17 Juli 2007

PERTOBATAN

Artikel ini diambil dari buku "SUNGAI ALLAH" karangan Ductch Sheets, halaman 107-113, dengan sedikit perubahan.



PERTOBATAN BERARTI TIDAK AKAN PERNAH BERKATA "SAYA MENYESAL" LAGI

Apakah sebenarnya "pertobatan" itu? Pertobatan bukanlah berbalik dari dosa dan mengarah kearah yang lain. Bukan juga penyesalan yang dalam atau rasa duka terhadap dosa tersebut.
Hal-hal ini bukannya tidak berhubungan dengan pertobatan - memang berhubungan. Namun membatasi definisi kita tentang pertobatan pada hal-hal ini berarti merampok kuasa pertobatan yang luar biasa, yang akan mengadakan transformasi yang sejati.

Karena kita tidak benar-benar memahami pertobatan, terlalu banyak orang Kristen yang berulang kali berusaha melewati penyebabnya untuk langsung mendapatkan hasilnya. Inilah alasan mengapa kita begitu sering "bertobat" untuk hal yang sama berulang kali.
Ini juga sebabnya mengapa hanya 3 sampai 5 persen dari orang-orang yang bertobat menjadi pengikut Yesus Kristus yang sejati.

Ada 3 kata yang membentuk proses pertobatan, yaitu: "pewahyuan", "pertobatan", dan "berbalik kepada Allah". Dengan mendefinisikan ketiga kata itu dengan benar, kita akan mampu unutk memahami proses pertobatan

PEWAHYUAN
"Pewahyuan" berasal dari kata "apokalupsis" yang berarti "membuka selubung atau membuka penutup" (kalupsis=tutup atau selubung, apo=tanggal/lepas atau buang). Ini menunjuk kepada Allah yang mengangkat selubung yang menyelubungi pikiran manusia untuk menyatakan informasi kepada mereka dengan perspektif ilahi.

PERTOBATAN
"Pertobatan" adalah kata Yunani "metanoia" dan secara harafiah diartikan "mengetahui kemudian" (meta=kemudian, noeo=mengetahui). Pertobatan adalah sebuah pengetahuan, persepsi atau pemahaman baru yang kita ketahui "kemudian", yaitu setelah pemahaman kita sebelumnya. Pertobatan adalah sebuah perubahan pikiran.

BERBALIK KEPADA ALLAH
"Berbalik kepada Allah" adalah "epistrepho". Kata ini berarti "berbalik dan pergi menuju ke arah yang baru", atau "kembali". Ini adalah akibat / hasil dari pewahyuan dan pertobatan.

Kisah Para Rasul 3:19 dalam bahasa Inggrisnya: "Repent (bertobatlah) therefor and return (kembalilah/berbaliklah)."
Perhatikan bahwa pertobatan (metanoia) terlebih dahulu, baru kemudian berbalik kepada Allah (epistrepho).
Dengan kata-kata kita sendiri: "Bertobatlah, supaya kamu dapat berbalik ke jalan Allah."
Atau lebih jelasnya: "Dapatkan pengetahuan atau perspektif Allah mengenai hal ini, cari tahu apa yang sedang dikatakan-Nya, supaya kamu dapat berbalik dan berjalan di jalan-Nya."

Marilah kita rangkum ketiga kata tersebut.
Manusia membutuhkan pembukaan selubung (pewahyuan) untuk memberinya sebuah pemahaman yang baru dengan perspektif Allah (pertobatan) sehingga ia dapat berbalik dan berjalan di jalan Allah (berbalik kepada Allah).


Ketika Adam dan Hawa tidak taat dan memakan buah pohon terlarang, mereka sedang mengagungkan diri mereka sendiri - menjadi "seperti Allah" (Kejadian 3:5) - dan mengagungkan hikmat dan pengetahuan mereka sendiri. Ketika hal ini terjadi, sebuah selubung menyelubungi pikiran mereka terhadap kebenaran Allah (lihat 2Korintus 4:3).
Mengagungkan pengetahuan mereka sendiri membutakan mereka terhadap pengetahuan Allah.
Ketika selubung menyelubungi pikiran mereka, maka mulai saat itu hidup manusia dipimpin oleh pikirannya. Segala sesuatu yang tidak masuk akal akan sukar diterima. Padahal, Allah ingin agar hidup kita bukan dipimpin oleh pikiran, tetapi dipimpin oleh roh. Dan Kristus datang untuk memulihkan kehidupan kita ke pola Allah: hidup oleh roh.

Karena penutupan selubung (kalupsis) dan pembutaan ini, maka manusia memerlukan pembukaan selubung (apokalupsis - pewahyuan) untuk memberi mereka sebuah pengetahuan baru dari Allah (metanoia - pertobatan), sehingga memampukan mereka untuk berbalik dan berjalan di jalan Allah (epistrepho - berbalik atau kembali) lagi.

Allah terus-menerus - dan terkadang secara lebih intensif - berusaha menerangi kita ke dalam cara berpikir-Nya sehingga kita dapat terus berjalan di jalan-Nya. Ketika "berbalik kepada Allah" diperlukan - yaitu perbaikan-perbaikan, perubahan - kita harus melakukannya.
Dari definisi ini kita bisa melihat bahwa pertobatan tidak harus melibatkan dosa. Setiap saat Ia menyesuaikan kita pada cara berpikir-Nya melalui sebuah pewahyuan Roh Kudus, yang seharusnya terjadi secara rutin, ini adalah sebuah pertobatan. Dan kita dapat berbalik dan berjalan di jalan-Nya.

Seluruh gaya hidup kita seharusnya merupakan salah satu pertobatan, sementara kita secara terus-menerus mempelajari jalan-jalan-Nya.



hanya karena kasih-Nya,
iwan







PRHASE OF THE DAY
Ketika Adam dan Hawa tidak taat dan memakan buah pohon terlarang, mereka sedang memuja diri mereka sendiri - menjadi "seperti Allah", dan memuja hikmat dan pengetahuan mereka sendiri.
Ducth Sheets: "SUNGAI ALLAH" hal. 112
Penerbit Immanuel, cetakan pertama th.2000





WORDS OF GOD
Yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yang adalah gambaran Allah.
2Korintus 4:4

Tidak ada komentar: