dari tahun ke tahun, hanya untuk meminta Dia memenuhi ruang kosong yang sempit dalam kehidupan kita. Tuhan telah bosan menduduki "tempat kedua" di bawah hal-hal lainnya dalam kehidupan kita. Ia bahkan bosan menjadi yang kedua di bawah program-program gereja lokal dan di bawah kehidupan gereja!

Segala sesuatu yang baik, termasuk hal-hal yang dilakukan gereja lokal, dari memberi makan orang miskin, mengajar di sekolah minggu, dan lain-lain, harus mengalir dari hadirat Tuhan. Motifasi utama dari melakukan hal-hal yang baik itu seharusnya: "Kita melakukannya karena Tuhan, dan karena itu adalah hatinya."
Tetapi, jika kita tidak berhati-hati, kita dapat begitu terjebak dengan mengerjakan "hal-hal bagi Dia" sampai-sampai kita melupakan Dia.

Kita dapat terjebak dalam sikap yang "agamawi" sehingga kita tidak pernah jadi rohani, tidak peduli betapa banyaknya kita berdoa. (Maafkan saya telah mengatakan hal ini, tetapi kita dapat tersesat, bahkan tidak mengenal Allah, namun kita tetap memiliki kehidupan doa!)

Tidak peduli berapa banyak kita mengetahui Alkitab,
Tidak peduli apa yang kita ketahui tentang Allah,
Yang terpenting adalah: apakah kita mengenal-Nya?




Trim's Bapa, Engkau telah membuat segala sesuatu baru bagiku!
iwan

28 November 2007

DITUNTUN OLEH MATA TUHAN

Tulisan ini diambil dari buku "PEMBURU TUHAN" karangan Tommy Tenney, penerbit Immanuel, halaman 44-45, dengan perubahan seperlunya.



Terlalu sering umat Tuhan hanya dipimpin oleh Firman yang tertulis atau perkataan perbuatan. Alkitab berkata bahwa Tuhan ingin agar kita bergerak melampaui hal itu ke suatu tempat yang ditandai oleh sikap kelembutan hati terhadap Dia dan suatu kedewasaan yang mengijinkan Dia "menuntun kita dengan matanya" (Mazmur 32:8-9).

Dalam rumah seperti itulah saya dibesarkan. Ayah atau ibu saya hanya cukup memandang saya, dan itu sudah cukup ampuh. Jika saya mulai menyimpang ke jalan kebodohan bagi seorang anak kecil, ayah ibu saya tidak perlu menegur saya secara lisan. Hanya dengan sorot matanya saja sudah cukup untuk memberikan tuntunan yang saya perlukan.

Apakah kita masih perlu mendengar suara Tuhan yang seperti halilintar? Atau, apakah kita masih perlu suatu perkataan nubuatan yang jelas untuk meluruskan perbuatan kita?
Atau mampukah kita membaca isi hati Allah yang terpancar dari wajah-Nya?
Apakah kita cukup lembut sehingga mata-Nya dapat menuntun dan menempelak hati kita yang berdosa?
Ketika Dia melihat jalan kita, apakah kita dengan cepat mengatakan, "Oh, seharusnya saya tidak melakukan hal itu. Atau, seharusnya saya tidak pergi ke sana. Atau, seharusnya saya tidak mengatakannya. Karena itu akan mendukakan Bapaku"?
Pandangan mata Yesus menempelak Petrus, dan melalui kokokan ayam dia menangisi jalan-jalannya.

Tuhan ada di mana-mana, tetapi Dia tidak memalingkan wajah-Nya dan rahmat-Nya ke segala tempat. Itu sebabnya kenapa Dia mengatakan kepada kita untuk mencari wajah-Nya.
Benar, Tuhan hadir dalam ibadah-ibadah kita, tapi sudah berapa lama rasa lapar kita menyebabkan kita merangkak ke pangkuan-Nya dan seperti anak kecil, menjangkau wajah-Nya dan memalingkannya kepada kita?
Tuhan menginginkan hubungan yang intim. Wajah-Nya harus menjadi pusat perhatian kita.

Bangsa Israel merujuk pada manifestasi hadirat Tuhan dengan apa yang disebut Shekinah kemuliaan Tuhan.
Ketika Daud ingin memindahkan Tabut Perjanjian kembali ke Yerusalem, dia tidak tertarik dengan kotak penutup emas dan barang-barang yang ada di dalamnya. Daud tertarik pada nyala api biru yang berkobar di antara sayap kerubim di atas tabut itu, karena ada sesuatu mengenai nyala api itu, yang menegaskan bahwa Tuhan hadir.
Dan kemanapun kemuliaan atau pernyataan hadirat Tuhan berada, maka akan ada kemenangan, dan kuasa, dan berkat.
Keintiman dengan Tuhan akan membawa "berkat", tetapi mengejar "berkat" tidak selalu membawa kita kepada keintiman.


thanks God, Engkau membuat segala sesuatu jadi baru,
iwan

26 November 2007

DATANGLAH DAN MINUMLAH!

Tulisan ini diambil dari buku "SUNGAI ALLAH" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 63-65, dengan perubahan seperlunya.



Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
Yohanes 7:37-38


Dalam bahasa aslinya, kata "datang"dan "minum" adalah kata kerja dalam bentuk perintah masa kini. Ini berarti bahwa kedua kata itu menunjukkan perintah - bukan undangan - dan melibatkan tindakan yang terus menerus dan berulang. Kristus sedang memberi perintah: "Datanglah terus dan minumlah terus!"

Begitu seringnya kita mencoba untuk hidup dari manna (pewahyuan) masa lalu. Namun seperti bangsa Israel di padang gurun, kita juga harus memiliki "manna sehari-hari" dan kita harus meminum "minuman sehari-hari".

Inilah juga yang dimaksud oleh Efesus 5:18, "Hendaklah kamu penuh dengan Roh."
Sekali lagi, bentuk kalimatnya adalah kalimat perintah masa kini. Allah sedang memerintahkan kita untuk secara terus-menerus dipenuhi oleh Roh Kudus.

Ketika ditanya mengapa ia harus terus dipenuhi dan dipenuhi kembali dengan Roh Kudus, Dwight Moody berkata: "Itu sangat sederhana, saya bocor!"
Kita semua juga bocor....
Itulah sebabnya mengapa kita harus minum terus-menerus agar kita tetap terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus.

Allah ingin kita terus menerus datang, terus menerus minum, dan terus menerus dipenuhi, supaya dalam hati kita terus menerus mengalir aliran-aliran air hidup itu.

Dalam kehidupan kita, kita membutuhkan aliran yang terus-menerus.
Dalam rumah tangga kita, kita membutuhkan aliran yang terus menerus.
Di gereja-gereja kita, kita juga harus memiliki aliran yang terus-menerus.
Jangan biarkan aliran itu mengering dalam diri anda. Datanglah terus, minumlah terus, dipenuhilah terus, supaya aliran itu terus mengalir!



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan

25 November 2007

WHAT THE GOD SAID TO ME THIS MORNING





DIAMLAH DAN LIHATLAH!
AKU MEMBUAT SEGALA SESUATU BARU BAGIMU!




Halleluyah!
iwan

23 November 2007

SUMBER IBADAH

Tulisan ini diambil dari buku "MEMASUKI HADIRATNYA" karangan Charles Stanley, penerbit Gospel Press, halaman 159, dengan perubahan seperlunya.



Joni Eareckson Tada, penulis berbakat dan pelukis yang lumpuh akibat kecelakaan pada waktu dia masih remaja, pernah ditanya tentang ayat favoritnya. Dia menjawab:
"Ayat Alkitab favorit saya adalah pertanyaan Yesus kepada Petrus: Apakah engkau mengasihi Aku?"

Di dalam ayat tersebut terkandung inti dari kehidupan yang taat, kasih dan penyembahan kapada Allah.
Ketaatan kepada Kristus tidak dilakukan sebagai suatu kewajiban. Walaupun mungkin pada mulanya kita mentaati Tuhan karena takut dan karena kewajiban, Allah menginginkan ketaatan yang berasal dari sukacita di dalam Dia.

Daud menyerukan: "Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."
Dapatkah kita bergabung dengan Raja Daud?
Ataukah ketaatan kita kepada Allah karena kita takut akan pembalasan-Nya?
Ataukah kita taat supaya tidak merasa bersalah?

Sumber dari kekristenan dan ibadah yang sejati adalah keinginan untuk menyenangkan Sang Juruselamat yang telah menebus kita yang sekarang hidup di dalam kita.
Rasa takut tidak akan banyak berguna, tapi kasih kepada Allah akan mengantar kita melewati segala hal.
Ketaatan mungkin kadang sulit, namun tidak akan lagi menjadi beban, karena kita ingin menyenangkan Allah.

Apakah kita mengasihi Allah?
Jika ya, maka ketaatan kepada-Nya adalah bersifat spontan.


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan.

21 November 2007

PRIORITAS

Tulisan ini diambil dari buku "DOA SYAFAAT" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 235, dengan perubahan seperlunya.



San Pedro, Guatemala, 1976.
Gempa bumi baru saja meluluh-lantakkan kota itu.
Seorang ibu beserta 3 anaknya menggali-gali tanah.
Harta yang mereka miliki tinggal pakaian yang sedang mereka pakai saja.
Rumah mereka yang sempit lebih menyerupai gundukan tanah yang kotor daripada sebuah rumah.

Ketika kami bertanya kepadanya apa yang dia cari dengan menggali tanah, dia menjawab:
"Sekantung buncis dan jam tangan suamiku. Ia terbaring di sini ketika ia mati," katanya sambil menggali sebidang tanah seluas 3 meter persegi.
"Jam tangan itu sangat berarti bagi saya jika saya dapat menemukannya."

Maka kami pun mulai menggali bersama-sama dengan mereka.
Meskipun pekerjaan ini seperti mencari jarum di tumpukan jerami, tapi kami berdoa kepada Allah dan terus menggali sampai sedalam 1 meter.
Akhirnya kami menemukan jam tangan itu 1 - 2 jam kemudian.

"Muchas gracias (terima kasih banyak)," katanya berulang-ulang sambil menangis. Ia menggenggam jam tangan itu erat-erat di dadanya.

Harta karun adalah istilah yang relatif, pikir saya sambil menyeka air mata.
Alangkah indahnya bila dunia bisa melihat peristiwa ini.
Dengan menyaksikan peristiwa ini, mungkin beberapa prioritas hidup dapat berubah....




hanya karena kasih setia-Nya,
iwan

19 November 2007

BERBAGI HUKUMAN

Tulisan ini diambil dari buku "DOA SYAFAAT" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 70-72, dengan perubahan seperlunya.




Steven, 14 tahun, telah membolos sekolah selama 3 hari berturut-turut. Kenakalan ini terungkap setelah pihak sekolah menelpon ke rumah untuk menanyakan keadaannya.
Orang tua Steven lebih marah terhadap kebohongan Steven daripada kenakalan membolos sekolah.
Setelah berdoa bersama Steven, orang tuanya memutuskan hukuman untuk kebohongannya tersebut.
"Steven, tahukah kamu betapa pentingnya kita untuk saling mempercayai satu sama lain?"
"Ya, ayah"
"Bagaimana kita bisa saling mempercayai kalau kita tidak mengatakan hal yang sebenarnya? Itulah sebabnya berbohong adalah suatu perbuatan yang sangat buruk. Bukan hanya berbohong itu dosa, tetapi berbohong juga menghancurkan kemampuan kita untuk saling mempercayai. Kamu mengerti?"
"Ya, ayah."
"Ibu dan ayahmu harus membuat kamu mengerti betapa seriusnya masalah ini. Bukan hanya karena kamu membolos dari sekolah, tetapi karena kebohonganmu terhadap kami. Hukuman disiplinmu akan berlangsung selama tiga hari. Untuk menebus dosamu, kamu harus tidur di loteng setiap hari dan tinggal di sana sendirian."

Demikianlah, Steven kecil naik ke loteng dan tempat tidurnya disiapkan di sana.
Malam itu adalah malam yang paling panjang bagi Steven; dan mungkin malam yang lebih panjang lagi bagi kedua orang tuanya. Ayah Steven merusaha membaca koran, namun kata-kata yang tertulis di koran tersebut seakan-akan kabur. Ibunya mencoba menjahit, tetapi ia tidak dapat memasukkan benang ke lobang jarum.

Akhirnya, tibalah saatnya untuk tidur.
Sekitar tengah malam, ketika sang ayah berbaring di tempat tidurnya sambil memikirkan betapa kesepian dan ketakutannya Steven di loteng, akhirnya ia berkata kepada istrinya:
"Apakah kamu masih terjaga?"
"Ya, aku tidak dapat tidur karena memikirkan Steven."

Satu jam kemudian, ia bertanya lagi:
"Apa kamu sudah tidur?"
"Belum," jawab sang istri, "Aku tidak dapat tidur karena memikirkan Steven yang tidur sendirian di loteng itu."
"Begitu juga dengan aku."

Satu jam lagi berlalu. Sekarang pukul 2 pagi.
"Aku sudah tidak tahan!" seru sang ayah. Kemudian ia bangun dari tempat tidurnya sambil membawa bantal dan selimutnya, "Aku akan tidur di loteng."

Di loteng, ia menemukan Steven dalam keadaan yang diperkirakannya: masih terjaga dengan berurai air mata.
"Steven," kata ayahnya, "aku tidak dapat membatalkan hukuman atas kebohonganmu karena kamu harus tahu betapa seriusnya kesalahan yang telah kau perbuat. Kamu harus mengetahui bahwa dosa, khususnya kebohongan, memiliki akibat-akibat yang sangat buruk. Akan tetapi, ayah dan ibumu tidak tahan menanggung beban pikiran tentang kamu yang tidur sendirian di loteng ini, sehingga ayah datang ke loteng untuk berbagi hukuman dengan kamu."

Setelah selesai mengatakan hal itu, ayah Steven berbaring di samping anak laki-lakinya itu, dan mereka saling berangkulan. Air mata yang mengalir di pipi mereka bercampur menjadi satu saat mereka saling berbagi bantal dan hukuman ..... selama tiga malam."


Dua ribu tahun yang lalu, Allah turun dari tempat tidur-Nya sambil membawa bantal dan selimut-Nya, yang sebenarnya adalah tiga paku besar dan sebuah salib. Ia dipakukan di salib untuk menanggung dosa-dosa kita.
Seharusnya, kitalah yang di paku di salib itu.....



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan

16 November 2007

MILAGRO!

Tulisan ini diambil dari buku "DOA SYAFAAT" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 59-60, dengan perubahan seperlunya.




Dalam kunjungan yang sama ke Guatemala, saya beserta istri, bersama-sama pasangan suami istri yang lain, diminta untuk berdoa bagi seorang wanita yang terbaring di rumah sakit karena TBC.
Kami menemukan wanita itu di sebuah bangsal yang dihuni oleh kira-kira 40 wanita, dengan jarak 1 meter dari tempat tidur yang satu ke tempat tidur yang lainnya. Tempat itu adalah suatu tempat tersendiri di rumah sakit itu, tempat untuk pasien-pasien yang sangat miskin. Bahkan tidak ada sekat yang memisahkan pasien-pasien tersebut. Dan memang, wanita yang kami doakan ini terbatuk-batuk terus karena penyakit TBC yang dideritanya.

Ketika kami berbincang-bincang dan berdoa dengannya, kami memperhatikan seorang wanita yang lain di ranjang sebelah sedang memperhatikan kami dengan seksama. Ketika kami selesai dengan pelayanan kami untuk wanita yang mengidap TBC itu, wanita di sebelah ini meminta kami untuk berdoa baginya juga. Tentu saja kami merasa senang dan bertanya apa kebutuhannya.
Ia mengeluarkan kedua tangannya dari balik selimut dan menunjukkan kepada kami kedua tangannya, yang tertekuk ke arah tubuhnya, dan seolah membeku dalam posisi itu. Kedua tangannya itu benar-benar tidak berfungsi. Kedua kakinya juga dalam kondisi yang sama.

Beberapa waktu yang lalu, ketika ia menjalani operasi punggung, secara tidak sengaja dokter memotong urat syaraf tulang belakangnya, sehingga meyebabkan ia menderita seperti ini. Dan para dokter tidak dapat berbuat apa-apa untuk memperbaiki keadaannya.

Rasa belas kasihan memenuhi hati kami saat kami meminta kepada Allah untuk menjawab kebutuhan wanita ini. Tidak ada sesuatu yang luar biasa terjadi, tetapi kami terus mendorong wanita ini untuk percaya kepada Tuhan.
Kemudian kami pergi menyusuri ruang perawatan ini untuk melihat apakah kami dapat bersaksi tentang Yesus kepada orang-orang lain. Tidak ada pegawai rumah sakit pada waktu itu, sehingga kami memiliki keleluasaan untuk melakukan pelayanan kami.

Pada waktu kami mulai mengunjungi wanita lain di seberang ruangan bangsal, tiba-tiba kami mendengar keributan, dan seseorang berseru:
"Milagro! Milagro! Milagro!"
Kami menoleh untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Kami melihat wanita yang baru kami doakan di bangsal tadi mengibas-ngibaskan tangannya, membuka dan menutupnya, menggerak-gerakkan jari-jarinya, menendang-nendang dengan kakinya yang tertutup selimut, dan menyerukan kata "mukjizat" dalam bahasa Spanyol.

Saya tidak tahu siapa yang lebih terkejut - wanita yang disembuhkan ini, wanita-wanita lain di bangsal itu, atau saya sendiri. Saya mengharapkan mukjizat, tetapi saya rasa saya saya tidak beriman untuk mukjizat terjadi. Saya ingat, waktu itu saya berpikir, bahwa mukjizat-mukjizat seperti ini hanya terjadi pada zaman Alkitab.

Selanjutnya, setiap wanita yang ada di bangsal itu memohon kepada kami untuk kami layani. Kami berjalan dari satu tempat tidur ke tempat tidur yang lain ( seakan-akan tahu apa yang kami lakukan), membimbing banyak orang datang kepada Kristus, dan berdoa untuk kesembuhan mereka.
Waktu itu saya berpikir : Ini gila. Ini kenyataan atau hanya mimpi? Kami mengalami kebangunan rohani secara luar biasa di bangsal sebuah rumah sakit!
Beberapa orang diselamatkan, wanita yang menderita TBC juga disembuhkan, dan wanita lain yang dijadwalkan untuk menjalani operasi pagi berikutnya malah akhirnya dipulangkan dalam keadaan sehat walafiat.

Kami menikmati saat-saat yang indah! Kami bahkan menyanyikan satu dua pujian. Ah, mungkin seharusnya kami tidak melakukannya, karena pegawai rumah sakit yang mendengar nyanyian kami, datang ke bangsal beberapa saat kemudian, dan meminta kami angkat kaki dari rumah sakit itu.
Setelah berkata demikian, pegawai rumah sakit itu pergi meninggalkan bangsal, namun kami tidak!
Masih ada terlalu banyak wanita yang memohon untuk didoakan.



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan

15 November 2007

TEMBOK PERLINDUNGAN

Tulisan ini diambil dari buku "DOA SYAFAAT" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 91-92, dengan perubahan seperlunya.




Ketika kami berkendaraan pulang di tengah-tengah cuaca yang buruk, suamiku, Gene, menyalakan radio unruk mendengarkan berita lokal. Awan-awan berbentuk corong memenuhi langit. Setibanya di rumah , segalanya hening mencekam.

Tidak berapa lama kemudian, angin mulai bertiup dengan keras. Pohon-pohon tumbang dan tembok rumah kami mulai bergetar. Jendela-jendela berderik-derik, dan terdengar hujan es jatuh di atas garasi.

"Cepat masuk ke ruang tengah dan tutup pintu," seru suamiku. "Ambil bantal, selimut, dan senter."
"Nenek, aku takut," jerit William, cucu kami yang baru berusia lima tahun.
"Yesus akan melindungi kita. Jangan takut," kataku.

Tiba-tiba sirine tanda bahaya berbunyi keras di kota kecil kami. Tembok-tembok bergerak-gerak seakan-akan tidak ada yang menyangga mereka.
"Jika kita tidak sedang mengalami tornado, pasti kita mengalaminya sebentar lagi," seru Gene sambil berlari ke ruang tengah.
"Mari kita bergandengan tangan dan duduk di lantai," kataku.
"Aku mencintai kalian," kata Gene sambil menyelimuti kami dengan selimut dan bantal, dan melindungi kami dengan tubuhnya. Ia melingkarkan tangannya merangkul kami.

Sekonyong-konyong angin yang amat dahsyat menghempaskan kami dan menarik kami semua menjadi seperti sebuah bola.
"Doa! Tetap berdoa!" seru Gene.
"Allah yang Maha Kuasa, tolong kami!" teriak kami.

Duarr! terjadi ledakan.
Jendela-jendela hancur, kaca-kaca melayang-layang di mana-mana.
Duarr! Terjadi ledakan lain.
Tembok kami berlubang. Puing-puing terbang ke segala arah seperti anak panah.

"Yesus tolong kami! Kaulah Juruselamat kami! Kaulah Raja Kami!" teriakku.
Ketika aku melihat ke atas, atap rumah mulai berjatuhan menimpa kami. Bahkan sebuah tangga jatuh menghantam punggung suamiku.

"Sekarang mulai memuji Dia," seru Gene ditengah-tengah deru angin.
Ledakan berikutnya adalah yang paling buruk. Kami tidak mampu melakukan apa-apa. Hanya Tuhan yang sanggup menolong kami.
Segalanya di luar kontrol, tapi kami mengenal kadaulatan Allah.
Kami menyadari bahwa maut dapat menerkam setiap saat. Akan tetapi kami berseru, "Terima kasih Yesus! Terima kasih Tuhan!"

Tiba-tiba kedamaian memenuhi hatiku seperti air bah. Suara yang manis memenuhi hatiku,"Aku telah mendengar seruan minta tolongmu. Aku telah menjinakkan langit untukmu. Apapaun yang terjadi di sekelilingmu, Aku ada di sini untuk melindungi kalian."
Air mata membanjiri wajahku karena aku tahu bahwa Ia akan menolong kami. Seakan-akan lengan-Nya yang kuat merangkul kami. Kami tahu bahwa kami akan selamat.

Akhirnya, tornado reda. Hujan yang amat deras membasahi kami. Kami selamat.
"Aku sangat bersyukur kita selamat," kata Wendy, putri kami. " Yesus melindungi kita, bukan?"
Meskipun terkubur di bawah puing-puing kecil yang banyak sekali, rambut kami penuh dengan pecahan kaca, kami selamat dan hanya mengalami luka-luka kecil.

Beberapa orang tewas dan banyak yang terluka parah karena musibah tornado yang mengerikan itu. Akan tetapi tangan Allah yang kuat itu melindungi keluarga kami. Kami memiliki hak istimewa untuk menceritakan kembali kisahnya di The Dallas Morning.



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan

14 November 2007

CARA PANDANG YANG SALAH

Tulisan ini diambil dari buku "DOA SYAFAAT" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 163-164, dengan perubahan seperlunya.



Pada suatu sore, seorang wanita baru pulang dari kantornya dengan mengendarai mobil sendirian. Tiba-tiba dari kaca spionnya dia melihat seorang pria sedang membuntutinya dengan truknya.
Merasa dibuntuti, wanita ini menjadi sangat panik dan takut. Maka ia mulai ngebut, berusaha melepaskan diri dari truk yang membututinya, tapi semua usahanya sia-sia. Kemudian ia membelok dan masuk ke jalan tol, tapi truk itu masih terus mengikutinya, sampai-sampai si wanita ini harus melanggar peraturan lalu-lintas.

Dalam kepanikannya, wanita ini berhenti di sebuah pompa bensin, dan ia lari masuk ke dalam kantor pompa bensin itu sambil berteriak-teriak. Pria pengemudi truk juga berhenti di pompa bensin itu, lalu ia berlari menuju ke mobil wanita itu, membuka pintu belakangnya, dan menarik keluar seorang pria yang sedang bersembunyi di jok belakang.

Wanita itu melarikan diri dari orang yang salah. Ia melarikan diri dari penolongnya! Si pengemudi truk, yang duduk di tempat yang lebih tinggi dapat melihat dengan jelas bahwa di jok belakang mobil wanita itu ada seseorang yang sedang bersembunyi, yang kemungkinan besar adalah seorang penjahat. Karena itu ia mengejar wanita itu untuk menyelamatkannya, walaupun ia juga harus mengambil resiko dalam pengejaran itu.

Sama seperti cerita di atas, cara pandang orang yang tidak percaya telah disimpangkan. Banyak orang lari dari Allah yang berniat menolong mereka dari kehancuran. Bagi kita yang mengenal-Nya, kita mengasihi Allah karena Ia telah terlebih dahulu mengasihi kita. Akan tetapi ketika orang-orang yang belum percaya mendengar bahwa ada Allah yang penuh kasih yang ingin menyelamatkan mereka dan bersedia mati bagi mereka, mereka hanya melihat hal-hal yang harus mereka serahkan dan rasa tidak puas karena kehilangan kesenangan itu.


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan

13 November 2007

MENUNDA

Tulisan ini diambil dari buku "SUNGAI ALLAH" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 117, dengan perubahan seperlunya.



Beberapa tahun yang lalu keluarga kami mengunjungi air terjun Niagara. Pada waktu itu musim semi, dan es sedang mengalir di sepanjang sungai.
Ketika saya melihat sebongkah es sedang mengalir mengikuti arus sungai mendekati air terjun, saya bisa melihat ada ikan mati di dalam bongkahan es itu.
Burung-burung camar yang hidup di darat sering mengikuti arus sungai untuk mencari ikan. Dan ketika mereka tiba di tepi air terjun, sayap mereka mengembang, dan mereka terbang menjauh dari air terjun.

Saya melihat seekor burung camar yang berusaha untuk menangkap ikan yang ada di dalam bongkahan es itu. Ia mencengkeram bongkahan es yang di dalamnya ada ikan matinya, dan berusaha untuk mengambil ikannya. Tapi, ia tampaknya menunda untuk segera pergi, dan dalam hati saya bertanya-tanya, kapan ia akan pergi meninggalkan tepi air terjun itu, supaya ia tidak jatuh ke dalam air terjun.
Burung itu terpikat oleh ikan di dalam bongkahan es itu, dan ketika ia tiba di tepi air terjun, dikepakkannya sayapnya dengan kuat. Burung itu mengepak dan mengepakkan sayapnya, bahkan ia mengangkat bongkahan esnya keluar dari air sungai. Saya pikir ia akan segera terbang.
Namum ia telah menunda terlalu lama, sehingga cakar-cakarnya membeku di dalam es tersebut. Esnya terlalu berat baginya, dan burung camar itu jatuh ke dalam jurang yang dalam.
Oh, bahayanya menunda.......



hanya karena kasih setia-Nya,
iwan

12 November 2007

DAYA TAHAN

Tulisan ini diambil dari buku "PERINTAHKAN JANTUNG ANDA BERDETAK LAGI" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 64-66, dengan perubahan seperlunya.



William Carey, "Bapak Misi Modern", ingin menerjemahkan Alkitab ke dalam sebanyak mungkin bahasa Indian.
Pada permulaan tahun 1832, rekannya menemukan nyala api yang sedang membakar ruang percetakan mereka. Para pekerja mencoba melawan api itu, tapi tidak berhasil. Segala sesuatu hancur.

Hari berikutnya, seseorang memberitahu Carey, "Saya sukar untuk memberitahukan kabar ini. Tempat percetakan telah terbakar."
Carey sangat terkejut. Perpustakaannya lenyap. Termasuk kamus-kamus, buku-buku tata bahasa, Alkitab-Alkitab, dan master-master Alkitab untuk 14 bahasa.
"Pekerjaan bertahun-tahun hilang dalam sekejap," ia berbisik.

Carey hanya mengambil sedikit waktu untuk bersedih.
"Kerugian memang besar," tulisnya, "tetapi kami tidak putus asa, pekerjaan dapat dimulai lagi dalam setiap bahasa. Kami ditekan, tapi tidak putus asa."

Berita kebakaran itu melambungkan nama Carey secara cepat di Inggris. Sumbangan dikumpulkan dan para sukarelawan menawarkan bantuan.
Pada akhir tahun itu juga (1832), Alkitab telah diterbitkan dalam 40 bahasa dan dialek.

Rahasia keberhasilan Carey adalah daya tahannya.
"Ada banyak kesukaran di setiap sisi," ia pernah menulis, "dan lebih banyak kesukaran lagi yang mengancam di masa yang akan datang. Karena itu kami harus maju."

William Carey membuat pilihan yang tepat. Ia langsung menatap musuh dan keadaan kekurangan. Kita dapat melakukan hal yang sama. Jangan menunda lagi. Lakukan sekarang juga!

hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID:
Gangguan-gangguan yang membandel, ketidakadilan, penundaan yang menyakitkan, dan bahkan trauma-trauma masa kecil, semuanya dapat diubahkan oleh Allah untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.
Paul G. Caram: "MENGUBAH KUTUK MENJADI BERKAT", hal. vii





GOD (STILL) SAYING:
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
Roma 12:12

10 November 2007

PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN

Artikel ini diambil dari "ALKITAB PENUNTUN HIDUP BERKELIMPAHAN" penerbit Gandum Mas, halaman 1486, dengan perubahan seperlunya.




Kata Ibrani untuk persepuluhan adalah "ma'ser" secara harafiah berarti sepersepuluh bagian.

Di dalam hukum Allah, bangsa Israel diwajibkan untuk memberikan sepersepuluh dari ternak dan hasil tanah mereka, dan juga sepersepuluh dari penghasilan mereka, sebagai pengakuan bahwa Allah telah memberkati mereka.

Persepuluhan dimaksudkan terutama untuk biaya-biaya ibadah dan sokongan bagi para imam. Allah menganggap umat-Nya bertanggung-jawab untuk mengatur sumber-sumber penghasilan yang telah diberikan-Nya kepada mereka di tanah perjanjian itu.

Inti persembahan persepuluhan adalah bahwa Allah memiliki segala sesuatu. Manusia diciptakan-Nya, sehingga manusia berhutang untuk setiap tarikan nafasnya. Tidak ada seorangpun yang memiliki sesuatu tanpa terlebih dahulu menerima dari Allah.
Di dalam hukum-hukum mengenai persepuluhan, Allah hanya memerintahkan mereka untuk mengembalikan kepada-Nya apa yang pertama-tama telah diberikan-Nya kepada mereka.

Selain persepuluhan, bangsa Israel juga dituntut untuk memberikan banyak persembahan yang lain kepada Tuhan, terutama dalam bentuk sebagai korban.
Kitab Imamat menjelaskan berbagai bentuk korban: Korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan, korban penghapus dosa, dan korban penghapus salah.

Di samping persembahan-persembahan yang telah ditentukan, bangsa Israel dapat memberikan persembahan sukarela kepada Tuhan. Misalnya, persembahan untuk pembangunan Kemah Suci di Gunung Sinai, persembahan untuk perbaikan Bait Suci dan untuk keperluan para imam.

Banyak kali juga dalam Perjanjian Lama, umat Allah menahan untuk tidak mengembalikan persembahan persepuluhan dan tidak memberikan persembahan yang telah ditentukan. Akibatnya banyak orang mengalami kemunduran dalam keuangan mereka.
Hal yang sama terjadi dalam zaman nabi Maleakhi, dan sekali lagi Allah menghukum umat-Nya karena menolak untuk memberikan persepuluhan.


Contoh-contoh dalam PL tentang persepuluhan dan persembahan mengandung banyak prinsip penting mengenai penatalayanan keuangan yang berlaku bagi kita:

  1. Kita harus ingat bahwa segala milik kita adalah milik Tuhan, sehingga apa yang ada pada kita bukan milik kita sendiri, melainkan telah dipercayakan Tuhan kepada kita, kita tidak punya hak milik atas apa yang ada pada kita.
  2. Kita harus memutuskan dalam hati untuk melayani Allah saja, dan bukan melayani uang.
  3. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa semua bentuk keserakahan adalah penyembahan berhala.
  4. Persembahan kita haruslah untuk memperluas Kerajaan Allah, khususnya pekerjaan gereja lokal dan penyebaran Injil ke seluruh dunia, untuk membantu mereka yang kekurangan, untuk mengumpulkan harta di surga, dan untuk belajar takut akan Tuhan.
  5. Pemsembahan kita haruslah sesuai dengan penghasilan kita.
  6. Dalam PL persepuluhan jumlahnya sepersepuluh. Kurang dari itu artinya tidak taat kepada Allah, dan sebenarnya mencuri dari Allah.
  7. Persembahan kita haruslah dengan kemurahan hati dan dengan sukarela. Jangan ragu-ragu untuk memberi lebih dari kemampuan kita, karena itulah sikap Yesus waktu menyerahkan diri karena kita.
  8. Yang penting bagi Allah bukan nilai keuangan persembahan kita tetapi taraf pengorbanannya.
  9. Persembahan kita harus dengan sukacita.
  10. Allah berjanji untuk memberikan berkat bagi kita sesuai dengan bagaimana kita memberikan persembahan kepada-Nya.

hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID:
Kita bukan memberikan persepuluhan, tetapi mengembalikan persepuluhan. Karena persepuluhan adalah milik Tuhan.
Bahkan milik Tuhan bukan hanya yang 10% saja, tetapi 100% yang ada pada kita.
Pdt. Timotius Arifin





GOD (STILL) SAYING:
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Maleakhi 3:10

09 November 2007

KEINGINAN KITA

Seringkali pengetahuan kita tentang jalan-jalan Tuhan dalam kehidupan ini amat sangat terbatas, sehingga bukannya mengalir dengan apa yang sedang Allah katakan dan yang sedang Allah lakukan, tapi justru kita menonjolkan apa yang kita inginkan untuk dikatakan dan dilakukan-Nya!

Berikut ada sebuah kisah nyata yang tepat menggambarkan hal itu.
Cerita ini diambil dari buku "SUNGAI ALLAH" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 95, dengan perubahan seperlunya.



Dalam buku "A View from the Zoo", Gary Richmond, seorang mantan penjaga kebun binatang, mengisahkan hal ini:

Racoon ( sejenis kucing hutan), akan mengalami perubahan hormon pada usia sekitar 2 tahun. Pada saat-saat terjadinya perubahan hormon itu, seringkali ia tanpa sebab yang jelas akan menjadi begitu agresif, sampai-sampai seringkali menyerang pemiliknya sendiri.

Seorang teman saya, Julie, mempunyai seekor racoon dengan umur yang mendekati 2 tahunan.
Karena saya tahu bahwa seekor racoon seberat 15 Kg akan setara dengan seekor anjing seberat 50Kg dalam sebuah perkelahian, maka saya rasa saya perlu untuk memberitahukan kepada sahabat saya ini mengenai masa-masa perubahan hormon pada seekor racoon dan akibat-akibat yang mungkin akan ditimbulkannya.

Julie mendengarkan dengan sopan ketika saya menjelaskan hal tersebut, tetapi saya tidak akan pernah melupakan jawaban yang dilontarkannya:
"Akan berbeda bagiku...."
Dan ia tersenyum ketika ia menambahkannya, "Racoonku, si Bandit, tidak akan menyerangku. Ia benar-benar tidak akan menyerangku."

Tiga bulan kemudian sahabat saya Julie harus menjalani sebuah pembedahan karena wajahnya terkoyak ketika racoonnya menyerangnya dengan alasan yang tidak jelas.
Akhirnya si Bandit dilepaskan ke hutan....


Julie menilai racoonnya berdasarkan apa yang diinginkannya.
Kita pun juga sering melakukan hal ini terhadap Allah dan jalan-Nya.
Akibatnya? Sudah dapat diduga........


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan





PEOPLE SAID:
Setiap pintu yang ditutup Tuhan adalah pintu penjara bagi kita.
Seringkali dengan amat sangat kita memohon kepada Tuhan untuk dibukakan pintu yang telah ditutup-Nya. Dan setelah masuk, kembali dengan lebih amat sangat lagi kita memohon untuk dapat keluar dari padanya.
Saya pernah membacanya (tapi lupa di mana)




GOD (STILL) SAYING:
Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Yesaya 55:9

08 November 2007

KETEKUNAN

Tulisan ini diambil dari buku "SUNGAI ALLAH" karangan Dutch Sheets, penerbit Immanuel, halaman 219-220, dengan perubahan seperlunya.




Setelah mengalami luka bakar yang hebat di kakinya pada umur 5 tahun, Glenn Cunningham divonis oleh para dokter bahwa ia akan lumpuh dan harus menghabiskan sisa hidupnya di atas kursi roda.
"Ia tidak akan bisa berjalan lagi," dokter berkata. "Tidak ada harapan."

Para dokter memeriksa kakinya, namun mereka tidak bisa melihat hati Glenn Cunningham. Ia tidak mendengarkan para dokter tersebut dan berniat untuk berjalan kembali.
Sambil berbaring di tempat tidurnya, dengan kaki yang merah dan kurus tertutup jaringan bekas luka, Glenn bernazar, "Minggu depan saya akan turun dari tempat tidur ini. Saya akan berjalan."
Dan ia melakukan seperti yang dikatakannya!

Ibunya menceritakan bagaimana ia biasa menyingkapkan korden dan melihat ke luar melalui jendela untuk melihat Glenn berusaha untuk menjangkau dan berpegangan pada sebuah traktor tua di halaman. Dengan sebuah tangan pada masing-masing pegangan traktor itu, Glenn mulai memfungsikan kaki-kakinya yang bengkok dan tidak sempurna.

Dan dengan rasa sakit dalam setiap langkahnya, ia semakin mendekati kemampuan untuk berjalan. Setelah itu dengan segera ia mulai berlari-lari kecil, jauh sebelum ia bisa berlari sungguhan. Ketika ia mulai berlari, ia menjadi semakin tekun berlatih.
"Saya selalu yakin bahwa saya bisa berjalan, dan saya berjalan. Sekarang saya akan berlari lebih cepat daripada setiap orang yang bisa berlari."

Dan dia berhasil!
Ia menjadi seorang pelari satu mil yang hebat, yang pada tahun 1934 mencatat rekor dunia dengan catatan waktu 4:06.
Ia dihargai sebagai atlet berprestasi abad ini....


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID:
Jika saya mengharapkan kehidupan saya menjadi sempurna, itu akan menyenangkan, namun saya harus menolaknya karena kehidupan yang sempurna itu tidak lagi akan mengajarkan sesuatu kepada saya.
Allyson Jones, seperti yang ditulis pada "Sungai Allah" hal. 220




GOD (STILL) SAYING:
Keleh pahari barakaharap dengan Tuhan tuntang hanjak, keleh sabar huang kasusah, tuntang baketep huang lakudoa
Roma 12:12 - Perjanjian Baru bahasa Ngaju

06 November 2007

EMAS

Tulisan ini saya ambil dari buku "HATI YANG BERKOBAR" karangan John Bevere, penerbit Immanuel, halaman 121-126, dengan perubahan seperlunya.




Karena Allah membandingkan pemurnian tubuh Kristus dengan pemurnian emas dan perak, maka perlu bagi kita untuk mengetahui bagaimana sifat-sifat emas murni dan bagaimana seorang ahli emas pemurnian emas.

Sifat-sifat emas murni adalah:
  • Lunak, lentur, mudah dibentuk
  • Tahan karat
  • Bening
Dalam bentuknya yang paling murni (24 karat / logam mulia), emas mempunyai sifat lunak, lentur, dan mudah dibentuk. Bila emas dicampur dengan logam-logam lain (bukan lagi 24 karat), maka emas tersebut menjadi lebih keras, dan kurang lentur.
Semakin tinggi prosentase campurannya, semakin keras pula emas itu, dan semakin sukar untuk dibentuk.

Demikian pula dengan kita. Suatu hati yang murni di hadapan Allah adalah hati yang lunak, lembut, dan mudah dibentuk. Dosa, yang adalah ketidak-taatan kepada cara-cara atau otoritas Allah, adalah zat tambahan yang akan mengubah hati kita menjadi keras dan sukar dibentuk. Semakin bertumpuk dosa, semakin keras pula hati kita.
Kekerasan hati ini akan menghalangi kemampuan kita untuk mendengar Allah, sehingga kita akan menjadi orang yang suam-suam, yang selalu menyenangkan diri dengan dunia sambil berharap untuk menerima surga juga. Jika demikian halnya, maka kita tertipu (Allah akan memuntahkan semua yang suam-suam, Wahyu 3:16).

Sifat lain dari emas adalah ketahanannya terhadap karat. Walaupun logam lain memudar karena perubahan di alam sekitarnya, tetapi perubahan itu tidak akan memudarkan emas murni.
Zat-zat campuran akan melemahkan sifat tahan karat ini. Semakin tinggi kadar campurannya, semakin rentan emas itu terhadap karat dan perubahan.
Saat ini gereja juga telah tercampur dengan sistim dunia, yang menyebabkan gereja memudar. Kita selalu mengejar nafsu jasmaniah (yang kita sebut sebagai berkat Allah), sehingga kita menjadi tidak peka akan suara Allah, dan kita semakin tidak menyadari kebutuhan akan kekudusan.

Lalu, bagaimana cara tukang emas memurnikan emas?
Dalam proses pemurnian, emas akan dicampur dengan suatu zat yang dinamakan "flux", kemudian dipanaskan di atas api sampai mencair. Zat-zat campuran dan kotoran-kotoran akan ditarik oleh flux tersebut, dan akan muncul ke permukaan, sedangkan emas murni akan berada di bagian bawah ( karena emas lebih berat dari zat-zat campurannya). Zat-zat campuran dan kotoran-kotoran ini lalu dipisahkan dari emas murninya.

Kita dimurnikan juga dengan cara dipanaskan, bukan dengan api fisik, tetapi dengan api Allah, yaitu pencobaan dan penderitaan. Ketika Allah mengijinkan pencobaan dan penderitaan menimpa kita, maka akan muncullah hal-hal yang tersembunyi dalam hati kita, yang bahkan kadang-kadang kita sendiri tidak mengetahui bahwa itu ada dalam hati kita! Ingat tulisan beberapa waktu yang lalu tentang spon yang jenuh dengan air lalu ditekan?

Namun demikian, apakah proses pemurnian diri kita akan berhasil atau tidak, itu sepenuhnya tergantung dari tanggapan yang kita berikan pada waktu pencobaan dan penderitaan itu kita alami. Bila setelah dosa dan kesalahan kita dinyatakan oleh Tuhan dan lalu kita menanggapinya dengan ketaatan dan kerendahan hati, maka proses pemurnian itu akan berhasil. Tetapi sebaliknya, bila kita tidak mau membuang dosa-dosa dan kesalahan yang telah dinyatakan itu (karena kita masih menginginkannya), maka proses pemurnian itu tidak berhasil, dan mungkin akan diulang dan diulang dan diulang lagi. (Apakah karena hal ini maka ada orang-orang yang terus-menerus masuk dalam pencobaan dan penderitaan yang sama dalam waktu yang lama?).

Setelah dimurnikan, maka emas itu akan menjadi bening seperti kaca. Tukang emas akan tahu bahwa semua kotoran dan campuran telah dipisahkan ketika ia dapat bercermin pada emas itu.
Demikian pula dengan kita. Setelah dimurnikan maka kita juga akan menjadi bening seperti kaca, sehingga orang-orang di sekeliling kita dapat melihat "isi" kita, yaitu Tuhan yang diam di dalam kita.


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan





PEOPLE SAID:
Sebuah botol yang bening tidak memuliakan dirinya sendiri, melainkan memuliakan isinya.
Semakin murni kita, semakin jelas dunia bisa melihat Yesus di dalam kita.
John Bevere: "HATI YANG BERKOBAR" halaman 126





GOD (STILL) SAYING:
Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.
2 Timotius 2:19b

05 November 2007

BERPIKIR POSITIF

Tulisan in diambil dari Surat Gembala di sebuah majalah gereja, tanpa seijin penulisnya, Ibu Fifi Sarah Yasaputra.




Syallom...

Di dalam hidup ini ada saatnya ketika kita diperhadapkan dengan berbagai masalah hidup yang kadangkala membuat kita "down".

Apakah yang ada dalam pikiran kita?
Jika pikiran kita dibawa kepada hal-hal yang negatif, pastilah itu akan mempengaruhi sikap hidup kita ke arah negatif juga. Dan saat itulah yang ditunggu-tunggu oleh Iblis yang selalu menginginkan kehancuran hidup kita.

Sebagai putra-putri Kerajaan Allah, jangan sampai kita meragukan kedahsyatan Tuhan dan Raja kita. Putar haluan ke arah yang positif dengan memandang masalah-masalah itu justru sebagai batu loncatan menuju keberhasilan dan kemenangan.

Dalam Kitab Kejadian, Tuhan menamai kegelapan itu sebagai "malam". Kegelapan itu sepertinya bersifat kekal. Tetapi Tuhan menyebut "malam" yang artinya "hanya sesaat, 12 jam saja, dan akan datang pagi".

Mazmur 30:6b berkata: "Sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai."

Namailah "persoalanmu" itu dengan "berkat", dan "kesukaranmu" sebagai "pembentukan karakter".
Ketahuilah bahwa rencana Tuhan atas hidup kita adalah keberhasilan dan kemenangan, seperti Kristus sendiri yang telah menang, terhadap maut sekalipun.

Yesaya 12:2-3: "Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar, sebab Tuhan Allah itu kekuatanku dan mazmurku. Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan."

Jangan terlena dengan ketidakberdayaan. Sudah waktunya bangkit! Milikilah pikiran seperti pikiran Kristus!

Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Jadi Akhirnya saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan yang patut dipuji, pikirkanlah semua itu!

Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar, dan apa yang telah kamu lihat pada-Ku, lakukanlah semua itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu. Amin




hanya karena kasih setia-Nya,
iwan





PEOPLE SAID:
Ubahlah dulu cara berpikir Anda, maka akan berubah juga keadaan Anda.
Hanya satu hal saja yang tidak mengalami perubahan, yaitu kematian.
Jadi jika kita tidak bersedia berubah itu artinya kita memilih kelumpuhan yang membawa kematian sebelum ajal menjemput....
Pdt. Mikhael Sudarmanto



GOD (STILL) SAYING:
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Filipi 4:8

02 November 2007

PERCAYA

Tulisan ini diambil dari buku "HATI YANG BERKOBAR" karangan John Bevere, halaman 104-105, dengan perubahan seperlunya.




Pada masa sekarang ini makna kata "percaya" telah berkurang dari yang seharusnya. Hal ini disebabkan salah satunya karena pengajaran yang kurang tepat tentang kata itu.

Karena banyaknya kothbah-kothbah yang kurang menyerukan perlunya pertobatan, maka banyak orang yang walaupun mengaku percaya akan adanya Yesus, tetapi belum berpaling dari gaya hidup mereka, yaitu gaya hidup mencari apa yang dicari oleh dunia. Mereka terus hidup untuk diri mereka sendiri, sambil mempercayai suatu keselamatan intelektual dan emosional yang tidak nyata (mereka tertipu!, mereka berpikir bahwa mereka selamat, padahal tidak!).

Dalam Alkitab, kata "percaya" tidak hanya berarti mengakui keberadaan Yesus, namun juga mentaati kehendak-Nya dan mentaati Firman-Nya. Percaya adalah taat.

Bukti dari kepercayaan Abraham ada dalam ketaatan yang sesuai dengan kepercayaannya. Memperhatikan panggilan untuk pengudusan, ia meninggalkan keluarga, sahabat, dan negaranya. Di kemudian hari ia mempersembahkan apa yang paling berharga baginya: anaknya. Tidak ada sesuatu-pun, bahkan anaknya, yang lebih berarti baginya daripada mentaati Allah. Itulah iman yang sejati. Itulah sebabnya ia diberi penghargaan sebagai "bapak segala bangsa".

Apakah sekarang ini kita melihat iman seperti iman Abraham?
Bagaimana kita telah begitu tertipu?

Hanya berkata bahwa kita mempunyai iman tidak membuktikan keselamatan kita. Bagaimana iman bisa nyata tanpa tindakan ketaatan yang sepadan, yang menghasilkan kekudusan sejati?

Dengarlah lagi kata-kata Yakobus: "Jadi kamu lihat bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, dan bukan hanya karena iman."


hanya karena kasih setia-Nya,
iwan




PEOPLE SAID
Yesus tidak sedang melihat maksud, harapan, atau pengetahuan kita tentang apa yang benar. Ia sedang melihat pekerjaan kita!
John Bevere: "HATI YANG BERKOBAR" halaman 104.



GOD (STILL) SAYING
Bukan setiap orang yang berseru kapada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Matius 7:21