09 Juli 2007

BARTIMEUS

Bartimeus, seorang pengemis buta di luar kota Yerikho. Satu-satunya jalan untuk tetap hidup adalah merendahkan diri menjadi pengemis. Ia tidak punya masa depan dan harapan, sampai suatu hari ketika "arak-arakan Yesus" melewatinya.

Kisah Bartimeus ini bisa kita baca di Matius 20:29-34 dan di ayat pararelnya Markus 10:46-52 dan Lukas 18:35-43

Berikut saya salin narasi tentang Bartimeus yang saya baca di bukunya Tommy Tenney (salah satu pengarang favorit saya) yang berjudul "PENANGKAP TUHAN" halaman 61. Buku ini diterbitkan oleh penerbit Immanuel, cetakan kedua, 2002. Dengan tambahan dan penggantian kata-kata supaya enak dibaca.


Bartimeus sedang duduk di atas tempat yang kotor di pinggir jalan dengan mangkuknya dijulurkan seperti biasa, sementara matanya yang buta menatap kosong ke matahari. Mungkin dia tidak memperoleh banyak uang pagi itu, karena jalanan sepi.
Tetapi kemudian telinganya yang tajam mendengar suatu kegembiraan dan sorak-sorai dari ratusan suara yang berbeda di dalam gerbang kota. Lalu terdengarlah langkah-langkah kaki yang samar-samar bergerak melalui pintu gerbang.
Akhirnya, Bartimeus memutuskan untuk mengambil resiko mendapatkan tanggapan penuh amarah yang telah sering diterimanya. Ia harus menemukan seseorang - siapa saja - yang memiliki mata untuk melihat.
"Apa suara ribut-ribut itu? Apa yang terjadi?"
"Oh, itu Yesus."
"Maksudmu, Yesus yang itu? Yesus dari Nazaret, yang sering kita dengar?"
"Ya, Yesus itu."

Mungkin ia sedang mengambil resiko untuk dimaki orang, tapi ia harus mendesak untuk memastikan: "Apakah engkau yakin itu Dia?"

Bartimeus tidak tahu pasti, tapi ia bertekad untuk tidak ingin kehilangan kesempatan. Ia berpikir: "Nah, jika Yesus mendekat, aku harus melakukan sesuatu untuk menarik perhatianNya". Bahkan mungkin Bartimeus sudah berkata kepada orang-orang di sekitarnya:
"Kalian harus memaafkan aku, karena apa yang akan kulakukan mungkin akan mempermalukan kalian."
"Ada apa Batimeus? Apa yang akan kau lakukan?"
"Aku tidak akan membiarkan-Nya berada sedekat ini dan melewati aku!"
"Yesus anak Daud, kasihanilah aku!"
"Diamlah Bartimeus! Jangan membuat kekacauan!"

Jika Bartimeus mendengarkan teguran teman-tamannya, dia akan kehilangan perjumpaan ilahinya. Satu jeritan saja tidak cukup.
Kebanyakan kita tidak suka situasi dalam rentang waktu antara jeritan pertama kita dan tanggapan akhir Tuhan.
Teman-teman Bartimeus menjawab sebelum Yesus menjawabnya. Mereka berusaha sebisa mungkin untuk melarang Bartimeus sebelum takdir merubahnya.
Jika jawaban pertama yang kita dengar sebagai jawaban rasa lapar kita adalah "Tenanglah", mungkin itu bukan suara Tuhan.

Sesungguhnya, teman-teman Bartimeus tidak bisa melakukan apa yang Yesus bisa lakukan untuknya. Mereka merasa terganggu oleh jeritan Bartimeus karena menganggap jeritan itu sebagai gangguan, tetapi Allah tertarik pada jeritan itu karena Ia memandangnya sebagai penyembahan yang dilontarkan dari hati yang murni.

Teman-temannya memberitahukan untuk tenang dan diam, tetapi sesuatu dalam hatinya memberitahu Bartimeus bahwa hari itu adalah hari perjumpaan ilahinya. Jadi dia menjawab: "Kalian bukan orang buta seperti aku, kalian tidak membutuhkan Dia. Seseorang berkata bahwa Tuhan ada di dekat sini, dan aku tidak akan membiarkan Dia sedekat ini dan hanya melewati aku".

Diperlukan seseorang yang sangat rindu dan yang mempunyai tujuan untuk dapat menghentikan arak-arakan Yesus. Dan Bartimeus punya keduanya, kerinduan dan tujuan. Maka ia tidak akan sama lagi...

Bartimeus adalah orang buangan yang terlupakan di pinggir jalan. Bahkan kebanyakan orang menganggapnya tidak ada.
Tetapi pada hari itu Anak Allah menghentikan perjalanan-Nya hanya untuk menjawab jeritan Bartimeus dan untuk mencelikkan mata jasmaninya dan mata rohaninya.

Yesus masih akan menghentikan perjalanan-Nya untuk menjawab jeritan pengemis-pengemis yang buta dan lapar. Tetapi Ia tidak pernah berhenti untuk orang-orang yang sombong....

Apakah saat ini kita punya cukup kerinduan dan tujuan untuk dapat menghentikan perjalanan Yesus?




Hanya karena kasih-Nya,
iwan





PHRASE OF THE DAY
Jangan pernah meremehkan kuasa sesaat berada dalam hadirat Tuhan. Tiga puluh detik dalam manifestasi hadirat Tuhan mengubah seorang pembunuh bernama Saulus menjadi seorang martir bernama Paulus.
Tommy Tenney : "PENANGKAP TUHAN" hal 64
Penerbit Immanuel, 2002




WORDS OF GOD
Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui, berserulah kepada-Nya selama Ia dekat.
Yesaya 55:6

Tidak ada komentar: