05 Juli 2007

PENGAMPUNAN

Matius 18:21-35 mengajar kita tentang mengampuni sesama. Kita diajar untuk mengampuni sesama kita sebanyak 70 x 7 kali.
Karena 7 adalah angka sempurna, maka maksud Tuhan dengan mengampuni sebanyak 70 x 7 adalah mengampuni tanpa batas, atau mengampuni sebanyak kesalahan dibuat.

Kita baca di ayat 23-34 tentang seseorang yang berhutang kepada raja sebanyak 10.000 talenta. Orang ini tidak bisa membayar hutangnya, sehingga raja memerintahkan supaya dia dijual beserta anak istri dan segala miliknya untuk membayar hutangnya. Orang ini lalu sujud dan menyembah raja, meminta raja bersabar dan dia berjanji untuk melunasi hutangnya.
Raja tergerak hatinya oleh belas kasihan, dan membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

Mari sedikit berhitung.
Bila kita andaikan yang dihutang orang tersebut adalah 10.000 talenta perak, maka hutangnya adalah sebesar:
1 talenta = 34 Kg.
10.000 x 34 Kg perak = 340.000 Kg perak.
Bila 1 Kg perak seharga Rp. 1 juta, maka hutangnya adalah: 340.000 x 1 juta = Rp. 340.000.000.000 atau 340 milyar.
Cukup besar bukan?

Itu kalau perak. Sekarang coba hitung kalau yang dihutang adalah 10.000 talenta emas.
Hutangnya: 10.000 x 34 Kg emas = 340.000 Kg emas
Bila 1 Kg emas seharga Rp.150 juta, maka hutangnya adalah:
340.000 x Rp. 150 juta = Rp. 51.000.000.000.000 = Rp. 51 triliun.
Uang sebesar ini bisa membuat sebuah negara menjadi krisis moneter lho!
Sudah terbayang kan berapa besar hutang orang itu?

Kalau kita baca bahwa raja memerintahkan orang itu beserta anak istrinya dan segala hartanya dijual untuk membayar hutangnya, dan permohonan orang itu agar raja bersabar sehingga dia bisa melunasi hutangnya, maka paling tidak orang ini masih punya harta, walaupun mungkin tidak cukup untuk melunasi hutangnya.
Tetapi raja mengampuni dan menghapus hutang orang ini! Raja tidak menyita harta yang masih dimiliki orang tersebut, baru kemudian menghapus sisa hutangnya, tetapi semua hutangnya dihapus begitu saja.

Saya rasa demikian juga yang akan terjadi bila kita mohon ampun atas dosa dan kesalahan kita. Apabila kita bersungguh-sungguh mohon ampun, sehingga Tuhan tergerak hati-Nya dan berbelas-kasihan kepada kita, maka semua dosa dan kesalahan kita hanya dihapus begitu saja.

Kita teruskan, ketika orang yang sudah dihapuskan hutangnya ini keluar dari hadapan raja, dia bertemu dengan temannya yang berhutang kepadanya sebesar 100 dinar. 1 dinar adalah upah orang bekerja 1 hari, mungkin kalau saat ini ya sekitar Rp. 75.000.
Jadi 100 dinar adalah 100 x Rp. 75.000 = Rp. 7.500.000.
Banyak? Nggak lah kalau dibandingkan hutangnya yang telah dihapuskan oleh raja. Malahan bisa dibilang hutang temannya ini nggak ada apa-apanya. Keciiiil sekali.

Tetapi walaupun temannya sudah sujud dan mohon penundaan waktu untuk melunasi hutangnya, orang tersebut menolak dan memenjarakan temannya. Akhirnya, teman-teman dari teman orang ini melapor kepada raja tentang kelakuan orang tersebut, dan raja menangkap orang itu.

Pelajaran yang bisa kita ambil dari perumpamaan ini adalah bahwa kita tidak akan diampuni kalau kita tidak mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita. Seperti doa yang diajarkan oleh Yesus Kristus: ampunilah kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami.

Dengan kata lain, kita dapat kehilangan pengampunan Allah apabila kita tetap menyimpan dendam dan tidak mau mengampuni sesama kita.

Efesus 4:31-32 Rasul Paulus menegaskan bahwa kedengkian, dendam, dan perseteruan sama sekali bertentangan dengan iman kristiani, dan harus dibuang jauh-jauh.

Mau mengampuni? Memang kadang-kadang berat sih.
Mengapa berat? Karena untuk dapat mengampuni atau melupakan kesalahan orang, kita perlu punya Roh Kesabaran. Dan Roh Kesabaran ini bukan karunia, tapi Buah Roh.
Yang namanya Buah Roh itu tidak dapat hanya diterima saja, tetapi setelah benih Buah Roh diterima, kita harus memelihara, memupuk, menyirami, menjaga dan mengusahakannya sampai berbuah-buah.

Memang perlu waktu dan usaha untuk menumbuhkan Buah Roh. Tapi walaupun berat, kita harus tetap berusaha menumbuhkan Buah Roh, tidak hanya Buah Roh Kesabaran saja, tapi semua Buah Roh (Galatia 5:22-23) tanpa ada yang ketinggalan.

Karena, kalau kita tidak berbuah, maka kita tidak akan ada gunanya selain untuk ditebang dan dibuang ke dalam api (Matius 7:19). Panas kan di dalam api?

Hayo.... masih berani tidak berbuah???


Hanya karena Kasih-Nya,
iwan





PRHASE OF THE DAY
Bila "kesalahan" berjumpa dengan "ketidaksabaran", hasilnya adalah sikap tidak mau mengampuni, akar pahit, dan pertengkaran;
tetapi bila "kesalahan" berjumpa dengan "kesabaran" maka akan ada pengampunan, kemurahan, dan kasih.
Greg Zoschak : "Membangun Karakter Anda" hal.94
Penerbit Immanuel, 2003
(Buku ini saya sarankan untuk yang mau berbuah-buah)




WORDS OF GOD
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Efesus 4:31-32

Tidak ada komentar: