27 Juli 2007

EMAS YANG DIMURNIKAN DALAM API

Tulisan ini diambil dari buku "HATI YANG BERKOBAR" karangan John Bevere, halaman 121-126, dengan sedikit pengurangan dan sedikit penambahan, kalau ada.



Nabi Maleakhi mengatakan kepada kita bahwa pada zaman akhir Tuhan akan datang kepada gereja-Nya sebagai api yang memurnikan:
"Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan" Maleakhi 3:3.

Kata orang Lewi secara nubuatan mengacu kepada "imamat yang rajani" (I Petrus 2:9), adalah gereja. Nabi ini tidak bisa berkata, "Ia akan menyucikan orang-orang Kristen", karena istilah Perjanjian Baru itu belum diberikan.

Karena Allah membandingkan pemurnian imamat yang rajani ini dengan proses pemurnian untuk emas dan perak, maka kita harus memahami karakteristik emas dan perak dan bagaimana kedua logam ini dimurnikan. Seperti Yesus, kita akan berfokus pada emas.

Emas tersebar luas di alam, namun dalam jumlah yang sedikit. Jarang emas ditemukan dalam bentuknya yang murni. Dalam bentuknya yang paling murni emas bersifat lunak, lentur, dan bebas dari karat atau zat-zat lain. Bila bercampur dengan logam lain, misalnya tembaga, besi, nikel, emas menjadi lebih keras, kurang lentur, dan lebih mudah berkarat. Semakin tinggi persentase logam campurannya, semakin keras emas tersebut. Sebaliknya, semakin rendah persentase logam campurannya, semakin lunak dan fleksibel emas tersebut.

Kita segera bisa melihat persamaan yang diberikan Yesus: suatu hati yang murni di hadapan Allah adalah seperti emas murni, yang telah dimurnikan. Suatu hati yang lunak, lembut, dan lentur (mudah dibentuk). paulus memperingatkan bahwa hati dikeraskan oleh tipu daya dosa (Ibrani 3:13). Dosa, yang adalah ketidaktaatan kepada cara-cara dan otoritas Allah, adalah zat tambahan yang mengubah emas murni kita menjadi emas campuran, yang mengeraskan hati kita. Tidak adanya kelembutan ini menyebabkan hilangnya kepekaan, yang menghalangi kemampuan kita untuk mendengar suara-Nya.

Sayangnya, terlalu banyak orang di gereja yang mempunyai suatu bentuk keilahian tanpa hati yang lembut. Hati mereka tidak lagi berkobar untuk Yesus. Kasih yang begitu panas kepada Allah telah digantikan kasih kepada diri sendiri yang sangat dingin, yang hanya mencari kesenangan, kenyamanan, dan keuntungan diri sendiri.
Dengan menganggap keilahian itu sebagai suatu cara untuk mendapat keuntungan pribadi (I Timotius 6:5), mereka hanya mencari keuntungan dari janji dan mengesampingkan Pemberi Janji itu sendiri. Tertipu, mereka menyenangkan diri mereka dengan dunia, sambil berharap untuk menerima surga juga. Mereka adalah orang yang suam-suam di gereja.
Akan tetapi, Yakobus memperingatkan bahwa kekristenan yang murni "menjaga supaya diri sendir tidak dicemarkan oleh dunia" (Yakobus 1:27). Yesus datang untuk gereja yang murni, tanpa cacat atau cela (Efesus 5:27), sebuah gereja yang hatinya tidak terpolusi oleh sistim dunia!

Karakteristik lain dari emas adalah ketahanannya terhadap karat. Walaupun logam lain memudar karena cuaca, namun cuaca tidak memudarkan emas murni. Kuningan, walaupun menyerupai emas, tetapi tidak berperilaku seperti emas. Kuningan lebih mudah memudar. Kuningan tampak seperti emas, tetapi tidak memiliki sifat-sifatnya. Semakin tinggi logam campurannya, semakin rentan emas tersebut terhadap karat dan perubahan.

Saat ini sistim dunia telah masuk ke dalam gereja. Kita telah terpengaruh oleh perangainya, dan kita memudar. Dalam gereja, nilai-nilai kita tercemar dengan keduniawian. Kita telah mengejar nafsu jasmani kita dan menyebutnya sebagai berkat Allah. Membayangkan diri kita sendiri kaya dalam berkat-berkat ini, kita menjadi tidak peka dan tidak menyadari kebutuhan akan pemurnian.

Maleakhi menunjukkan bahwa Yesus akan memurnikan gereja-Nya, membersihkannya dari pengaruh dunia, tepat seperti orang memurnikan emas.Dalam proses pemurniannya, emas akan dicelupkan dalam serbuk dan kemudian dicampur dengan suatu zat yang disebut flux (pengangkat kotoran). Kemudian keduanya diletakkan di sebuah tungku perapian dan dilelehkan dengan api yang sangat panas. Kotoran-kotoran ditarik oleh flux dan muncul ke permukaan. Emas, yang lebih berat, tetap berada di dasar. Kotoran-kotoran itu akhirnya dibuang.

Dengarlah apa yang dikatakan Allah melalui Nabi Yesaya: "Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku menguji engkau dalam dapur kesengsaraan" (Yesaya 48:10). Dapur yang Ia gunakan untuk memurnikan kita adalah penderitaan, kesulitan, atau kesengsaraan, bukannya api fisik seperti yang digunakan untuk memurnikan perak atau emas.
Petrus menegaskan hal ini dengan berkata:
"Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berduka cita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu - yang jauh lebih tinggi nilainya dari emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api - sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kemuliaan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya kelak (I Petrus 1: 6-7).

Api allah yang digunakan untuk memurnikan adalah pencobaan dan kesengsaraan. Panas pencobaan dan kesengsaraan memisahkan kecemaran kita dari karakter Allah dalam hidup kita.

Dalam proses pemurnian ini, Allah tidak membuang kotoran-kotoran itu, jika itu bertentangan dengan kehendak kita. Paulus mengetahui hal itu dan oleh karena itu ia mendesak kita, "Marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah" (2 Korintus 7:1). Dan kepada Timotius dia menulis tentang hal ini:
"Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan. Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia. Jika seseorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang baik" (2 Timotius 2: 19-21).

Karya kekudusan adalah upaya kerja sama antara Tuhan dan kita. Ia memberikan anugerah, namun kita harus memohon pemurnian-Nya. Lalu, begitu Ia memulai proses tersebut, kita harus bekerja sama melalui kerendahan hati dan ketaatan. Pemurnian adalah suatu proses yang terus-menerus, berkesinambungan, dan seringkali menyakitkan, namun mengetahui hasilnya, seharusnya kita menerima proses tersebut.

Karakteristik lain dari emas dalam bentuknya yang paling murni adalah kebeningannya: "Dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening" (Wahyu 21:21). Ketika kita dimurnikan oleh pencobaan yang hebat, kita menjadi bening! Sebuah botol yang bening tidak membawa kemuliaan bagi dirinya sendiri, melainkan memuliakan isinya. Semakin murni kita, semakin dunia bisa melihat Yesus di dalam kita. Haleluya!

Daud, yang mempunyai hati yang berkenan kepada Allah, berseru, "Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari" (Mazmur 19:13). Biarlah ini juga menjadi seruan kita. Jika kita meminta Allah untuk memurnikan hati kita, Ia akan menunjukkan kotoran-kotoran yang tersembunyi dari mata kita. Allah mengetahui pikiran-pikiran dan maksud-maksud kita yang paling dalam, walaupun kita mungkin tidak mengetahuinya.
Pemurnia memperkuat apa yang sudah baik dan membersihkan atau membuang apa yang melemahkan atau mencemarkan. Karena alasan ini, Yesus menasehatkan gereja pada masa kini untuk membeli daripada-Nya emas yang dimurnikan dalam api agar kita menjadi kaya, bukan dengan apa yang dikejar oleh dunia, melainkan dengan apa yang kekal.


hanya karena kasih-Nya,
iwan






PHRASE OF THE DAY
Sebuah botol yang bening tidak membawa kemuliaan untuk dirinya sendiri, melainkan memuliakan isinya.
Semakin murni kita, semakin jelas dunia bisa melihat Yesus di dalam kita. Haleluya!
John Bevere: "HATI YANG BERKOBAR" hal. 126
Penerbit Immanuel, cetakan pertama, 2000






WORDS OF GOD
Aku menasehatkan engkau, supaya engkau membeli dari Aku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya,
dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukam;
dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Wahyu 3:18




BUKU
"HATI YANG BERKOBAR"
Karangan John Bevere
Penerbit Immanuel
Cetakan pertama, 2000
Harga (pada tahun 2005) Rp.29.000,-

Tidak ada komentar: